Melukis Rindu di Balik Gemuruh Air Terjun Jumog, Cerita Wisata Penuh Cinta Eks-SMP Gajah Mungkur 1 Manyaran

Print Friendly and PDF

Rombongan keluarga besar eks SMP Gajah Mungkur 1 Manyaran.


Melukis Rindu di Balik Gemuruh Air Terjun Jumog, Cerita Wisata Penuh Cinta Eks-SMP Gajah Mungkur 1 Manyaran

Karanganyar- majalahlarise.com -Kadang, rindu tak butuh kata. Ia hanya perlu sebuah perjalanan - perjalanan yang membawa kembali kenangan, tawa, dan kehangatan yang pernah terukir bersama. Itulah yang terasa begitu kuat saat rombongan eks guru dan karyawan SMP Gajah Mungkur 1 Manyaran melangkahkan kaki mereka menuju Air Terjun Jumog, Ngargoyoso, Karanganyar, Minggu pagi (6/7/2025).

Pukul delapan pagi, dari halaman sekolah yang dulu menjadi tempat tumpahnya dedikasi dan cinta untuk para siswa, rombongan memulai perjalanan. Tak hanya membawa bekal makanan, mereka juga membawa segenggam kenangan dan semangat kebersamaan yang tak pernah pudar oleh waktu.

Perjalanan dua jam menuju destinasi alam ini terasa hangat dengan obrolan ringan, tawa renyah, dan cerita-cerita masa lalu yang terus mengalir. Saat kendaraan berhenti di parkiran Air Terjun Jumog sekitar pukul 10.00 WIB, ada rasa haru yang perlahan menyusup bukan sekadar karena udara pegunungan yang menyapa lembut, tapi karena rasa syukur bisa kembali berkumpul dalam suasana yang begitu akrab.

Rombongan kemudian berjalan kaki sejauh 500 meter menuju lokasi air terjun. Jalanan menurun diapit pepohonan dan suara gemericik air membawa mereka seolah menyusuri lorong waktu. Setiap langkah bukan hanya menuju tempat wisata, tetapi juga menyusuri kembali jejak persahabatan, tawa di ruang guru, dan kerja sama saat mengabdi bersama.

Pengunjung menikmati pesona air terjun Jumog sambil mengabadikan lewat foto bersama.


Sebelum memasuki kawasan utama, mereka sempatkan untuk berfoto bersama. Satu jepretan sederhana, tapi menyimpan makna yang dalam kebersamaan yang bertahan, meski hari-hari pengabdian di sekolah telah usai.

Dan ketika mereka sampai di depan Air Terjun Jumog, rasa lelah perjalanan seolah lenyap. Suara air yang jatuh deras dari ketinggian menjadi nyanyian alam yang menyambut mereka. Hijaunya pepohonan dan sejuknya udara menyatu menciptakan ketenangan. Beberapa langsung membuka kamera, mengabadikan momen bersama latar alam yang begitu megah. Yang lain duduk di tepi batu, sekadar memandangi keindahan sambil menghela napas panjang menghargai hidup, mengenang masa lalu, dan bersyukur atas saat ini.

“Bukan hanya wisata, ini lebih seperti pulang ke pelukan kenangan yang membahagiakan,” tutur salah satu peserta yang tidak mau disebut namanya.

Pukul satu siang, rombongan mulai berkemas. Langkah mereka kembali menyusuri jalan menanjak menuju parkiran. Mereka melanjutkan perjalanan ke Mini Zoo Kemuning, Kemuning Sky Hills dengan hati yang lebih penuh tawa, penuh cerita, dan penuh cinta yang diam-diam menguatkan.

Air Terjun Jumog tak hanya menyuguhkan keindahan alam. Ia menjadi saksi sebuah perjalanan hati, tempat di mana rindu terobati, cerita lama kembali bersemi, dan persahabatan disiram ulang agar tetap hidup meski usia terus bertambah, meski hari terus berjalan.

Dan dari balik suara gemuruh air terjun itu, seolah ada bisikan lembut "Terima kasih, telah kembali menghidupkan kebersamaan. Jangan biarkan waktu menjauhkan yang pernah saling menguatkan". (Sofyan)




Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top