PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) DALAM MATERI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA

Print Friendly and PDF

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PBL) DALAM MATERI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA

Oleh : Puspita Widjayanti, S.E, M.Pd

Guru Mapel Ekonomi SMA Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri Jawa Tengah

Puspita Widjayanti, S.E, M.Pd


       Proses pembelajaran di masa paska pandemi covid sangatlah memprihatinkan. Kebanyakan peserta didik sudah tidak mau diajak untuk belajar mandiri, mereka sudah terbiasa dimanjakan dengan pembelajaran secara online dan tergantung pada pekerjaan teman temannya (copy paste) lalu kirim.  Dalam hal ini peserta didik tidak mau berpikir soalnya seperti apa, jawabannya seperti apa, yang penting kirim tugas dan dapat nilai. Hal malas mengerjakan dan berfikir akhirnya terbawa setelah Pembelajaran Tatap Muka (PTM). 

     Dengan dihadapkannya masalah seperti di atas, guru hendaknya menguasai bermacam-macam metode mengajar, sehingga seorang guru dapat memilih dan menentukan metode serta pendekatan apa yang tepat yang harus diterapkan pada pokok bahasan yang akan disampaikan.

       Metode konvensional adalah metode yang paling mudah dan gampang untuk dilakukan seorang guru dalam melakukan pembelajaran (metode ceramah). Tetapi untuk kondisi saat ini, metode tersebut  tidak lagi pas untuk diterapkan, terlebih untuk jumlah peserta didik yang jumlahnya banyak. 

       Metode belajar yang melibatkan peserta didik lebih aktif dalam proses belajar mengajar perlu dikembangkan, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, peserta didik harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang diajarkan sehingga tujuan pengajaran akuntansi tercapai. Pembelajaran akuntansi harus dimulai dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks dan harus memperhatikan urutan dari beberapa tahapan. Sampai saat ini akuntansi masih menjadi masalah bagi sebagian besar peserta didik dan mengatakan bahwa akuntansi sulit. Belajar akuntansi memerlukan pemahaman yang baik, oleh karenanya pemilihan metode mengajar yang tepat dan menyenangkan akan mempunyai kontribusi positif  terhadap  meningkatnya prestasi belajar akuntansi.

       Metode pengajaran yang baik adalah metode yang mampu mengantarkan peserta didik dalam berbagai macam kegiatan, dalam hal ini peserta didik harus diberi kesempatan untuk melatih kemampuannya, misalnya menyelesaikan tugas dan latihan-latihan kasus akuntansi yang diberikan oleh guru.

       Menurut Barrett (2011: 4). Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai pembelajaran yang menggunakan Proyek sebagai media dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penekanan pembelajaran terletak pada aktivitas-aktivitas siswa untuk menghasilkan produk dengan menerapkan keterampilan meneliti, menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran berdasarkan pengalaman nyata.

       Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning = PBL ), proses inquiry dimulai dengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum. Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya.

       Model pembelajaran PBL ini penulis terapkan pada KD “Pelaporan Keuangan Perusahaan Jasa” pada kelas XII IPS 1 SMA N 1 Pracimantoro tahun pelajaran 2022/2023 dengan materi membuat laporan keuangan. Dalam materi ini, peserta didik harus mencari data transaksi dalam suatu perusahaaan dan harus  bisa menunjukkan apakah perusahaan tersebut mengalami laba atau rugi, menghitung perubahan modal dan membuat neraca. 

       Tahapan metode pembelajaran PBL: 1). Guru menentuan pertanyaan mendasar (Start With the Essential Question), yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas 2). Guru mendesain perencanaan proyek (Design a Plan for the Project). Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta  mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek 3). Guru menyusun jadwal (Create a Schedule). Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. 4). Guru memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project).  5). Guru menguji hasil (Assess the Outcome). Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur ketercapaian standar. 6). Guru mengevaluasi pengalaman (Evaluate the Experience). Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.

       Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek ternyata dapat memberi peluang pada siswa untuk bekerja, mengkonstruk tugas yang diberikan guru yang pada puncaknya dapat menghasilkan produk karya siswa berupa Laporan Keuangan dan yang lebih menarik lagi peserta didik mampu menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top