GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Kepuhsari Menuju Desa Sejahtera Mandiri, Sinergi Kementerian Sosial dan Masyarakat Wujudkan Kemandirian Ekonomi
![]() |
| Lestari Yuni Hastuti, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri mewakili Kepala Dinas Sosial saat memberi sambutan sekaligus membuka kegiatan. |
Kepuhsari Menuju Desa Sejahtera Mandiri, Sinergi Kementerian Sosial dan Masyarakat Wujudkan Kemandirian Ekonomi
Wonogiri- majalahlarise.com -Semangat menuju kemandirian desa kembali digaungkan melalui kegiatan Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat Desa Sejahtera Mandiri: “Branding dan Marketing Produk Lokal” yang berlangsung di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, mulai tanggal 8 hingga 11 Juli 2025. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten Wonogiri.
Ketua Pelaksana kegiatan, Suminto, dalam sambutannya menyampaikan pelatihan ini bukanlah kegiatan seremonial semata, melainkan bagian dari strategi besar untuk mendorong transformasi desa agar lebih berdaya dan mandiri secara ekonomi. Ia menegaskan bahwa pelatihan ini menjadi kelanjutan dari pelatihan agen perubahan yang sebelumnya telah dilaksanakan di Yogyakarta.
"Kami hadir di sini untuk menindaklanjuti kebijakan nasional yang telah menetapkan Desa Kepuhsari sebagai salah satu dari sembilan desa pilot project di Jawa Tengah. Empat agen perubahan yang sudah kami latih sebelumnya kini memiliki mandat untuk mengajak masyarakat berdiskusi, berinovasi, dan membangun desa agar tidak hanya dikenal sebagai desa budaya, tetapi juga desa yang mandiri secara ekonomi," ujar Suminto.
Sementara itu, Lestari Yuni Hastuti, Kabid Linjamsos Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri yang mewakili Kepala Dinas Sosial, menambahkan pelatihan ini merupakan bagian dari implementasi kebijakan pengentasan kemiskinan ekstrem yang ditargetkan tuntas pada 2025. Desa Kepuhsari masuk dalam 25 lokus desa miskin ekstrem berdasarkan indikator yang disusun oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten (TKPKK).
“Melalui program Desa Sejahtera Mandiri, Kementerian Sosial ingin memperkuat strategi pemberdayaan berbasis potensi lokal. Bantuan modal usaha, pelatihan kewirausahaan, hingga pendampingan intensif akan terus dikawal agar program ini tidak hanya sukses di atas kertas, tapi benar-benar dirasakan oleh masyarakat,” ungkapnya.
Camat Manyaran, Toto Tri Mulyarto, S.STP., M.Si., yang turut hadir menyambut gembira pelaksanaan pelatihan ini. Ia menyampaikan bahwa masuknya Desa Kepuhsari dalam program desa dampingan merupakan momentum penting bagi kemajuan ekonomi masyarakat Manyaran.
“Kepuhsari sudah dikenal luas, bahkan hingga mancanegara, berkat kerajinan wayang kulitnya. Namun pandemi COVID-19 membuat segalanya kembali ke titik nol. Maka pelatihan ini menjadi langkah awal untuk bangkit. Produk lokal kita, seperti kerajinan, peternakan kambing dan sapi, hingga kelompok kuliner dan wisata, perlu strategi branding dan pemasaran yang tepat,” jelas Camat Toto.
Ia juga mengajak seluruh peserta untuk menyadari banyak potensi yang bisa dijadikan kekuatan desa. Bahkan kegiatan peternakan yang dilakukan warga selama ini bisa diangkat menjadi brand tersendiri.
“Banyak pembeli dari luar daerah datang ke Kepuhsari menjelang Idul Adha untuk mencari ternak. Ini potensi besar. Jika kita bisa mengangkatnya dalam bentuk brand ‘Gulai Sapi Kepuhsari’ atau ‘Sentra Ternak Kepuhsari’, itu akan menjadi kekuatan ekonomi baru,” lanjutnya.
Kepala Desa Kepuhsari, Sularjo, turut menuturkan pelatihan ini harus benar-benar dimanfaatkan. Ia berharap warga bisa membangun kesadaran kolektif bahwa kemajuan desa tidak akan datang jika hanya mengandalkan bantuan, melainkan dari kerja keras dan kreativitas warga itu sendiri.
“Mari kita laksanakan pelatihan ini dengan sebaik-baiknya. Kita punya potensi luar biasa, dari kerajinan bambu, anyaman, kuliner hingga peternakan. Tapi semua itu tidak akan berarti kalau kita tidak kompak untuk menjadikannya produk unggulan yang dikenal luas,” terang Sularjo.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 30 peserta dari berbagai latar belakang kelompok usaha di desa, seperti perajin wayang kulit, pengelola wisata, pelaku UMKM kuliner, peternak, dan pengelola limbah kreatif. Selama empat hari, peserta akan mendapatkan materi tentang branding, strategi pemasaran digital, komunikasi publik, hingga leadership dalam membangun bisnis lokal. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...


Tidak ada komentar: