Posted by CB Magazine on Rabu, 02 Juli 2025 |
Pendidikan
 |
Kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) I dengan tema “Identifikasi Risiko Penyakit Tidak Menular Hipertensi”. |
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Univet Bantara Sukoharjo Laksanakan Praktik Lapangan I, Identifikasi Risiko Hipertensi di Desa Celep, Nguter
Sukoharjo- majalahlarise.com -Dalam rangka mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama perkuliahan ke dalam dunia nyata, mahasiswa semester 6 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo melaksanakan kegiatan Praktik Belajar Lapangan (PBL) I dengan tema “Identifikasi Risiko Penyakit Tidak Menular Hipertensi”.
Kegiatan yang menjadi bagian dari kurikulum ini dilaksanakan oleh Kelompok 4 yang terdiri dari sepuluh mahasiswa aktif, yakni Azzahra Wahyu Nurohmah (ketua kelompok), Satya, Aden, Citra, Fakih, Najwa, Pipit, Anindya, Inggit, dan Alliyana. Mereka menjalankan kegiatan di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan, Ibu Dewi Puspito Sari, S.K.M., M.K.M.
PBL I dimulai sejak tanggal 11 Juni 2025 dengan pelaksanaan koordinasi awal serta pembekalan teknis di Puskesmas Nguter. Kegiatan ini merupakan tahapan penting sebelum mahasiswa diterjunkan langsung ke lapangan, guna menyamakan persepsi dan memahami prosedur pelaksanaan survei kesehatan masyarakat secara profesional.
 |
Kelompok 4 yang terdiri dari sepuluh mahasiswa aktif, yakni Azzahra Wahyu Nurohmah (ketua kelompok), Satya, Aden, Citra, Fakih, Najwa, Pipit, Anindya, Inggit, dan Alliyana. Mereka menjalankan kegiatan di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan, Ibu Dewi Puspito Sari, S.K.M., M.K.M. |
Puncak kegiatan dilakukan pada 17 Juni 2025 bertempat di Balai Desa Celep, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Mahasiswa melakukan pendataan secara langsung kepada masyarakat yang menjadi sasaran utama, yakni warga dari empat dukuh yang ada di Desa Celep, yaitu Dukuh Brahu, Puntuk, Jayan, dan Sambirejo.
Fokus utama dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi warga yang mengalami hipertensi atau memiliki risiko tinggi terhadap penyakit tidak menular tersebut. Pendataan dilakukan dengan pendekatan komunikasi interpersonal, survei kesehatan, serta pengukuran tekanan darah secara langsung kepada masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mengumpulkan data mengenai faktor risiko yang mempengaruhi hipertensi, antara lain Pola makan (konsumsi garam, makanan cepat saji, dan sayur/buah). Tingkat aktivitas fisik (olahraga rutin atau sedentary lifestyle). Kebiasaan merokok. Riwayat penyakit hipertensi dalam keluarga. Tingkat stres dan gaya hidup harian
Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui prevalensi hipertensi di masing-masing dukuh, serta mengidentifikasi faktor-faktor risiko utama yang berkontribusi terhadap kondisi tersebut.
Tujuan dari kegiatan ini tidak hanya sebatas akademis, melainkan juga sebagai bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam menyuarakan pentingnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, khususnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular seperti hipertensi.
Ketua Kelompok, Azzahra Wahyu Nurohmah, menyampaikan kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat dan memahami kondisi kesehatan di tingkat desa. "Kami belajar banyak, mulai dari komunikasi, teknis pemeriksaan, hingga menyusun rekomendasi intervensi berbasis data lapangan," jelasnya.
Sementara itu, dosen pembimbing lapangan, Ibu Dewi Puspito Sari, S.K.M., M.K.M., mengatakan kegiatan seperti ini merupakan bagian penting dari proses pembelajaran kontekstual yang tidak bisa didapatkan hanya dari teori di kelas. "Melalui praktik langsung di masyarakat, mahasiswa akan lebih peka terhadap persoalan kesehatan di lingkungan sekitar dan termotivasi untuk menjadi agen perubahan di bidang kesehatan," terangnya.
Diharapkan, hasil dari identifikasi risiko hipertensi ini dapat menjadi bahan rekomendasi bagi pemerintah desa dan Puskesmas Nguter dalam menyusun program intervensi kesehatan masyarakat yang lebih tepat sasaran. Selain itu, kegiatan ini juga mendorong kolaborasi antara dunia pendidikan dan masyarakat desa dalam menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan sadar akan pentingnya pencegahan penyakit tidak menular. (Sofyan)
Baca juga: PonpesMu Manafiul Ulum Gelar Bedah Kurikulum Pra-Raker, Wujudkan Pendidikan Pesantren Berkemajuan
Tidak ada komentar: