Posted by CB Magazine on Rabu, 09 Juli 2025 |
Artikel Pengembangan Profesi
MODEL PEMBELAJARAN STUDENT QUESTION CROSS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Penulis: 1) Endang Wahjunengsih, 2) Agus Ariyanto, 3) Listyani
Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo
Model Student Question Cross memiliki pengertian pertanyaan siswa bersilang. Model ini merupakan pengembangan dari model Student Question Have yang penggunaannya hampir sama yakni untuk memotivasi supaya memiliki kemampuan keberanian, dan keterampilan untuk bertanya, serta menitikberatkan pada siswa yang kurang memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat atau pertanyaannya melalui tulisan. Model Student Question Cross dapat digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman terhadap materi yang gudah dipelajarinya. Pelaksanaan model Student Question Cross dengan membagikan sepotong kertas kepada semua siswa untuk kemudian ditulis sebuah pertanyaan terkait materi pelajaran. Potongan kertas tersebut digeser kepada teman sebelahnya untuk dikomentari supaya dapat mengetahui penting tidaknya pertanyaan itu untuk didiskusikan (Marjuki,2020: 230-231).
Menurut Marjuki (2020:231) memaparkan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model Student Question Cross, antara lain: 1) Guru mengondisikan siswa untuk siap dalam proses belajar mengajar dengan menyanyikan lagu-lagu yang bersemangat sambil bertepuk tangan; 2) Guru menyampaikan tujuan dan skenario pembelajaran; 3) Siswa diminta untuk membentuk kelompok terdiri dari 5-6 orang; 4) Masing-masing kelompok membuat formasi tempat duduk melingkar; 5) Guru membagikan potongan kertas kepada semua siswa; 6) Setiap siswa diminta untuk menuliskan satu pertanyaan terkait materi pelajaran pada kertas yang sudah disediakan; 7) Setelah selesai membuat pertanyaan, setiap siswa menggeser kertas pertanyaannya kepada teman sebelah kiri untuk dikomentari, selanjutnya digeser terus searah jarum jam sampai kertas itu kembali kepada pemiliknya; 8) Setiap siswa menerima kertas pertanyaan temannya, mereka diminta memberikan tanda centang (V) apabila pertanyaan itu dirasa penting untuk dibahas dan memberi tanda Silang X apabila pertanyaan itu dianggap tidak penting; 9) Setelah kertas pertanyaan kembali kepada pemiliknya, siswa diminta untuk menjumlahkan tanda centangnya, kemudian setiap kelompok diminta mencari jawaban yang tanda centang paling banyak dan membacanya; 10) Guru memberikan penjelasan terhadap beberapa pertanyaan yang memiliki jumlah centang paling banyak; 11) Apabila waktu memadai siswa diminta juga membacakan pertanyaan yang memiliki tanda silangnya banyak; 12) Guru mengakhiri kegiatan dengan membuat kesimpulan.
Rusyana (dalam Erlina Syarif, 2009: 5) menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan kemampuan menggunakan pola- pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau pesan. Keterampilan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur- unsur bahasa, kemampuan menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan dalam berkomunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui kegiatan belajar dan berlatih (Doyin,2009:12).
Dengan menggunakan model Student Question Cross pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Doyin dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah. Semarang: Unnes Press.
Erlina Syarif. 2009. Pembelajaran Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Marjuki. 2020. Modul Pembelajaran Paikem Berbasis Pendekatan Saintifik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tidak ada komentar: