 |
Peserta pelatihan saat foto bersama panitia pelaksana dan fasilitator pelatihan. |
Pelatihan Usaha Menuju Desa Sejahtera Mandiri di Kepuhsari Ditutup, Peserta Tampilkan Produk dan Gagasan Branding Lokal
Wonogiri- majalahlarise.com -Semangat memberdayakan potensi ekonomi lokal kembali terlihat di hari keempat pelatihan “Branding dan Marketing Produk Lokal” yang diselenggarakan di Desa Kepuhsari, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri. Sebanyak 30 peserta pelatihan dari berbagai kelompok usaha lokal mendapatkan pembekalan praktik desain logo dan presentasi produk secara langsung. Kegiatan ini menjadi penutup dari rangkaian pelatihan yang berlangsung sejak 8 Juli 2025 dan merupakan bagian dari program Desa Sejahtera Mandiri yang digagas Kementerian Sosial RI melalui BBPPKS Yogyakarta, bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah dan Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri.
Pada hari keempat ini, peserta dibimbing langsung oleh Dwi Suswatiningsih, Direktur LKP ION sekaligus Pandu Digital. Ia memandu peserta dalam praktik mendesain logo usaha dan menyiapkan presentasi branding produk yang mereka bawa. Dari produk kuliner, kerajinan tangan, hingga dokumentasi potensi wisata ditampilkan dengan pendekatan visual dan strategi pemasaran yang sudah dipelajari.
Dalam acara penutupan, Suminto selaku Ketua Pelaksana dari BBPPKS Yogyakarta menjelaskan pelatihan ini disusun berdasarkan kesepakatan dengan masyarakat Desa Kepuhsari yang berasal dari kelompok-kelompok usaha dan warga yang terdata dalam DTSN maupun DTSKS, termasuk penerima manfaat program seperti PKH dan BPNT.
“Pelatihan ini diusulkan langsung oleh masyarakat, karena mereka membutuhkan keterampilan branding dan marketing. Produk-produk lokal yang mereka hasilkan masih sangat terbatas jangkauan pemasarannya,” jelas Suminto.
 |
Peserta saat mempresentasikan produk masing-masing di hadapan fasilitator dan peserta lain. |
Suminto berharap peserta tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi benar-benar mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
“Kami ingin dari pelatihan ini lahir para entrepreneur lokal yang mampu bersaing, mengangkat nama desa, dan menembus pasar nasional bahkan internasional,” ujarnya penuh optimisme.
Ditambahkannya, Ada lima hingga enam kelompok usaha di Kepuhsari yang ikut serta dalam pelatihan ini, antara lain Kelompok wisata, dengan potensi objek wisata alam seperti Gunung Batu, Kelompok kerajinan, seperti pembuatan lampu dan wayang bangunan, Kelompok kuliner, yang memproduksi dan memasarkan snack lokal, Kelompok peternak kambing dan pengolah kotoran hewan (kohe), Kelompok pertanian dan perkebunan, seperti penanam alpukat dan durian.
Melalui pelatihan ini, para peserta memperoleh pengetahuan tentang Konsep dan praktik branding produk lokal, Teknik public speaking untuk mempresentasikan produk, Strategi marketing digital dan offline, termasuk penggunaan media sosial dan marketplace, Pengelolaan keuangan usaha secara sederhana, termasuk pemisahan keuangan pribadi dan usaha.
Setiap peserta diwajibkan membawa produk masing-masing untuk dipresentasikan di hadapan fasilitator dan peserta lain. Produk-produk tersebut antara lain Wayang dan kerajinan kayu mentah, Lampu hias buatan tangan, Makanan ringan tradisional dan olahan seperti pohe dan inthel, Dokumentasi visual objek wisata lokal seperti spot Gunung Batu.
“Produk-produk ini kami latih untuk dibungkus dengan pendekatan branding yang lebih menarik mulai dari desain label, narasi produk, hingga keunikan lokal yang bisa ditonjolkan,” ujar Dwi Suswatiningsih.
Salah satu contoh yang menarik adalah kohe, kotoran hewan yang sebelumnya tampilannya dianggap kurang menarik, kini dikemas secara lebih estetik dan diberi label sederhana, sehingga meningkatkan nilai jualnya.
Wijono, Sekretaris Desa Kepuhsari, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan warga dan fasilitator dalam kegiatan ini.
“Saya sangat bangga dengan semangat peserta yang datang tepat waktu dan bertahan hingga sore setiap harinya. Ini menunjukkan keseriusan mereka. Saya berpesan agar semangat ini terus dikembangkan, terutama dalam memaksimalkan pemasaran digital,” ungkapnya.
Ia juga berharap program semacam ini bisa terus berlanjut karena digitalisasi produk masih belum maksimal, baru sekitar 10–15% dari potensi yang ada. Pemerintah desa juga menyatakan siap memfasilitasi jika ada kegiatan lanjutan atau tindak lanjut dari pelatihan ini.
Perwakilan peserta, Triyono, menyampaikan rasa terima kasih dan harapan agar pelatihan bisa diperpanjang atau diadakan lagi.
“Empat hari ini tidak cukup. Kami masih ingin belajar lebih banyak. Tapi sekarang kami sudah lebih paham tentang branding, cara jualan online, dan bagaimana mengelola uang usaha,” ujar Triyono mewakili peserta lain.
Penutupan pelatihan ditandai dengan presentasi kelompok, evaluasi oleh fasilitator, serta foto bersama sebagai simbol kebersamaan dan komitmen menuju pengembangan UMKM Kepuhsari yang lebih mandiri dan berdaya saing. (Sofyan)
Baca juga: Pelaku Usaha Desa Kepuhsari Antusias Ikuti Pelatihan Branding, Keuangan, dan Marketing Digital
Tidak ada komentar: