GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRODUCTION DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PJJ MENINGKATKAN MOTIVASI, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
PENERAPAN METODE EXPLICIT INTRODUCTION DAN PEMANFAATAN MEDIA VIDEO DALAM PJJ MENINGKATKAN MOTIVASI, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
Oleh: Agung Bayu Saputro, S.Pd.
Guru Seni Budaya SMPN 2 Giritontro Wonogiri Jawa Tengah
Agung Bayu Saputro, S.Pd. |
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tuntutan zaman yang selalu berubah (Permendiknas nomor 41 tahun 2007).
Dalam hal ini, pendidikan merupakan suatu cara untuk membenahi dan meningkatkan kemampuan berfikir seseorang khususnya generasi-generasi muda sebagai penerus bangsa. Sukmadinata (2004), mengemukakan pendidikan sebagai upaya, yakni mencerdaskan bangsa menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan pengetahuan, melatih kecakapan, ketrampilan memberikan bimbingan, arahan, tuntunan, keteladanan dan lain-lain, (Sukmadinata,N.S., Kurikulum dan pembelajaran kompetensi. 2004 Bandung: Yayasan Kusuma karya). Oleh sebab itu pendidikan harus menjadi prioritas utama guna mencetak sumber daya manusia sebagai tenaga terdidik dan terampil yang berkualitas. Kualitas pendidikan disini tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan saja, akan tetapi ditentukan beberapa faktor salah satu diantaranya mutu tenaga pengajar.
Sekolah sebagai suatu instansi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah selalu melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik dalam interaksi belajar mengajar. Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan diri siswa. Menurut Winkel dalam (Nurrahma,1991:14) Belajar menghasilkan suatu perubahan tingkah laku keterampilan, kemampuan dan kecakapan serta perubahan-perubahan aspek-aspek lainnya yang ada pada diri siswa yang melakukan kegiatan belajar. Pembelajaran juga merupakan interaksi dua arah dari seorang guru kepada siswanya, dan terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya (Trianto,2009:17). Oleh karena itu kegiatan belajar mengajar ini diarahkan untuk memberdayakan semua potensi siswa menjadi kompetensi sesuai yang diharapkan (Suryani dan Agung,2012:1). Siswa merupakan subyek yang memiliki kemampuan untuk secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Untuk itulah pentingnya pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa.
Sebagai pekerja profesional, guru yang baik akan selalu berusaha memaksimalkan dan berinovasi meningkatkan pola kinerjanya dalam proses pembelajaran, baik perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian (Salman 2008). Selain itu guru juga harus memfasilitasi dirinya dengan seperangkat pengalaman, ketrampilan dan pengetahuan tentang keguruan. Selain harus menguasai substansi keilmuan, guru juga harus menguasai metode-metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, (Sardiyo dan Pannen, 2005, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara). Hal ini diperkuat oleh salam (2008) yang mengemukakan bahwa sebagus apapun kurikulum (official) hasilnya sangat berpengaruh pada bagaimana aksi dan reaksi guru dan siswa yang ada di dalam kelas (actual).
Kondisi pandemic covid 19 yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun ini telah mempengaruhi pendidikan di Indonesia mengalami perubahan yang dratis dan mengakibatkan kualitas pendidikan mengalami kemunduran beberapa langkah. Alasan kemunduran ini di dasari karena situasi merebaknya virus corona sehingga proses pembelajaran mengalami perubahan yang hasilnya kurang maksimal. Pemerintah melalui Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus disease (Covid-19), Mendikbud menghimbau semua lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka diganti dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) melalui daring online. PJJ merupakan suatu metode pembelajaran dimana pengajaran terjadi secara terpisah dari proses belajar sehingga komunikasi antara tenaga pengajar dan siswa difasilitasi dengan bahan cetak, media elektronik, dan media-media yang lain(Moore,1973). Sedangkan menurut pasal 1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang SISDIKNAS, menjelaskan bahwa pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari pendidik dan pembelajarnnya menggunakan berbagai sumber belajar melalui teknologi komunikasi, informasi dan media lain.
Selama pembelajaran jarak jauh berlangsung tidak sedikit kendala yang dihadapi guru maupun siswa, diantaranya sulitnya jangkauan internet, sarana prasarana siswa yang belum sepenuhnya mendukung, kurangnya adaptasi, sumber daya manusia dan lain sebagainya. Dampak dari permasalahan diatas tentunya berpengaruh pada menurunya kualitas pendidikan. Tidak sedikit siswa yang mengeluh karena gagalnya memahami materi yang disampaikan lewat daring tersebut. Kondisi tersebut akhirnya menjadi sesuatu yang menjemukan bagi siswa dalam belajar sehingga menurunkan motivasi, aktifitas, partisipasi, pemahaman maupun hasil belajarnya. Melihat kondisi seperti diatas tentunya tidak boleh dibiarkan berlarut-larut dan perlu segera untuk diatasi.
Mensikapi hal tersebut, peran guru sebagai pekerja professional di tuntut untuk memiliki strategi khusus agar siswa dapat belajar secara aktif, efektif, efisien serta tujuan pembelajaran yang di harapkan dapat tercapai secara maksimal. Salah satu langkah untuk memiliki strategi adalah harus menguasai teknik-teknik pengajaran atau menguasai metode dan pemanfaatan media dalam mengajar.
Metode mengajar adalah cara yang dilakukan untuk saling berinteraksi sehingga proses berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai (Suprijono, Agus, Cooperative Learning ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar 2009 hal 4). Sedangkan media adalah segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada siswa. Penggunaan media secara kreatif akan memungkinkan siswa belajar lebih banyak dan dapat memahami materi pelajaran lebih baik, sehingga akan meningkatkan performansi mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai(Asnawir,1987:1 Media Pengajaran. Padang: Fakultas`TarbiyahIAIN Imam bonjol ).
Jadi sangat jelas bahwa penggunaan media menjadi komponen penting dalam pembelajaran karena akan dapat membantu siswa mengamati, melakukan, mendemonstrasikan pembelajaran serta dapat memudahkan guru dalam mengatur dan memberikan petunjuk pada siswa tentang hal yang harus dilakukannya. Beberapa media yang dapat di gunakan guru untuk membantu proses pembelajaran antara lain media visual, media audio, media vidio, media cetak, media multimedia maupun media internet.
Penulis sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya di SMPN 2 Giritontro Wonogiri kelas VII C semester genap Tahun pelajaran 2020/2021 memilih dan menerapkan metode Explicit Introduction dengan memanfaatkan video tutorial sebagai sarana dalam menyampaikan materi tentang “Melatih Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil dengan Teknik Lukis”, Pemilihan metode dan media ini dipilih setelah guru menemukan permasalahan saat menyampaikan materi secara daring pada pertemuan sebelumnya. Ditemukan kasus yaitu, beberapa siswa sudah terlihat mulai jenuh dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh secara online. Gambaran ini dapat dilihat setiap pembelajaran berlangsung beberapa siswa mulai terlihat kurang motivasi, tidak aktif, tidak disiplin sehingga kondisi tersebut mengurangi kreatifitas, pemahaman maupun hasil belajarnya. Penurunan akademik dapat diketahui ketika guru mengecek dan mengkoreksi tugas yang telah diberikan pada siswa. Dari keseluruhan siswa kelas VII C berjumlah 28 anak, hanya 70% yang bisa selalu aktif, kreatif, disiplin mengikuti pembelajaran maupun mengumpulkan tugas sehingga mereka bisa memahami materi dan mampu mendapatkan nilai rata-rata 80 melampaui batas kkm, Sedangkan 30% siswa belum mampu mencapai nilai kkm karena tidak disiplin, kurang aktif sehingga perlu perhatian dan solusi untuk mengatasinya.
Setelah melalui evaluasi penulis akhirnya mengambil langkah dengan menerapkan metode menerapkan metode Explicit Introduction dan memanfaatkan media video dalam menyampaikan materi tentang “Melatih Kemampuan Siswa dalam Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Tekstil dengan Teknik Lukis”. Penerapan metode dan media ini di rasa pas dan tepat karena sesuai materi yang dipelajari. Melalui langkah-langkah pembelajaran dapat merubah pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, menyenangakan, mudah dipahami, dipraktekkan sehingga meningkatkan keterampilan maupun hasil belajar siswa.
Menurut Arends (dalam Trianto,201:41) Metode Exsplisit Introduction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegaiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Sedangkan Video merupakan media Audio visual yang menampilkan gerak (sadiman,2008:74). Video tutorial ini merupakan media yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan siswa mencermati materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajarnnya yaitu. 1) Melalui googgle meet guru membuka pelajaran diawali dengan berdoa, mengecek kehadiran, menyapa siswa, menanyakan keadaan dilanjutkan menyampaikan tujuan, indikator capaian pembelajaran serta menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan berlangsung. 2) Sebelum penyampaian materi guru me-review pengetahuan dan keterampilan dengan cara mengajukan pertanyaan untuk mengungkap sejauh mana pengetahuan dan keterampilan siswa yang telah dikuasai. 3) Guru mulai menyampaikan materi pelajaran melalui googgle meet, kemudian memberikan contoh-contoh, mendemonstrasikan konsep-konsep yang dipelajari melalui video tutorial yang dibagikan ke siswa. 4) Guru memberikan pelatihan awal melalui video tutorial, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih secara individu sesuai petunjuk dan arahan yang telah diberikan. 5) Guru menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik terhadap tugas yang diberikan. 6) Guru memberikan kesempatan lanjutan untuk mengulangi jika terjadi kesalahan-kesalahan. 7) Guru memberikan latihan berupa tugas mandiri yang harus divideokan kemudian dikirim pada guru dengan tujuan untuk meningkatkan motivasi, pemahaman serta mengasah keterampilan siswa. 8) Diakhir kegiatan guru mengevaluasi pembelajaran merangkum, memberikan penguatan, motivasi, apresiasi dan mengingatkan kepada siswa untuk selalu menjaga kesehatan dan menerapkan 5 M.
Penerapan metode dan penggunaan media yang tepat merupakan komponen penting dalam pembelajaran. Dengan pemilihan yang tepat akan membantu kelancaran guru dan siswa dalam menyampaikan maupun menerima materi dengan baik sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Melalui perapan metode Explicit Introduction dan video tutorial yang telah diterapkan penulis pada siswa kelas VII C di atas ternyata telah membawa dampak perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Penerapan metode tersebut telah memudahkan siswa dalam menerima materi sedangkan melalui video tutorial siswa mudah memahami, menirukan, melakukan, mendemonstrasikan tugas serta meningkatkan hasil belajarnya.
Peningkatan hasil belajar ini dapat diketahui setelah guru mengkoreksi hasil tugas siswa, dari keseluruhan siswa kelas VII C sejumlah 28 anak 100% telah mampu mengikuti pelajaran dengan aktif, megumpulkan tugas tepat waktu dan mengerjakannya dengan benar sehingga mereka mendapatkan nilai rata-rata 90 melampaui batas minimal kkm.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: