MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALIS SISWA
Penulis : 1) Siti Sholikhah , 2) Siti Muslikah, 3) Nurul Kusmiyati
Madrasah Aliyah Negeri Sukoharjo
Trianto (2014:28) menjelaskan bahwa dalam mengajarkan suatu pokok bahasan atau materi tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Penerapan model yang tepat adalah salah suatu penentu keberhasilan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru.
Model pembelajaran sangat penting dalam sebuah pembelajaran. Karena untuk menjadi guru kreatif, profesional, dan menyenangkan dituntut untuk mempunyai kemampuan dalam mengembangkan dan memilih model yang efektif. Hal ini penting karena untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan juga menyenangkan (Mulyasa, 2008:95). Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model Learning Cycle 7E.
Model pembelajaran Learning Cycle 7E dikembangkan oleh Arthur Einsenkraft pada tahun 2003. Perkembangan model Learning Cycle berlanjut dengan mempunyai tujuh langkah sehingga sekarang dikenal dengan model Learning Cycle 7E. Perubahan yang terjadi pada langkah 5E menjadi 7E terjadi pada langkah engage menjadi dua yaitu elicit dan engage, sedangkan pada langkah elaborate dan evaluate menjadi tiga langkah yakni elaborate, evaluate, dan extend. Perubahan langkah yang terjadi bukan untuk menambah kompleksitas melainkan untuk memastikan guru tidak menghilangkan unsur-unsur penting dari pembelajaran (Eisenkraft, 2003:57).
Menurut Eisenkraft (2003:58) memaparkan langkah model pembelajaran Learning Cycle 7E yaitu: 1) Elicit (mendatangkan pengetahuan awal siswa), pada langkah ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang pengetahuan awal siswa sehingga muncul rasa keingintahuan siswa. 2) Engage (menghubungkan), pada langkah ini guru dan siswa saling memberi informasi dan pengamalam terkait dengan pengetahuan awal. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan demonstrasi, diskusi, membaca atau aktivitas lain. 3) Explore (menyelidiki), pada langkah ini siswa memperoleh pengalaman langsung untuk memperoleh pengetahuan yang dipelajari, dengan cara observasi, bertanya, menyelidiki konsep dari bahan-bahan yang disediakan sebelumnya. 4) Explain (menjelaskan), siswa menjelaskan konsep dan definisi awal yang mereka dapatkan pada langkah eksplorasi. Kemudian akan didiskusikan sehingga akhirnya menuju konsep dan definisi yang lebih formal. 5) Elaborate (menerapkan), pada langkah ini siswa menerapkan konsep yang telah diperoleh dari tahap tahap sebelumnya ke permasalahan yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. 6) Evaluate (menilai), pada tahap ini guru mengobservasi siswa untuk menentukan kemampuan dan keterampilan siswa. 7) Extend (memperluas), langkah ini bertujuan untuk merangsang siswa supaya dapat menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep lain yang sudah atau belum mereka pelajari.
Kemampuan berpikir analis adalah kemampuan untuk menemukan secara pasti apa masalah yang sebenarnya, memiliki banyak gagasan, menyisihkan alternatif yang paling kurang efisien dan membuang pilihan yang tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan pilihan dengan melihat solusi terbaik yang memenuhi kriteria yang ditetapkan, mengetahui akibat dan dampak dalam menyelesaikan sebuah permasalahan (Nicholl, 2002:254).
Dengan menggunakan model Learning Cycle 7E pada pembelajaran di kelas dapat meningkatkan kemampuan berpikir analis siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Daftar Pustaka
Eisenkraft, Arthur. 2003. Expanding the 5E Model: A Proposed 7E Emphazies Transfer Learning and The Importance of Eliciting Prior Understanding Arlington: NSTA.
Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan. PT Remaja Rosda Karya: Bandung.
Rose, Colin & Malcolm J. Nicholl. 2002. Cara Belajar cepat Abad XXI. Bandung: Nuansa.
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany. 2014. Mendisain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Kontekstual. Jakarta: Kencana.
Tidak ada komentar: