GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Daya Pragmatik Pidato Presiden Prabowo dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo sebagai Edukasi Strategi Tutur Politik yang Baik dan Santun
Daya Pragmatik Pidato Presiden Prabowo dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo sebagai Edukasi Strategi Tutur Politik yang Baik dan Santun
Oleh: Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum.
Dosen PBSI FKIP UNS, Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa, & DIKLISA
Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube/Tiktok: M. Rohmadi Ratulisa
![]() |
| Prof. Dr. Muhammad Rohmadi,S.S. M.Hum. |
"Kawan, setiap kata memiliki maksud, setiap maksud memiliki tujuan, dan setiap tujuan memiliki target yang akan diwujudkan sebagai bentuk perjuangan sepanjang masa"
Presiden Prabowo hadir dalam kegiatan kongres PSI untuk memberikan sambutan sekaligus menutup kegiatan kongres PSI, Minggu, 20 Juli 2025 di Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta. (1) “Saya sedikit emosional kalau mendengar kata-kata PSI, karena dahulu ayahanda saya pernah menjadi ketua PSI yang…, PSI yang lama, PSI versi lama, yaitu Partai Sosialis Indonesia dan sekarang ada penerusnya PSI, Partai Solidaritas Indonesia. Terima kasih memilih nama PSI” Merujuk pada tuturan data (1) di atas dapat dipahami daya pragmatik yang berwujud tindak tutur lokusi, sebagai wujud pernyataan Presiden Prabowo, “Saya sedikit emosional kalau mendengar kata-kata PSI”. Selain daya pragmatik yang berwujud tindak tutur lokusi juga memiliki daya pragmatik yang berwujud tindak tutur ilokusi, yang menyatakan dan sekaligus memiliki tujuan/ maksud tuturan kepada peserta kongres PSI, yaitu “Ingin memberitahukan kepada peserta kongres bahwa Presiden Prabowo ada kesan khusus “Saya sedikit emosional”.
Kalimat tersebut bukan bermakna marah atau emosi secara leksikal yang menahan kemarahan tetapi memiliki daya pragmatik dalam bentuk implikatur atau maksud tersirat bahwa ada pengalaman dan kesan khusus saat mendengar kata PSI. Makanya tindak tutur perlokusi sebagai wujud daya pragmatik Presiden Prabowo diungkapkan kepada keluarga besar PSI dalam kalimat dan konteks lengkap sebagai berikut, “Saya sedikit emosional kalau mendengar kata-kata PSI, karena dahulu ayahanda saya pernah menjadi ketua PSI yang, PSI yang lama, PSI versi lama, yaitu Partai Sosialis Indonesia dan sekarang ada penerusnya PSI, Partai Solidaritas Indonesia. Terima kasih memilih nama PSI” Tindak tutur Presiden Prabowo pada data (1) membuktikan dan menjadi contoh bagaimana mengungkapkan kata, frasa, klausa, dan kalimat kepada lawan tutur (peserta kongres PSI) dan seluruh rakyat Indonesia dengan baik, komunikatif, menyenangkan, dan santun.
Presiden Prabowo memberikan contoh kalimat sapaan kepada lawan tutur dengan kalimat yang baik, komunikatif, dan santun pada awal pidatonya. Hal ini dapat dicermati pada data (2) “Saudara-saudara yang saya hormati. Ini banyak sekali yang saya hormati, yang saya hormati, banyak sekali. (3) Kalau disebut mungkin lama, kalau tidak disebut pelanggaran. Bener ya” Merujuk pada tuturan Presiden Prabowo pada data (2) dapat ditegaskan bahwa daya pragmatik dalam bentuk tindak tutur lokusi yang menyatakan dan menginformasikan kepada peserta kongres dan seluruh rakyat Indonesia begitu memukau dan menghargai lawan tuturnya.
Hal ini dapat dicermati pada data (2) berikut “Saudara-saudara yang saya hormati. Ini banyak sekali yang saya hormati, yang saya hormati, banyak sekali” Pernyataan Presiden Prabowo tersebut mengandung daya pragmatik yang berwujud tidak tutur lokusi, menyatakan dan menginformasikan, juga tindak tutur ilokusi, yang memiliki maksud dan tujuan tersirat kepada peserta kongres PSI, dan juga kepada para peserta kongres PSI, khususnya Ketua Umum Partai di Indonesia yang hadir pada kongres PSI tersebut. Wujud daya pragmataik dalam bentuk implikatur yang bertujuan dan berfungsi untuk humor tersebut diwujudkan dalam bentuk tindak tutur perlokusi berikut pada data (3) “Kalau disebut mungkin lama, kalau tidak disebut pelanggaran. Bener ya” Merujuk tuturan Presiden Prabowo tersebut dapat dipahami bahwa Presiden secara tersurat dan tersirat sangat menghargai dan menghormati para ketua umum partai yang hadir. Hal ini disampaikan dengan bahasa yang baik, santun dan menyenangkan didengar pesesrta kongres PSI maupun seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan secara online.
Wujud tuturan yang sangat baik dan santun Presiden Prabowo pada kongres PSI dapat dijadikan contoh dan teladan bagi seluruh masyarakat Indoensia untuk tidak saling mengeluarkan diksi-diski ujaran kebencian dan memantik pertikaian yang akan merusak persatuan bangsa Indoenesia. Hal ini dibuktikan dan dicontohkan Presiden Prabowo melalui kalimat pada data (4) berikut: (4) “Yang saya hormati Wakil Presiden RI, Saudara Gibran Rakabuming Raka” “Yang saya hormati, ketua umum PSI yang baru saja terpilih, Saudara Kaesang Pangareb” Yang saya hormati, Para ketua umum partai yang harus saya sebut Namanya satu persatu, karena yang pegang kekuasaan ya ketua-ketua partai itu” Merujuk tuturan dan penghormatan Presiden Prabowo tentu akan membuat ruang-ruang kesemestaan untuk dapat dijadikan sebagai rujukan seluruh masayarakt NKRI untuk berkata dengan kata yang baik dan santun. Daya pragmatik yang digunakan oleh Presiden Prabowo dalam pidatonya tentu memiliki makna tersurat dan tersirat secara politik. Namun demikian, upaya untuk memilih diksi dan nada kalimat yang tepat bagai peserta kongres PSI ternyata menjadi daya pragmatik yang menarik dan menyenangkan gaya pidato Presiden Prabowo. Semoga juga menjadi pelajaran bagi anak buah Bapak Presiden Prabowo mulai dari Wakil Presiden RI sampai ketua RT di seluruh wilayah NKRI. Demikian juga semoga para ketua umum partai juga mengikuti keteladanan pilihan diksi dan gaya pidato Presiden Prabowo ke depannya.
Daya pragmatik dalam bentuk implikatur dan praanggapan yang disampaikan Presiden Prabowo dengan gaya santai, berhumor, dan menyenangkan disampaikan kepada peserta kongres PSI dan seluruh rakyat NKRI. Hal ini dapat dilhat pada data (5) berikut: (5) “Ketua partai itu berat lho, berdarah-darah lho….” “Jangankan Ketua Partai, Ketua DPW, DPC, itu berdarah-darah, capek. Bener kan? Belum yang hutangnya banyak”. Kalau partai politik kumpul, kadang senyumnya itu dipaksa karena mikir masih banyak utang yang harus dibayar” “Udah capek, hutang banyak, ndak menang, dimaki-maki, yak an”. Merujuk tuturan yang disampaikan Presiden Prabowo ini menjadi salah satu contoh literasi dan edukasi politik bagi seluruh peserta kongres partai dan seluruh masyarakt NKRI. Kemauan dan kemampuan untuk dapat menyampaikan pesan tersurat dan tersirat tanpa menyakiti lawan tutur dan partisipan tutur merupakan daya pragmatik yang luar biasa. Oleh karena itu, aneka kalimat dan pilihan diksi seorang penutur akan sangat menentukan sampainya tujuan tuturan, baik secara tersirat maupun tersurat. Dengan demikian, seorang penutur harus benar-benar dapat memilih diksi dan memahami teks, koteks, konteks tuturan secara menyeluruh agar tidak gagal pragmatik dalam berkomunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Itulah pentingnya seorang penutur memahami lawan tutur, konteks tuturan, media tuturan, tujuan tuturan, dan kesemestaan lawan tutur.
Teladan pidato Presiden Prabowo pada kongres PSI di Solo tentu akan menjadi salah satu model berpidato dengan pilihan diksi dan memahami konteks tuturan dengan sangat baik. Dengan demikian, Daya Pragmatik Pidato Presiden Prabowo dalam Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Solo dapat dijadikan model dan teladan bagi ketua partai-partai politik di Indonesia sebagai Edukasi Strategi Tutur Politik yang Baik & Santun. Oleh karena itu, stop ujaran kebencian, stop perundungan, stop saling fitnah, stop saling ejek, stop saling merendahkan satu dengan yang lain, mari bersatu padu dan bergotong royong untuk membangun Indonesia tercinta. Aku cinta Indonesia, aku bangga Indonesia, Indonesia memang luar biasa. Ayo terus belajar dan membelajarkan diri untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) dan terus berdialog melalui DIKLISA (Dialog Pendidikan, Literasi, Bahasa, dan Sastra) sehingga dapat menjadi contoh dan teladan untuk berbuat kebaikan dan berkarya bagi seluruh masyarakat NKRI tercinta.
“Setiap kata memiliki makna dan setiap makna akan menjadi pemantik untuk mewujudkan mimpi dan imajinasi sepanjang masa”
Istana Arfuzh Ratulisa Surakarta, 30 Juli 2025
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...

Tidak ada komentar: