METODE BLENDED LEARNING SOLUSI BELAJAR AKUNTANSI DIMASA PANDEMI

Print Friendly and PDF

METODE BLENDED LEARNING SOLUSI BELAJAR AKUNTANSI DIMASA PANDEMI 

Oleh : Puspita Widjayanti, S.E, M.Pd

Guru Mapel Ekonomi SMA Negeri 1 Pracimantoro, Wonogiri Jawa Tengah

Puspita Widjayanti, S.E, M.Pd


       Pembelajaran adalah sebuah kegiatan yang meliputi dua aktivitas, yaitu belajar dan mengajar. Belajar dilakukan oleh peserta didik sedangkan mengajar dilakukan oleh pendidik atau pengajar. Setiap komponen dalam pembelajaran memiliki peran serta tugas masing-masing. Peserta didik memerlukan cara belajar tertentu sesuai dengan kondisi dan keadaan dirinya. Sementara, para pendidik pun memerlukan cara mengajar yang sesuai dengan keadaan yang ada

       Secara umum belajar dapat dimaknai sebagai suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah laku. Pengalaman adalah segala kejadian (peristiwa) yang secara sengaja maupun tidak sengaja dialami seseorang. Setiap individu memiliki cara belajar yang berbeda dengan individu lain. Ini kemudian menjadi berkaitan dengan strategi yang dipakai oleh para pengajar dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran menjadi faktor utama dalam meningkatkan proses belajar. Strategi pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik memungkinkan adanya hal yang tidak tercapai sesuai sasaran (Fatimah dan Ratna Dewi Kartika Sari, 2018).Strategi pembelajaran digunakan oleh tenaga pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Anggraeni, 2019).

       Tahun 2020 merupakan tahun penting dan bersejarah bagi masyarakat di seluruh dunia. Ancaman virus mematikan membuat negara mengeluarkan berbagai kebijakan. Khusus dalam bidang pendidikan, ini membuat masyarakat harus menghadapi banyak hal baru. Ini tidak hanya berlaku di Indonesia tapi juga di negara lain di seluruh dunia. Adanya kebijakan untuk melakukan work from home (WFH), social and physical distancing, mengharuskan masyarakat tetap dirumah saja, bekerja, beribadah dan belajar dari rumah. Kondisi demikian menuntut lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. 

       Berdasarkan masalah diatas salah satu metode yang penulis gunakan dalam pembelajaran akuntansi adalah metode Blended Learning. Blended Learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan sekaligus. Menurut Semler (2005), “Blended learning combines the best aspects of online learning, structured face-to-face activities, and real world practice. Online learning systems, classroom training, and on-the-job experience have major drawbacks by themselves.” Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.

        Dalam pembelajaran Ekonomi Akuntansi, banyak materi berupa teori dan praktik yang harus disampaikan ke peserta didik. Maka pembelajaran dengan menggunakan blended learning dianggap cocok. Guru bisa menyampaikan materi dengan tatap muka terbatas sekaligus pembelajaran melalui PJJ yaitu melalui google meet dan e-learning, sehingga anak yang mengikuti PJJ dari rumah masing-masing dapat melihat dan mengikuti guru yang sedang mengajar di kelas. Juga menerima perintah untuk mengerjakan tugas mandiri atau berstruktur yang diberikan melaui e-learning.

       Beberapa alasan mengapa blended learning sangat mendukung dalam pembelajaran Ekonomi Akuntansi di masa pandemi Covid-19, yaitu : Pertama, untuk peserta didik yang mengikuti PTM lebih mudah menyerap materi. Khususnya materi hitung-hitungan (praktik) sedangkan untuk yang mengikuti PJJ dari rumah lebih mudah diserap/ dipelajari peserta didik. Karena banyak fasilitas multimedia yang tersedia yang bisa digunakan untuk menyampaikan materi ke peserta didik. Dengan adanya E-learning ini, guru bisa leluasa untuk menyampaikan materi dengan lebih kreatif dan innovatif sehingga peserta didik mudah memahaminya dan tidak merasa bosan.

       Kedua, jauh lebih ringkas. Guru bisa menyampaikan materi Ekonomi Akuntansi langsung pada pokok bahasannya. Menuliskan pembukaan atau say hello dulu, kemudian menuliskan materi yang akan diajarkan. Bisa juga kita selipkan video pembelajaran untuk memperjelas materi yang kita sampaikan.

       Ketiga, belajar kapan pun dan di mana pun. Artinya, peserta didik bisa belajar 24 jam/hari–7 hari/minggu, sesuai semangat dan daya serap peserta didik. E-learning juga memberi kesempatan bagi peserta didik yang tidak punya gawai (gadget) atau gawainya masih nebeng dengan orang tua atau tetangganya, untuk belajar bergantian menggunakan satu gawai, karena materi yang disimpan di e-learning, akan tersimpan rapi dan tersusun secara sistematis dari materi awal akhir.

       Keempat, lebih efektif dan efisien dalam biaya. Melalui e-learning kita tidak memerlukan instruktur untuk membimbing pembelajaran Ekonomi Akuntansi. E-learrning juga tidak memerlukan minimum audiensi, karena siapapun tanpa dibatasi jumlah, bisa mengakses materi dan bahan ajar di e-learning

       Selain beberapa kelebihan tentunya ada juga kelemahannya. Yaitu ketika menggunakan e-learning , tidak bisa bertatap muka langsung dengan peserta didik. 

        Dari penerapan metode blended learning ini ternyata peserta didik lebih memahami konsep Ekonomi Akuntansi.  Dengan adanya metode blended learning tersebut, diharapkan agar pendidikan di Indonesia tetap berjalan dengan baik dan berjalan lancar. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top