GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Diskusi Pusaka Leluhur, Manassa Surakarta dan RRI Melakukan Diskusi Naskah dalam Obrolan Komunitas
Diskusi Pusaka Leluhur, Manassa Surakarta dan RRI Melakukan Diskusi Naskah dalam Obrolan Komunitas
Surakarta- majalahlarise.com -Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Surakarta mengisi diskusi komunitas bersama Radio Republik Indonesia (RRI) Surakarta pada Kamis, 10 Juli 2025. Siaran ini dimulai pada pukul 20.00-21.00 WIB. Diskusi ini melibatkan beberapa narasumber, yakni Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum., Dr. Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., Totok Yasmiran, S.S., dan Bayu Aji Prasetya, S.S., dalam tajuk “Obrolan Komunitas Bersama Manassa Surakarta: Menjaga Pusaka Leluhur”. Melalui segmen Obrolan Komunitas ini, diskusi dilakukan untuk membahas pusaka leluhur termasuk naskah.
Sebagai komunitas resmi, Manassa telah diinisiasi sejak 5 Juli 1996 untuk menghimpun peneliti, peminat, dan pecinta pernaskahan. Hingga saat ini, komunitas Manassa ada di setiap provinsi untuk melakukan pelestarian terhadap naskah-naskah kuno.
“Pelestarian naskah penting dilakukan untuk menjaga dan melindungi keberadaan naskah kuno itu sendiri. Naskah-naskah pada zaman dahulu ditulis dalam kertas, perkamen, tulang, kain, dan lain-lain yang tidak dapat dijamin keabadiannya. Oleh karena itu, Manassa hadir untuk membantu melestarikan keberadaan naskah,” ujar Dr. Asep Yudha Wirajaya, S.S., M.A., selaku Ketua Manassa Surakarta.
Keberadaan naskah itu sendiri juga memiliki peran yang penting. Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum. mengungkapkan bahwa naskah memiliki fungsi yang beragam. Fungsi naskah paling utama adalah sebagai media informasi.
Guru besar Filologi UNS ini menguraikan, “Di Jawa, sudah ada ensiklopedi Jawa, yaitu naskah Serat Centhini, yang berisi pengobatan, arkeologi, rahasia, ilmu-ilmu meskipun disampaikan dalam bentuk cerita petualangan. Hal ini berbeda dengan bentuk ensiklopedi barat. Meskipun bentuknya seperti cerita hiburan, naskah Centhini berfungsi sebagai sumber pengetahuan.”
Naskah juga berguna untuk memperoleh informasi masa lalu yang berperan sebagai sumber sejarah. “Bangsa kita merupakan bangsa yang tidak melupakan sejarah, sehingga naskah-naskah kuno digunakan sebagai sumber sejarah,” imbuh Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum dalam sesi diskusi.
Di Surakarta, Museum Radya Pustaka merupakan tempat pengkoleksian pusaka-pusaka kuno, termasuk naskah-naskah kuno. Berdasarkan penjelasan Totok Yasmiran, S.S., sebagai pengelola Radya Pustaka, koleksi naskah kuno tidak dapat diakses oleh masyarakat umum sebab benda-benda di dalamnya memerlukan perlakuan yang khusus.
“Ruangan naskah tertutup karena perlu penjagaan yang ketat, sehingga akses hanya diberikan pada orang-orang tertentu saja, seperti pengelola dan peneliti naskah. Mahasiswa yang akan melakukan penelitian terhadap naskah juga memerlukan izin dan surat pengantar dari instansi terkait,” imbuh Totok dalam diskusi tersebut.
Bayu Aji Prasetyo, S.S. turut menambahkan pentingnya mempelajari naskah. Sebagai salah satu penggiat naskah, Bayu menganggap bahwa Nusantara memiliki banyak kekayaan yang tersimpan dalam bentuk manuskrip, sehingga mempelajari naskah menjadi salah satu langkah strategis untuk melestarikan budaya Nusantara.
“Saya tertarik pada bidang Filologi sejak menempuh S1. Ketika berada di Leiden, justru peminat naskah Nusantara kebanyakan berasal dari luar negeri. Hal ini kemudian menyadarkan saya bahwa mempelajari naskah menjadi salah satu langkah penting untuk sebagai bentuk penghargaan terhadap warisan Nusantara,” pungkasnya.
Dengan hadirnya Manassa di tengah masyarakat, diharapkan adanya nuansa baru agar naskah tidak dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai barang kuno saja. Masyarakat, terutama generasi muda, diharapkan untuk dapat meningkatkan kesadaran dalam mempelajari naskah dengan mengunjungi museum atau tempat-tempat penyimpanan naskah. Akses terhadap naskah-naskah telah terbuka lebar dari segala sumber, sehingga tidak ada alasan bagi generasi muda untuk tidak mempelajari naskah. (Shalma/ Sofyan)
Baca juga: Anggota DPRD Boyolali Wreda Agung Kuncoro Serap Aspirasi Warga Lereng Merapi dan Merbabu
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: