GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
Tempe Mendoan Ngapak Raksasa Khas Tawangsari, Cita Rasa dari Hati untuk Pengais Rezeki
![]() |
| Trianto sibuk membolak-balik potongan tempe lebar yang digoreng dadakan. |
Tempe Mendoan Ngapak Raksasa Khas Tawangsari, Cita Rasa dari Hati untuk Pengais Rezeki
Sukoharjo - majalahlarise.com -Ketika senja mulai turun di kawasan Tawangsari, aroma gurih yang menggoda mulai menyebar dari sebuah gerobak sederhana di utara Tugu Tawangsari. Di sana, seorang pria sibuk membolak-balik potongan tempe lebar yang digoreng dadakan. Dialah Trianto yang akrab disapa mas Anthok peracik tempe mendoan Ngapak raksasa, yang tak hanya menjual gorengan, tapi juga menyajikan kisah keteguhan, keberanian, dan cinta terhadap kearifan lokal.
“Awalnya itu pas masa pandemi COVID-19, waktu puasa mau Lebaran. Saya kepikiran ajak teman buat buka jualan gorengan mendoan,” ujar Trianto, mengenang masa sulit yang justru melahirkan peluang.
Mendoan yang dijual Trianto bukan sembarang mendoan. Ukurannya besar, nyaris seukuran piring makan. Dengan tekstur lembut dan aroma daun bawang yang menggoda, satu potongnya saja sudah cukup mengenyangkan. Ia menyebutnya Mendoan Ngapak, menonjolkan kekhasan dari budaya Banyumasan yang begitu ia banggakan.
“Mendoan khas ngapak itu ya... beda. Biasanya pakai adonan tipis, digoreng setengah matang, biar rasa tempenya masih terasa banget. Ini juga buat gambaran umum, biar orang bisa ngrasain khasnya Banyumas meski lagi di Sukoharjo,” terangnya sambil tersenyum.
Gerobak mungil Trianto kini menjadi jujugan pecinta gorengan setiap sore. Meski awalnya hanya sedikit orang yang melirik, perlahan usaha ini mulai dikenal, terutama lewat mulut ke mulut. Banyak pelanggan datang karena penasaran dengan ukuran tempenya yang tak biasa, lalu kembali karena rasa dan keramahan sang penjual.
“Awal-awal ya sepi, orang belum banyak yang tahu. Tapi lama-lama ya Alhamdulillah dikenal juga. Sekarang ya buat cari rezeki sehari-hari,” tutur pria asal Weru ini dengan mata berbinar.
Tak hanya menjual, Trianto juga punya misi lebih besar yaitu memperkenalkan makanan khas daerahnya sembari memberdayakan diri lewat UMKM. Baginya, usaha kecil bukan sekadar urusan dapur dan pemasukan, tapi juga tentang merawat budaya, mengenalkan identitas, dan membangun kemandirian.
![]() |
| Trianto pedagang tempe Mendoan Ngapak. |
“Harapan saya, semoga UMKM bisa semakin dikenal, dan maju bersama. Teman-teman penggerak UMKM juga bisa terus berinovasi. Yang penting yakin dan berani mulai,” ucapnya penuh keyakinan.
Trianto pernah mencoba membuka cabang. Namun karena keterbatasan modal dan pemasukan, ia memutuskan kembali ke satu titik di utara Tugu Tawangsari dan fokus pada kualitas. “Dulu pernah cabang, tapi ya kurang maksimal. Saya pilih fokus di sini saja dulu,” ungkapnya jujur.
Apa yang dilakukan Trianto adalah gambaran nyata dari semangat UMKM Indonesia: sederhana tapi penuh makna, kecil tapi berdampak besar. Dengan mengandalkan bahan lokal, resep turun-temurun, dan pelayanan sepenuh hati, ia menunjukkan bahwa setiap orang bisa bangkit meski dari titik nol bahkan dari dapur kecil di pinggir jalan.
Saat hari berganti malam dan lampu-lampu kendaraan mulai berseliweran, aroma tempe mendoan dari gerobak Trianto tetap menggoda. Menjadi penanda bahwa di tengah hiruk-pikuk kehidupan, masih ada cita rasa lokal yang setia hadir menyapa perut, dan menghangatkan hati. (Sofyan)
Baca juga: Guru SD Muhammadiyah 1 Solo Raih Sertifikat HaKI
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
GENERASI KEDUA (LULUSAN) MASA CORONA Oleh: M. Nur Salim, SH. M.Pd Guru PPKn dan Kepala Sekolah SMK Kesehatan Cipta Bhakti Husada Yogyakarta ...
-
Menikmati makan gendar pecel di Gazebo. Watu Plenuk Mutiara Wisata Perbatasan Weru–Ngawen yang Menyuguhkan Alam, Kuliner, dan Kedamaian Gunu...



Tidak ada komentar: