Posted by CB Magazine on Jumat, 11 Juli 2025 |
Pendidikan
 |
Rapat Kerja (Raker) yang dihadiri oleh seluruh Guru dan Karyawan. |
Pembelajaran Mendalam Menjadi Tema Raker SD Muhammadiyah 1 Surakarta
Solo- majalahlarise.com -SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah menggelar Rapat Kerja (Raker) yang dihadiri oleh seluruh Guru dan Karyawan dengan mengusung tema “Pembelajaran Mendalam” dan luncurkan Motto Muhammadiyah 1 Ketelan Elementary School, Surakarta: Religious, Smart, Healthy, and Creativ.
Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 hari di Hotel Sahid Jaya Solo Jl. Gajahmada No.82, Ketelan, Kamis (10/7/2025).
Dihadiri oleh pejabat sekretaris Majelis Pendidikan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kartono dan Ketua Komite Sekolah Harminto.
Kepala Sekolah Sri Sayekti menyampaikan pembelajaran mendalam sendiri merupakan pendekatan belajar, bukan sebuah kurikulum.
“Raker ini harus menjadi ruang kolaborasi, untuk menyusun program baru dan memperkuat kebersamaan sesuai motto terbaru kita. Apa yang sesungguhnya dirindu murid sebelum mengikuti pembelajaran,” ujar Sayekti.
Mendidik dengan hati dan keteladanan. Mendidik artinya proses transfer pengetahuan dan nilai yang dilakukan melalui kegiatan keteladanan dan pembiasaan, sedangkan mengajar artinya proses mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan semata.
Yang terpenting dalam pembelajaran mendalam (PM), siswa secara sadar sedang belajar materi yang di ajarkan dan mengikutinya dengan gembira. Siswa belajar secara sadar dengan menggali pengetahuan dari pengalaman sehari-hari yang akrab bagi anak-anak.
“Pembelajaran mendalam artinya ada kesan, perlakuan, pelayanan, pendampingan, komunikasi, sikap dan perilaku, ketrampilan dan knowledge atau pengetahuan,” beber Fasilitator Diksuspala Majelis Dikdasmen PNF Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Saat ini tahun Pelajaran 2025/2026 menggunakan Kurikulum Pendidikan Muhammadiyah. Berbasis pada Islam sebagai agama yang berkemajuan, integrasi dari nilai-nilai Ismuba (Al-islam, Kemuhammadiyahan dan Bahasa Arab).
Pembelajaran praktik ibadah, contoh salat dhuha, puasa sunnah, tahsin, tahfiz, dan tafhim Al Quran kedepannya dapat diformat bukan saja dalam formalitas pembelajaran, melainkan menjadi habituasi dan budaya di sekolah Muhammadiyah. Aksi nyata disiplin, kejujuran, tidak manipulatif dan tanggung jawab harus menjadi moral value bagi seluruh jajaran pendidikan dalam mengelola sekolah-sekolah Muhammadiyah.
“Semua guru adalah guru Ismuba yang memiliki peran dalam mengajarkan dan menginternalisasi nilai-nilai Al-Islam, Kemuhammadiyahan, dan Bahasa Arab dalam semua mata Pelajaran. Modul Ajar kita pasti berbunyi adanya dustur ilahi,” ungkapnya, sambil tersenyum. (Sofyan)
Baca juga: Dua Mahasiswa DKV ISI Surakarta Lolos Program AIMS 2025, Ikuti Kuliah di Universiti Teknologi Mara (UiTm) Malaysia
Tidak ada komentar: