Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) sebagai Pilar Peningkatan Kompetensi Guru Abad XXI Agar Lebih Kreatif, Inovatif, Produktif, dan Inspiratif
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa, & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
 |
Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum. |
"Kawan, bercerita dengan kata tanpa suara akan selalu menjadi kenangan sepanjang masa kala senja mulai menuju peraduannya untuk kemajuan dan kejayaan multigenerasi NKRI"
Guru itu digugu dan ditiru oleh peserta didiknya di kelas dan luar kelas sehingga sosok guru harus benar-benar menjadi sosok yang dapat menjadi teladan bukan sekadar memberi teladan dan menjadi contoh bukan sekadar memberi contoh. Guru-guru abad XXI akhir-akhir ini sedang diberikan vitamin dan virus-virus positif pengetahuan baru oleh Bapak Mendikdasmen RI, yaitu metode Deep learning untuk meningkatkan kompetensi guru-guru abad XXI di seluruh wilayah NKRI. Guru-guru di seluruh wilayah NKRI diharapkan dapat berubah dan mengubah metode pembelajarannya dengan metode deep learning agar dapat memperbaiki rapor Pendidikan Indonesia tahun 2024, yang disampaikan oleh Prof. Abdul Mu’ti bahwa sekitar 70 % masyarakat Indonesia tidak melek literasi numerik dan literasi menulis & membaca (dapat dibaca pada https://www.metrotvnews.com/play/NleC8OnJ-kemendikdasmen-rilis-rapor-pendidikan-2022-2024). Hal inilah yang ingin dilakukan percepatan dan peningkatan kualitas guru-guru abad XXI dan peserta didik yang tersebar di 38 provinsi NKRI.
Metode deep learning atau Pembelajaran Mendalam (PM) ini sebenarnya telah diterapkan sejak tahun 1970-an sehingga vitamin pengetahuan sebagai virus-virus positif bagi guru-guru di Indonesia. Hal ini dapat diingat kembali pada implementasi kurikulum 1970 -an yang telah menerapkan teori pembelajaran mendalam dan pembelajaran dangkal (Marton & Saljo, 1976), kemudian pada tahun 1990-2000-an mulai diterapkan teori konstruktivisme, project-based learning, keterampilan abad XXI, dan pada tahun 2010 – sekarang mulai diimplementasikan integrasi teknologi,isu global, dan literasi digital. Dengan demikian metode pembelajaran deep learning ini sebenarnya bukan hal baru bagi guru-guru pada zamannya yang telah menghasilkan guru-guru sekarang. Oleh karena itu, metode pembelajaran ini akan diterapkan kembali dengan berbagai inovasi dan integrasi berbasis konteks di sekolah masing-masing diharapkan dapat meningkatkan kompetensi guru dan peserta didik abad xxi di seluruh NKRI. Komitmen yang harus dimiliki oleh guru-guru dan peserta didik Abad XXI di seluruh NKRI selalu ditekankan penulis bahwa kurikulum itu baik pada zamannya. Oleh karena itu apa pun kurikulumnya yang terpenting guru dan peserta didiknya visioner untuk terus belajar dan membelajarkan diri, berkreativitas, mandiri, berkarakter, berintegritas, kreatif, inovatif, produktif, inspiratif, dan terus berliterasi dengan Arfuzh Ratulisa (rajin menulis dan membaca) dan terlibat aktif dalam DIKLISA (Dialog Pendidikan, Literasi, Bahasa, dan Sastra) sepanjang masa.
Tujuan penerapan metode deep learning dalam pembelajaran abad XXI diharapkan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik di Indonesia yang sampai saat ini kemampuan HOTS (higher order thinking skills) masih rendah. Posisi peserta didik di Indonesia berdasarkan hasil PISA 2018 baru dapat menjawab materi-materi level 1-3 saja sedangkan negara lain sudah sampai level 4-6. Hal inilah yang menunjukkan bahwa perlu dilakukan percepatan terapi untuk metode pembelajaran bagi seluruh peserta didik di Indonesia yang masih mengalami LOTS (lower order thinking skills). Oleh karena itu, Bapak Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah ingin menerapkan metode deep learning ini sebagai salah satu solusi alternatif bagi guru-guru abad XXI untuk diterapkan di kelas pada tahun ajaran baru tahun 2025/2026 nanti. Semangat untuk belajar, berlatih, berpraktik, bagi guru-guru mengenai deep learning melalu media cetak dan digital serta instansi-instansi terkait selama liburan sekolah ini terus ditingkatkan secara komprehensif dan berkelanjutan di 38 provinsi.
Metode deep learning yang terdiri atas 3 pilar:(1) mindful learning, (Pembelajaran Berkesadarna) (2) meaningful learning (Pembelajaran Bermakna), dan (3) joyful learning (Pembelajaran Menggembirakan) ini sebenarnya ringkasnya dapat dirumuskan dengan Pembelajaran berbasis BBM (BERKESADARAN, BERMAKNA, MENGGEMBIRAKAN) yang diintegrasikan dengan 2OP: OLAH PIKIR (INTELEKTUAL), OLAH HATI (ETIKA), DAN 2R:OLAH RASA (ESTETIKA), OLAHRAGA (KINESTETIK) secara holistik, terpadu, dan berkelanjutan. Pembelajaran dengan metode deep learning bertujuan untuk dapat menghasilkan profil lulusan 8 berdimensi, yaitu;(1)Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (2) Kewargaan;(3) Penalaran Kritis;(4) Kreativitas;(5) Kolaborasi;(6) Kemandirian; (7) Kesehatan, dan (8) Komunikasi. Pada prinsipnya metode pembelajaran deep learning ini diharapkan dapat menyuntikkan virus-virus positif bagi guru-guru dan peserta didik abad XXI agar berkarakter, tangguh jasmani dan rohani, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif. Oleh karena itu, proses pengubahan mindset guru dan peserta didik dengan tiga pilar deep learning yang diintegrasikan dengan 4 keterampilan olah pikir, hati, rasa, dan olahraga ini harus dimiliki bersama oleh guru-guru dan peserta didik abad XXI di seluruh wilayah NKRI.
Pembelajaran berbasis deep learning ini dapat dilaksankan dengan dengan komitmen bersama antara pemerintah pusat, provinsi, daerah, melalui dirjen GTK, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Sekolah, Pengawas, Kepala Sekolah, Guru, dan peserta didik serta praktisi Pendidikan, seperti dosen, penggiat literasi, dan lainnya. Oleh karena itu, implementasi metode pembelajaran deep learning ini harus dilakukan secara terus-menerus sosialisasinya, perencanaan programnya, monitoring dan evaluasinya, serta tindak lanjutnya. Dengan demikian, program ini bukan sekadar program dengan slogan dan nama baru tetapi betul-betul akan menjadi salah satu alternatif dan Solusi untuk meningkatkan kualitas guru-guru dan peserta didik di seluruh wilayah NKRI agar lebih baik, berkarakter, berintegritas, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif bagi seluruh masyarakat NKRI sepanjang hayat.
“Komitmen orang tua, masyarakat, dan pemerintah melalui pendidikan formal dan nonformal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa harus terus dilakukan terus-menerus dengan segala upaya dan berkelanjutan”
Kampus Jawara FKIP UNTIRTA Banten, 24 Juni 2024
Tidak ada komentar: