MENJADI GURU YANG INSPIRATIF DAN MENYENANGKAN

Print Friendly and PDF

MENJADI GURU YANG INSPIRATIF DAN MENYENANGKAN

Oleh : Ririn Sumiyati, S.Pd

Guru SDN Kedungjambal 02, Tawangsari, Sukoharjo Jawa Tengah

Ririn Sumiyati, S.Pd


       Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru itu tidak hanya dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan, pengalamannya dan memberikan tauladan tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik.

       Guru inspiratif adalah guru yang terbuka dan membuka wawasan bagi muridnya maupun dirinya sendiri. Membuka wawasan bagi dirinya sendiri, guru yang terbuka dengan berbagai pemikiran baru dan cara-cara baru untuk mensukseskan tugasnya mengajar. Dan guru inspiratif juga membuka wawasan baru bagi muridnya dan secara sungguh-sungguh memfasilitasi kesuksesan siswanya dalam belajar.

       Earl V Pullias dan James Young mengatakan seorang guru bukan hanya pentransfer ilmu pengetahun, tetapi seorang guru juga harus berperan sebagai pembimbing, teladan, moderator, modernisator, peneliti, dan pemberi inspirasi bagi siswanya. Ada dua jenis guru yang kita kenal yaitu guru kurikulum dan guru inspiratif.

       Guru kurikulum sangat patuh pada kurikulum dan merasa berdosa bila tidak bisa mentransfer semua isi buku yang ditugaskan. Ia mengajarkan sesuatu yang standar (habitual thinking) dan jumlahnya sekitar 99%. Sedangkan guru inspiratif jumlanya kurang dari 1%. Ia bukan guru yang mengejar kurikulum tetapi mengajak murid-muridnya berfikir kreatif (maximum thinking).

       Ia mengajak murid-muridnya melihat sesuatu dari luar (thinking out of box) mengubahnya di dalam lalu membawa kembali keluar, ke masyarakat luas. Guru kurikulum melahirkan menejer-menejer handal, guru inspiratif melahirkan pemimpin-pembaru yang berani menghancurkan aneka kebiasaan lama. Agar menjadi sumber inspirasi bagi peserta didiknya sekurangnya ada tiga pendekatan yang bisa dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran di kelas: 

1. Melalui Pendekatan Kecerdasan Spiritual. Pada ranah ini, pendekatan yang harus dilakukan oleh guru adalah meningkatkan potensi siswa dengan membangkitkan spiritual quotient dengan cara menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai kebenaran yang terkandung dalam agama, guru bisa menanamkan kepada setiap anak didik bahwa setiap yang dilakukan oleh kita manusia adalah bernilai ibadah dan sebagai manusia harus bisa memberi manfaat bagi manusia yang lain.

2. Melalui Pendekatan Kecerdasan Sosial. Menurut Edward L. Thondrike kecerdasan sosial (social intelligence) adalah kemampuan untuk saling mengerti sesama manusia dan bijaksana dalam hubungan sesama manusia, semua  harus tahu bahwa kecerdasan sosial berbeda dengan kemampuan akademik.

3. Melalui Pendekatan Emosional. Pendekatan emosional yang bisa dilakukan misalnya dengan selalu menebarkan energi positif pada anak didik, toleransi terhadap ketidaksempurnaan, dan mencintai sepenuh hati anak didik dengan perbedaan yang dimiliki mereka. Menjadi guru inspirator harus bisa memberikan inspirasi atau petunjuk yang baik bagi kemajuan siswa, memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara belajar yang baik, media apa yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut akan melahirkan sebuah inspirasi dan dalam diri siswa tersebut untuk terus belajar guna meraih prestasi gemilang.

       Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar psikolog yaitu Steven J. Stein dan Howard E. Book, bahwa IQ hanya berperan dalam kehidupan manusia dengan besaran maksimum 20%, bahkan hanya 6%.  Jadi pendekatan emosional yang dilakukan seorang guru terhadap siswanya ketika interaksi di dalam kelas, hal ini bisa mendorong bagi siswa untuk bisa sukses dengan tidak hanya mengandalkan dari sisi IQ-nya saja.

       Guru inspiratif tidak hanya mengejar penyelesaian kurikulum, tapi juga harus bisa mengajak muridnya untuk kreatif. menjadi guru itu harus totalitas dan keikhlasan dalam menjalankan amanah sebagai pendidik karena guru adalah cerminan dari nilai- nilai kemanusian.

       Bagainama menjadi guru inspiratif ? menjadi guru inspiratif tidak gampang, karena guru inspiratif itu tidak permanen dan bisa saja memudar. Tapi bisa saja permanen jika diimbangi dengan keikhlasan dan semangat tinggi. Menjadi guru yang inspiratif harus mempunyai komitmen tinggi terhadap perubahan, memahami, serta mampu membawa muridnya memahami dunia melalui dirinya sendiri, mampu memberikan layanan pendidikan kepada muridnya dengan berbagai latar belakang yang berbeda (fisik, intelektual, sosial, dan emosional)

       Andaikan semua guru mempunyai jiwa inspiratif dan guru yang menyenangkan. pasti murid akan merasa nyaman berada di kelas, bahkan guru yang inspiratif selalu dinantikan kehadirannya. Dengan itu guru inspiratif akan bisa mencetak generasi penerus yang berkarakter yang bisa menjadi tombak keberhasilan pendidikan.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top