GIVE RADIO IKOM UNIVET












Redaksi / Pemasangan Iklan






Total Tayangan Halaman

Prestasi
Mahasiswa Unisri Raih Medali Emas dan Perak di Ajang Inovasi Produk Internasional di Hanoi, Vietnam
Solo- majalahlarise.com -Prestasi membanggakan kembali ditorehkan mahasiswa Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta di kancah internasional. Dalam ajang bergengsi Product Innovation Competition 2025 yang merupakan bagian dari The 11th International Conference on Sustainable Agriculture, Food, and Energy (SAFE2025) di National Economic University, Hanoi, Vietnam, delegasi Unisri sukses menyabet satu medali emas dan satu medali perak.
Tim peraih medali emas terdiri dari Yemima Kiara Hazelia Putri (FISIP), Salma Chika Meiasari (Teknologi Pangan), Nurul Munasiroh (Teknologi Pangan), Riska Nur A (Fakultas Ekonomi), dan Siti Arifah (Fakultas Pertanian), dengan bimbingan dari Dr. Nanik Suhartatik, Dekan Fakultas Teknologi Pangan Unisri.
Mereka mengusung inovasi produk cookies berbahan dasar labu kuning dan tepung ikan teri sebagai solusi pangan bergizi dalam upaya penanganan stunting pada anak.
“Produk ini kami kembangkan agar dapat disukai anak-anak. Rasanya manis, tidak amis, namun kaya akan protein hewani dan kalsium yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang,” jelas Dr. Nanik Suhartatik.
Produk ini mencerminkan komitmen kuat dari Program Studi Teknologi Pangan Unisri dalam mendukung program nasional penanggulangan stunting melalui inovasi berbasis penelitian.
Sementara itu, tim kedua berhasil meraih medali perak dengan mengangkat produk gummy candy berbahan kulit buah naga dan kurma. Tim ini digawangi oleh Rahayu Ning Tias (Teknologi Pangan), Rasya Alffridzy (Fakultas Hukum), Febe Rona Putri Margareta (Teknologi Pangan), Nareswari Tyaga Cahya D (FKIP), dan Carmelita Devina Cristy (Fakultas Ekonomi), dengan dosen pembimbing Dr. Merkuria Karyantina dan Irvia Resti Puyanda.
“Permen ini bertekstur kenyal dengan rasa manis alami, serta kaya zat besi yang sangat bermanfaat bagi remaja putri, terutama dalam mencegah anemia,” ujar Dr. Merkuria.
Kedua produk inovatif dari Unisri tersebut dinilai unggul oleh dewan juri internasional yang berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan India. Aspek penilaian meliputi kesiapan produk untuk dikomersialkan secara nasional dan global, kelayakan teknologi dan bisnis, serta ramah lingkungan.
“Keikutsertaan dan kemenangan ini menunjukkan bahwa Unisri sebagai Perguruan Tinggi Swasta di Solo terus aktif berkontribusi dalam forum internasional, menjamin mutu pendidikan, dan mencetak lulusan yang berkualitas dan inovatif,” pungkas Dr. Nanik Suhartatik.
Ajang ini tidak hanya menjadi wadah pengakuan atas inovasi mahasiswa, tetapi juga membuka peluang besar untuk kolaborasi global dalam bidang teknologi pangan dan pemberdayaan generasi muda menghadapi tantangan gizi dunia. (Sofyan)
Baca juga: SMP Negeri 2 Giritontro Gelar Diklat Jurnalistik, Cetak Pewarta Muda yang Kritis dan Inspiratif
Pendidikan
![]() |
Kepala SMP Negeri 2 Giritontro, Retno Wulandari, S.Pd., M.Pd saat memberi sambutan sekaligus membuka acara Diklat Jurnalistik. |
SMP Negeri 2 Giritontro Gelar Diklat Jurnalistik, Cetak Pewarta Muda yang Kritis dan Inspiratif
Wonogiri- majalahlarise.com -Semangat literasi dan kepenulisan kembali digaungkan oleh SMP Negeri 2 Giritontro dalam Diklat Jurnalistik yang digelar pada Kamis (10/7/2025) bertempat di Ruang Multimedia sekolah. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 13.00 WIB ini diikuti oleh puluhan siswa dari ekstrakurikuler jurnalistik, dengan tujuan membentuk generasi muda yang melek informasi, berpikir kritis, dan mampu menulis secara bertanggung jawab.
Diklat dibuka secara resmi oleh Kepala SMP Negeri 2 Giritontro, Retno Wulandari, S.Pd., M.Pd., didampingi oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Agung Bayu Saputra, S.Pd., serta Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan sekaligus Pembina Jurnalistik, Syarif Aminudin, S.Ag., yang juga menjadi narasumber utama dalam pelatihan.
Dalam sambutannya, Retno Wulandari menjelaskan pentingnya peran jurnalistik di lingkungan sekolah sebagai corong penyampai informasi dan kegiatan positif ke masyarakat luas.
“Jurnalistik adalah ujung tombak sekolah dalam menyampaikan kegiatan-kegiatan positif kepada masyarakat. Saya berharap pelatihan ini tidak berhenti di ruangan ini saja, tetapi menjadi awal dari lahirnya para pewarta muda yang jujur, kritis, dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Ia juga mendorong para siswa untuk aktif menulis dan mendokumentasikan kegiatan sekolah melalui berbagai media seperti majalah dinding, buletin, hingga media sosial sekolah.
Pelatihan jurnalistik kali ini mencakup materi dasar hingga praktik langsung. Materi yang disampaikan oleh Syarif Aminudin meliputi pengertian dan fungsi jurnalistik, teknik dasar penulisan berita (5W+1H), etika jurnalistik pelajar, teknik wawancara, hingga praktik menulis berita berdasarkan kegiatan yang sedang berlangsung.
Menariknya, diklat ini turut menghadirkan dua alumni inspiratif, Kania dan Denisa Wardani, yang saat ini masih aktif dalam dunia jurnalistik di jenjang pendidikan menengah. Keduanya membagikan pengalaman seputar teknik peliputan, penulisan berita, serta pengeditan video dan foto untuk keperluan jurnalistik digital.
Suasana pelatihan berlangsung interaktif. Para peserta tidak hanya mencatat materi, tetapi juga langsung mempraktikkan menulis berita berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama kegiatan.
Salah satu peserta, Felisa, mengungkapkan rasa antusiasnya mengikuti pelatihan ini. “Kami sangat berterima kasih kepada pembina dan sekolah yang sudah memberikan kami ruang untuk belajar jurnalistik. Kegiatannya sangat bermanfaat, seru, dan bisa langsung kami praktikkan. Semoga ilmu ini dapat kami gunakan dalam kehidupan sekarang dan masa depan,” ujar Felisa penuh semangat.
Diklat jurnalistik ini diharapkan menjadi langkah awal bagi lahirnya budaya literasi yang lebih kuat di lingkungan SMP Negeri 2 Giritontro. Sekolah berkomitmen menjadikan kegiatan jurnalistik sebagai program tahunan dan bagian dari penguatan karakter siswa, terutama dalam keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kolaborasi, dan komunikasi digital.
“Jurnalistik bukan hanya tentang menulis berita, tapi juga tentang membentuk karakter: disiplin, objektif, teliti, dan bertanggung jawab dalam menyampaikan informasi. Ini adalah bekal penting bagi generasi muda di era digital,” pungkas Syarif Aminudin.
Dengan semangat dan keterampilan yang ditanamkan sejak dini, para siswa SMP Negeri 2 Giritontro diharapkan tumbuh menjadi pewarta muda yang inspiratif, kritis, dan berdaya saing di masa depan. (Sofyan)
Pendidikan
![]() |
Ginanjar Saputra, Narasumber dari Solopos memberikan materi kepada guru-guru SMP Muhammadiyah PK. |
Persiapan Tahun Ajaran Baru, SMP Muhammadiyah PK Gelar Workshop Bahas Artificial Intelligence (AI) dan Media Sosial
Solo- majalahlarise.com -Guna mempersiapkan tahun ajaran baru 2025-2026, Ustaz-Ustazah dan karyawan SMP Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta mengikuti workshop membahas pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk pembelajaran dan media sosial untuk promosi sekolah. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari sejak Senin-Rabu (7-9/7/2025).
Kepala SMP Muhammadiyah PK, Ustaz Muhdiyatmoko, M.Pd., dalam sambutan pembukaan, menekankan pentingnya evaluasi dan refleksi satu tahun ke belakang sebagai landasan dalam penyusunan program kerja sekolah pada tahun ajaran baru. “Guru menjadi kunci kemajuan sekolah. Apa pun kurikulumnya, guru yang menjadi pelaku di kelas. Maka guru harus mampu menjadi role model, mampu transfer value, menjadi pengganti orang tua di sekolah, serta penjaga nilai-nilai moral,” paparnya di hadapan seluruh peserta workshop.
Pada hari pertama, Senin (7/7), seluruh ustaz-ustazah mengikuti evaluasi program kerja sekolah selama setahun terakhir dan menyusun program kerja baru. Selasa (8/7), kegiatan dilanjutkan dengan workshop pentingnya media sosial dalam branding dan promosi sekolah. Rabu (9/7), peserta mendapatkan pelatihan koding dan pemanfaatan AI untuk pembelajaran.
![]() |
Pelatihan pembuatan koding pictoblox sebagai media pembelajaran. |
Ginanjar Saputra, narasumber dari Solopos Media Group, memaparkan strategi memaksimalkan media sosial dalam promosi sekolah. Menurutnya, media sosial menjadi kebutuhan utama masyarakat modern. “Sembilan puluh persen makhluk hidup modern di dunia berkomunikasi dengan media sosial. Bahkan masyarakat Indonesia hampir sembilan puluh sembilan persen sudah pasti memiliki ponsel,” terangnya.
Ia menjelaskan platform yang paling banyak digunakan, di antaranya Instagram, Facebook, dan TikTok. Agar promosi efektif, konten harus memperhatikan algoritma bola salju, hook, dan konsistensi. “Hook itu bagian awal video yang dirancang menarik perhatian pada beberapa detik pertama. Jangan lupa selalu konsisten dalam produksi konten,” tambahnya.
Pada hari terakhir workshop, guru-guru mempraktikkan koding dan penggunaan aplikasi berbasis AI, seperti Pictoblox untuk membuat kuis interaktif, Suno untuk menciptakan lagu, serta pemanfaatan Canva AI dan CapCut AI dalam produksi konten pembelajaran.
Salah satu guru Matematika, Ustazah Frida Nur Safitri, mengaku senang mengikuti pelatihan ini. “Saya jadi paham pemanfaatan media sosial dan AI untuk menunjang pembelajaran. Aplikasi seperti Pictoblox bisa dipakai membuat kuis, sedangkan Suno membantu membuat lagu pembelajaran,” ujarnya.
Menurutnya, kecerdasan buatan menjadi kebutuhan penting guru di era digital. “AI sangat dibutuhkan untuk mendukung proses belajar mengajar yang kreatif dan inovatif,” pungkasnya. (Sofyan)
Pendidikan
![]() |
Firah Aniq Imtinansyah dan Gilbert Gohnarso |
Dua Mahasiswa DKV ISI Surakarta Lolos Program AIMS 2025, Ikuti Kuliah di Universiti Teknologi Mara (UiTm) Malaysia
Solo- majalahlarise.com -Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi dan pendampingan di internal prodi, akhirnya Firah Aniq Imtinansyah dan Gilbert Gohnarso dari mahasiswa DKV FSRD ISI Surakarta angkatan 2023 berhasil lolos seleksi dan menjadi salah dua dari 3 (tiga) wakil ISI Surakarta untuk mengikuti Pertukaran Pelajar Program AIMS (Asian International Mobility Student ) 2025 ini.
Wakil lainnya Resha Ron Sae dari Prodi FTV. Ketiganya meraih skor tertinggi dan berhak mengikuti Pertukaran Pelajar Program AIMS. 2025 yakni di Universiti Teknologi Mara (UiTm) Malaysia. Pelaksanaan seleksi di tingkat institut pada 27 Mei 2025 berupa test esai dan 2 Juni 2025 berupa test wawancara.
Prodi DKV FSRD ISI Surakarta yang dalam seleksi tingkat institut mengirimkan 4 (empat), yakni Benelora Novia Citra, Firah Aniq Imtinansyah, Gilbert Gohnarso, dan Joanne Karenina Adoe.
Firah Aniq Imtinansyah dan Gilbert Gohnarso menjelaskan persiapan mental dan berlatih bahasa Inggris melalui media sosial selama seminggu sebelum mengikuti test seleksi dengan didampingi oleh dosen prodi DKV.
Menurut Hening Laksani, selaku dosen pendamping menjelaskan bahwa peran Prodi DKV dalam mempersiapkan mahasiswa dengan memberi kesempatan untuk mengikuti tes Duolingo yang dibutuhkan untuk AIMS. Selain itu peran Prodi DKV dimulai dengan seleksi internal berdasarkan rata-rata nilai dalam MK Bahasa Inggris dan IPK mahasiswa. Selain itu, beberapa faktor seperti keaktifan mahasiswa dan motivasi keikutsertaan dalam persiapan dan pelaksanaan juga menjadi indikator seleksi internal.
Selain itu, Prodi DKV juga memastikan adanya sosialisasi terkait program beserta pendampingan untuk persiapan kelengkapan berkas dan link pembelajaran yang digunakan utk persiapan tes Bahasa Inggris Duolingo. Pada tingkat institusi, pemberian beasiswa dalam mengikuti tes Duolingo juga menjadi salah satu upaya yang secara signifikan membantu mahasiswa.
Firah Aniq Imtinansyah berharap mengikuti student exchange ini dapat tersalurkan dengan baik kepada para mahasiswa seni dari negara lain. Saya berharap segala pencapaian yang didapatkan nanti bisa memenuhi ekspektasi kampus dan menjadi bentuk kontribusi yang berarti bagi DKV dan FSRD ISI Surakarta ungkapnya.
Sedangkan Gilbert Gohnarso berharap dengan mengikuti AIMS 2025 dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk berani bermimpi untuk menggapai sesuatu yang ingin dicapai, berani bermimpi bukan berarti tidak melakukan aksi jadikanlah itu menjadi sebuah motivasi yaitu to dare to dream.
Capaian ini, seperti dijelaskan Kaprodi DKV, Rendya Adi Kurniawan sangat membanggakan dan sekaligus bisa sebagai role model dan motivasi untuk adik tingkat agar bisa mengikuti program AIMS di tahun depan. (Sofyan)
Kabar Desa
![]() |
Narasumber Sukesti Nuswantari dan Anita Wulan Sari saat foto bersama dengan peserta pelatihan. |
Pelatihan Branding dan Marketing Produk Lokal di Kepuhsari Wonogiri, Menyulut Semangat Usaha Menuju Pasar Global
Wonogiri- majalahlarise.com -Desa Kepuhsari di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, menjadi saksi geliat semangat para pelaku usaha dalam meningkatkan daya saing produknya melalui pelatihan bertajuk “Branding dan Marketing Produk Lokal”, yang berlangsung mulai 8 hingga 11 Juli 2025. Bertempat di rumah makan Mbak Yanti Manyaran.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Desa Sejahtera Mandiri, diselenggarakan oleh Kementerian Sosial Republik Indonesia melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri.
Puluhan peserta yang terdiri dari pelaku usaha lokal mulai dari pengrajin, petani, produsen makanan, hingga ibu rumah tangga kreatif ikut ambil bagian dalam pelatihan yang difokuskan pada peningkatan kemampuan branding dan pemasaran produk secara efektif.
![]() |
Narasumber Sukesti Nuswantari saat memaparkan materi pelatihan. |
Hari kedua pelatihan menghadirkan sosok inspiratif Sukesti Nuswantari selaku Ketua GRADASI Wonogiri sekaligus pendiri Oemah Koro, usaha olahan pangan lokal berbasis bahan baku koro pedang (Canavalia ensiformis) yang berlokasi di Perumahan Siwani Blok B.23, Singodutan, Selogiri, Wonogiri.
Dalam sesi bertajuk Success Story Pelaku UMKM Lokal, Sukesti membagikan perjalanannya dari dapur rumah menjadi pengusaha sukses yang produknya menembus pasar nasional bahkan berpotensi ekspor.
"Koro pedang adalah tanaman lokal yang punya protein hampir setara kedelai. Sayangnya belum banyak dimanfaatkan. Saya melihat peluang itu," ujar Sukesti dalam presentasinya yang disambut antusias para peserta.
Produk andalannya, tempe bacem kaleng berbahan koro pedang, bukan hanya enak dan bergizi, tapi juga memiliki daya simpan yang lama menjawab kebutuhan konsumen akan makanan sehat dan praktis. Sukesti menjelaskan proses produksinya mulai dari fermentasi tempe, pengolahan bacem, hingga pengemasan dalam kaleng steril ukuran 250 gram.
Tak berhenti di satu produk, Oemah Koro juga telah mengembangkan beragam olahan koro pedang lainnya, seperti mie, tepung, keripik, donat, hingga kue kering. Langkah ini sekaligus membuka peluang kerja baru dan memberdayakan petani lokal.
Dalam hal pemasaran, Sukesti menggabungkan strategi offline seperti keikutsertaan dalam pameran UMKM, titip jual di pusat oleh-oleh, hingga online melalui media sosial dan marketplace. Ia bahkan aktif mengikuti kompetisi inovasi pangan dan UMKM, baik tingkat lokal hingga internasional.
“Alhamdulillah, setiap kompetisi kami ikuti, selalu jadi juaranya. Itu membantu menaikkan citra produk dan memperluas jaringan pasar,” ujarnya dengan senyum bangga.
![]() |
Narasumber Anita Wulan Sari saat menyampaikan materi pelatihan. |
Sesi berikutnya diisi oleh Anita Wulan Sari, seorang Pandu Digital yang dikenal sebagai mentor UMKM di berbagai pelatihan digitalisasi usaha.
Anita menekankan bahwa branding bukanlah perkara desain semata, melainkan proses membentuk identitas bisnis yang kuat dan konsisten dari nilai, pesan, sampai diferensiasi produk.
“Branding bukan cuma soal logo. Ini soal bagaimana produk dikenal, dipercaya, dan dicintai oleh konsumen,” kata Anita mengawali materinya.
Dalam paparannya, Anita memandu peserta menyusun brand positioning, memahami value proposition, dan membuat brand message yang menarik. Ia mencontohkan bagaimana pesan sederhana seperti “Telur ayam kampung organik, bebas bahan kimia” bisa menggugah konsumen jika disampaikan dengan tepat.
Tak kalah penting, ia juga menyoroti pentingnya komunikasi yang efektif. Menurutnya, komunikasi menjadi jembatan agar pesan brand sampai ke konsumen secara konsisten. Baik melalui media tradisional seperti banner dan pasar, maupun melalui media digital seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan marketplace.
"Gabungan komunikasi offline dan online akan memperkuat daya jangkau produk kita,” tambahnya.
Sesi semakin menarik saat Anita memperkenalkan konsep storytelling dalam branding. Peserta diajak menggali kisah di balik produk mereka, seperti latar belakang keluarga, perjuangan usaha, atau misi sosial yang bisa menyentuh hati pelanggan.
“Konsumen zaman sekarang membeli bukan hanya karena produk, tapi karena cerita di baliknya. Ini membangun loyalitas,” ujar Anita yang juga menampilkan studi kasus kesuksesan merek-merek ternama.
Tak hanya teori, sesi dilengkapi dengan latihan praktis seperti menyusun pesan brand (brand message), menentukan media komunikasi yang tepat, mendesain kemasan produk secara sederhana, menyusun storyboard perjalanan produk dari produksi hingga konsumen.
Peserta tampak antusias menuliskan ide, menggambar desain kemasan, hingga berdiskusi tentang cerita produk masing-masing.
Pelatihan hari kedua ini tidak hanya memperkaya pengetahuan peserta, tetapi juga memupuk optimisme baru. Banyak peserta mengaku termotivasi dan terinspirasi untuk meningkatkan kualitas produk, menjajal pemasaran digital, serta membangun branding yang kuat.
Kegiatan pelatihan ini dijadwalkan berlangsung hingga 11 Juli, dengan sesi lanjutan mencakup praktik fotografi produk, manajemen pemasaran, hingga simulasi promosi di marketplace.
Melalui sinergi antara pemerintah, pendamping, dan pelaku usaha lokal, Desa Kepuhsari menunjukkan bahwa pemberdayaan masyarakat bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata menuju desa mandiri dan sejahtera.
“Misi kami adalah mencetak pelaku usaha desa yang berani bersaing, kreatif, dan tangguh secara ekonomi,” ujar Suminto salah satu panitia dari BBPPKS Yogyakarta. (Sofyan)
Artikel Pengembangan Profesi
Membangun Sistem Ketahanan Menulis dan Membaca Untuk Meningkatkan Daya Tahan Literasi Masyarakat Indonesia
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa, & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
![]() |
Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum. |
“Kawan, bergerak dan menggerakkan komitmen untuk terus belajar rajin menulis dan membaca (Ratulisa) secara berkelanjutan merupakan perwujudan nyata untuk membangun sistem ketahanan membaca dan menulis sepanjang masa”
Pengembangan diri untuk terus membuka ruang belajar berliterasi dengan ratulisa bagi multigenerasi NKRI secara berkelanjutan merupakan keniscayaan. Banyak hal yang menjadi faktor penghambat komitmen masyarakat Indonesia untuk memiliki ketahanan membaca dan menulis secara terus-menerus. Apabila sering didengar bahwa kemauan dan daya literasi masyarakat Indonesia berada pada urutan ujung bawah dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, jangan membuat rendah diri dan putus asa. Komitmen dan semangat membaca dan menulis bagi multigenrasi dan masyarakat NKRI sebenarnya sangat tinggi, yaitu mulai bangun tidur sampai dengan tidur kembali multigenerasi NKRI rajin berliterasi dengan ratulisa. Hanya saja, ketahanan membaca dan menulis yang direalisasikan secara langsung dan berkelanjutan dalam bentuk bacaan pada handphone, media cetak, dan media online sangatlah minim. Kesukaan multigenrasi NKRI membaca bacaan pendek-pendek dan dengan membaca cepat menjadi salah satu faktor yang harus dilatih dan didampingi.
Ketahanan membaca harus dilatih dengan membaca secara terstruktur dan ada target yang dijadikan rujukan. Misalnya belajar membangun sistem ketahanan membaca harus dibangun melalui tiga pilar, yaitu: (1) pilar keluarga, (2) pilar sekolah formal dan nonformal dan (3) pilar masyarakat. Praktik berliterasi dengan ratulisa pada pilar keluarga harus ada yang mengawal dan membimbing, misalnya Bapak, Ibu, Kakak, atau Saudara yang ditunjuk sebagai pendamping literasi dengan ratulisa untuk memiliki ketahanan membaca dan menulis.
Anak-anak diwajibkan setiap hari membaca satu buku, koran, majalah, atau sumber literasi lainnya kemudian setoran pada pembimbing literasi ratulisanya dengan menceritakan hasil bacaannya. Kemudian berdasarkan hasil bacaan tersebut dikaitkan dengan konteks pengalaman kehidupan sehari-hari dan ditulislah sebuah opini atau artikel. Kemudian tulisan tersebut dibahas bersama dengan pembimbing literasi ratulisa untuk diberikan masukan dan saran. Setelah hasil perbaikan ditindaklanjuti dalam bentuk perbaikan dan dikaitkan dengan berbagai konteks kehidupan sebagai pengalaman hidup kemudian dicek sekali lagi. Hasil akhir dipublikasikan ke media cetak dan atau media online. Dengan demikian siklus berliterasi dengan ratulisa dapat terwujud sampai menghasilkan karya nyata yang dapat dinikmati oleh masyarakat NKRI.
Pilar kedua untuk membangun sitem ketahanan membaca, yaitu pilar sekolah formal dan nonformasl. Kegiatan berliterasi dengan ratulisa pada ranah pendidikan formal dan formal dimulai pada jenjang Kelompok Bermain, TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK, perguruan Tinggi, Kelompok Belajar Masyarakat, dan komunitas-komunitas literasi yang tersebar di seluruh wilayah NKRI. Dengan bimbingan guru, dosen, pustakawan, pengiat literasi, dan relawan literasi terkait dapat dilakukan hal yang sama pada pilar keluarga, yakni mewajibkan membaca, setoran cerita hasil bacaan, kemudian menuliskan kembali yang dikaitkan dengan pengalaman hidupnya masing-masing, dibahas dan diedit, kemudian dipublikasikan.
Apabila tahapan-tahapan ini terus dilakukan oleh semua pihak di seluruh Indonesia maka hasilnya akan sangat luar biasa. Sistem ketahanan membaca dan menulis bagi multigenerasi NKRI akan dapat diukur keberhasilannya. Multigenerasi NKRI tidak hanya membaca status, whatsapp, tiktok, instagram dll. Seluruh multigenerasi NKRI dengan pembiasaan dan pelatihan terus-menerus secara berkelanjutan akan dapat memahami lingkungan dan konteks kehidupannya untuk dapat mewujudkan literasi humanistik secara berkelanjutan.
Pilar ketiga membangun sistem ketahanan membaca dan menulis melalui giat literasi yang berbasis pada kehidupan masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui keterlibatan multigenerasi NKRI dengan masyarakat, baik jenjang kelompok bermain, TK, SMP, SMA, SMK, dan perguruan tinggi. Semua konteks permainan, bercerita, bernyanyi, dan konteks praktiknya disesuaikan dengan usia dan pengalaman hidup masing-masing. Apabila ruang-ruang diskusi seperti DIKLISA (Dialog Pendidikan, Literasi, Bahasa, dan Sastra), GELAR (Gerakan Literasi Arfuzh Ratulisa), SILITA (Silaturahmi Literasi Semesta), dan SEMAR (Sekolah Menulis Arfuzh Ratulisa) dijadikan sebagai media-media diskusi dan dialog tentu akan memberikan dampak yang nyata untuk ketahanan membaca dan menulis bagi multigenerasi NKRI. Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah bersama untuk kita semua agar dapat memantik semangat multigenerasi NKRI terus memiliki sitem ketahanan dan daya tahan berliterasi dengan ratulisa sepanjang masa.
Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat, daerah, sekolah, pemerintah desa, dan juga penggiat-penggiat literasi tentu akan dapat menjadi pemantik semua pihak untuk terus bergerak dan menggerakkan sayap-sayap kesemestaan dalam kehidupan yang nyata. Dengan berbagai latihan berliterasi dengan ratulisa yang dikemas dalam berbagai kompetisi, giat literasi, dan permainan dengan kearifan lokal masing-masing daerah di Masyarakat, giat di sekolah, giat di rumah tentunya akan dapat menjadi virus-virus positif bagi multigenerasi NKRI untuk tetap berlatih dan bertahan membaca dan menulis secara berkelanjutan.
Multigenerasi yang sedang berlatih dan dilatih untuk membangun ketahanan berliterasi dengan ratulisa dapat dilatih untuk menuliskan hasil bacaannya menjadi karya buku, modul, cerita pendek, novel, dan artikel-artikel yang tentu saja dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat sepanjang hayat. Dengan membaca kita dapat menulis, dengan menulis maka tulisan kita akan dibaca umat sepanjang hayat. Tulisan yang dihasilkan akan menjadi ilmu yang bermanfaat, dan akhirnya akan menjadi amal jariah yang akan menjadi tabungan akhirat sepanjang hayat. Selamat belajar dan berlatih membangun sistem ketahanan berliterasi dengan ratulisa sepanjang masa. “Kawan, teruslah berliterasi dengan ratulisa. Membacalah untuk menulis dan menulislah untuk dibaca umat sepanjang hayat.”
“Belajar dan membelajarkan diri dengan melihat, merasakan, dan menuliskan kembali akan menjadi kenangan dan kerinduan yang akan memberikan manfaat dan dikenang umat sepanjang hayat”
Mojokerto, 9 Juli 2025
Pendidikan
![]() |
Narasumber kegiatan, Pujiono, S.Si., MM saat foto bersama komite sekolah, kepala sekolah, guru dan karyawan. |
MIM Tanjungsari Gelar In House Training, Sambut Tahun Ajaran Baru dengan Semangat dan Inovasi Baru
Boyolali- majalahlarise.com -Mengawali tahun ajaran 2025/2026, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah (MIM) Tanjungsari menyelenggarakan kegiatan In House Training (IHT) bertajuk "Semangat Baru, Inovasi Baru untuk Pembelajaran Hakiki", yang digelar pada Selasa, 8 Juli 2025, di aula madrasah. Kegiatan ini menjadi ajang penyegaran semangat dan penguatan kapasitas guru dalam menghadapi dinamika pendidikan yang terus berkembang.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Komite MIM Tanjungsari, Hj. Sri Muryati, yang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya kolaborasi erat antara komite, tenaga pendidik, dan pihak madrasah demi terwujudnya mutu pendidikan yang unggul. “Sinergi yang solid akan menjadi pondasi utama dalam memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik,” ujarnya.
Menjadi narasumber dalam kegiatan ini, Pujiono, S.Si., MM, Ketua Forum Guru Muhammadiyah (FGM) Boyolali sekaligus Kepala SD Muhammadiyah Program Khusus Banyudono. Dalam sesi paparannya yang bertajuk "Ruhul Mudarris dan Pembelajaran Hakiki", ia mengajak para guru untuk kembali menyalakan api semangat keikhlasan dan tanggung jawab dalam mendidik. “Seorang guru sejati bukan hanya hadir secara fisik, tapi juga secara intelektual, spiritual, dan emosional. Pembelajaran hakiki lahir dari jiwa pendidik yang utuh dan penuh kasih,” paparnya.
Sementara itu, Kepala MIM Tanjungsari, Abdul Fitri Berlianto, S.Pd., M.Pd., mengungkapkan pelaksanaan IHT ini merupakan salah satu bentuk komitmen madrasah dalam menghadirkan pendidikan yang relevan dan bermakna. “Kami ingin memastikan seluruh pendidik siap menyongsong tantangan baru dengan semangat baru. Inovasi dalam proses belajar mengajar sangat penting agar siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran yang lebih mendalam dan kontekstual,” tuturnya.
Kegiatan IHT ini diikuti oleh seluruh guru dan tenaga kependidikan MIM Tanjungsari. Antusiasme peserta terlihat sejak awal hingga akhir kegiatan. Diskusi interaktif, refleksi bersama, serta penyusunan rencana aksi menjadi bagian dari proses pembelajaran yang dilakukan sepanjang kegiatan.
Melalui IHT ini, MIM Tanjungsari berharap mampu mendorong terwujudnya transformasi pembelajaran yang lebih humanis, adaptif, dan berkualitas, sesuai dengan kebutuhan zaman dan karakter peserta didik. Dengan semangat kolektif yang menyala, para pendidik siap memasuki tahun ajaran baru dengan visi yang lebih segar dan langkah yang lebih mantap. (Sofyan)
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
Penyerahan hewan kurban dilakukan secara simbolis oleh Kepala SMP Negeri 2 Giritontro, Retno Wulandari, S.Pd., M.Pd., kepada perwakilan ta...
-
Trisno Diyanto saat menganyam bambu Kerajinan Anyaman Bambu Karang Lor Manyaran Wonogiri Penuhi Pesanan Sampai Luar Nege...