Merajut Silaturahmi dan Kerinduan Berbasis Cinta Kasih Sayang

Print Friendly and PDF

Merajut Silaturahmi dan Kerinduan Berbasis Cinta Kasih Sayang 


Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M. Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.


"Kawan, kerinduan terberat saat merindukan orang yang tiada bersua dan berjumpa selamanya. Hanya doa suci yang dapat dititipkan kepada angin dan semesta untuk menyampaikannya dalam pelukan sang pemilik semesta sepanjang masa"


       Berbahagia, bergembira, bersuka cita, dan berbagi cerita panjang lebar dengan Bapak, Ibu, Saudara, sanak famili, handai taulan, dan semua teman serta sahabat yang sudah hampir satu tahun tidak pernah bertemu. Perjalanan dengan penuh perjuangan selama menuju kampung halaman yang tenar dengan sebutan mudik sudah hilang rasa sesak, penat, lelah, dan sakitnya saat sudah bertemu dengan orang-orang yang dirindukan dengan sejuta cinta dan kasih sayang. “Bapaaaaaak….!, Ibuuuuuu….! Budhe….! Pakde….Anakmu pulang.” Pelukan hangat penuh kerinduan seakan akan tidak akan pernah dilepaskan. Rasa rindu dengan penuh cinta dan kasih sayang menjadi alasan kuat untuk selalu dekat dan merindukan selamanya kasih sayang Bapak dan ibu  dalam pelukan rindu sepanjang masa. Meskipun teknologi sudah dapat memfasilitasi untuk dapat berkomunikasi secar langsung melalui video call, zoom, google meet tetapi kerinduan serasa belum terobati apabila saat hari raya idul fitri atau lebaran tidak pulang kampung untuk sungkem dan memeluk erat Bapak, Ibu, Pakde, Budhe, Saudara, Paklik, Bulik, Pakde, Budhe, dan seluruh teman, sahabat, famili, dan semua keluarga yang selalu dirindukan sepanjang masa. Namun kerinduan dengan penuh rasa cinta dan kasih sayang itu terasa hampa saat orang-orang yang dicintai dan disayangi ternyata sudah tiada bersua selamanya.

       Upaya untuk terus merajut silaturahmi dan kerinduan dengan orang-orang yang dikasihi dan disayangi berbasis cinta dan kasih sayang memang sangat mulia. Adakalanya ada orang yang dimudahkan untuk berbagai kerinduan, merajut silaturahmi setiap saat. Namun demikian banyak juga orang-orang yang memendam kerinduan, cinta, dan kasih sayang yang tidak tersampaikan karena keadaan, situasi, dan kondisi. Akhirnya kerinduan, cinta, dan kasih sayang tersebut hanya dapat dipendam dan dilebur menjadi satu kesatuan dalam doa tulus Ikhlas untuk orang-orang yang dicintai, disayangi dengan sepenuh hati. Rasa sesak di dada, menangis, deraian air mata tidak terbendung karena tidak kuasa menahan kerinduan, cinta, dan kasih sayang yang begitu mendalam. Itulah kebesaran Tuhan yang telah memberikan nikmat dan ujian rasa cinta dan kasih sayang yang begitu mendalam. Wujudkanlah rasa cinta dan kasih sayang tersebut dengan doa-doa terbaik yang tulus Ikhlas kepada pemilik semesta. Semoga semesta akan menyampaikan silaturahmi, kerinduan, cinta, dan kasih sayang tersebut dengan cara semesta kapan pun dan di mana pun. Itulah wujud harfiah dunia yang penuh dengan aneka macam mimpi dan imajinasi dengan berbagai konteks kehidupan.

       Merajut silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang tentu harus dilakukan terus menerus agar dapat menyambung persaudaraan, kekeluargaan, kegotongroyongan, toleransi, kebersamaan, dan persatuan seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini menjadi salah satu upaya untuk dapat memfasilitasi seluruh masyarakat Indonesia yang bhineka tunggal ika, baik bahasa, budaya, agama, ras, suku, golongan, dan pendidikannya. Oleh karena itu, sosialisasi dan upaya untuk terus merajut silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang harus dilakukan dengan langkah-langkah berikut: (1) menguatkan niat hanya untuk ibadah dengan dimulai dari diri sendiri, (2) merajut silaturahmi dan kerinduan kepada keluarga, (3) merajut silaturahmi dan kerinduan dengan guru, dosen, dan orang-orang yang pernah berjasa dalam perjalanan hidup, (4) merajut silaturahmi dan kerinduan kepada seluruh masyarakat yang bhineka tunggal ika, (5) merajut silaturahmi dan kerinduan kepada teman, sahabat, handai taulan, famili, dan seluruh masyarakat Indonesia melalui media sosial, (6) merajut silaturahmi dan kerinduan kepada murid, mahasiswa, dan sejawat, dan (7) merajut silaturahmi dan kerinduan kepada kedua orang tua, kakek dan nenek yang sudah tiada. Tujuh rajutan silaturahmi dan kerinduan tersebut harus menjadi satu kesatuan sebagai modal untuk mewujudkan silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang. Rasa cinta dan kasih sayang harus dijadikan modal untuk bersemangat hidup dan menghidupi diri sendiri agar dapat mendoakan dengan tulus ikhlas orang-orang yang dicintai dan disayangi sepanjang hari. Ikhlaskan dalam doa segala rindu, cinta, dan kasih sayang itu dalam setiap langkah dan perjalanan kita untuk terus menjelajahi semesta sepanjang masa dalam pelukan sang pemilik semesta dengan terus bersilaturahmi dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk kemaslahatan umat sepanjang hayat.

       Keheningan hati dan jiwa dalam kerinduan berbalut cinta dan kasih sayang akan terobati dalam doa dan pelukan pemilik semesta sepanjang masa. Kekuatan cinta dan kasih sayang dalam silaturahmi dan kerinduan akan selalu mengantarkan kebahagiaan dan keberkahan bagi semua orang yang membawanya dengan senyuman sepenuh hati. Kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang yang tersimpan selamanya pastilah akan abadi dalam silaturahmi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bagi Saudara-saudaraku yang belum dapat merajut silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang secara langsung ke pelukan orang-orang yang disayangi dan dicintai harap bersabar dan terus melantunkan doa-doa suci yang terbaik untuk orang-orang yang dicintai dan disayangi kepada pemilik semesta. Kehendak sang pemilik semesta tidak akan kemana, semua akan diikat dalam rajutan kasih sayang dan cinta sang pemilik semesta dengan cara-Nya sendiri tanpa diketahui oleh siapa pun dan kapan pun oleh penghuni semesta. Yakinlah kerinduan, cinta, dan kasih sayang hakiki itu tetap dalam pelukan sang pemilik semesta sepanjang masa.

       Merajut silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta bukan hanya saat lebaran. Upaya untuk tetap menjaga dan merawat silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang harus terus dijaga, dipupuk, dirawat, dan dipelihara sepanjang masa. Rajutlah silaturahmi dan kerinduan berbasis cinta dan kasih sayang kepada siapa pun yang dicintai dan disayangi dengan sepenuh hati sepanjang hari seperti rasa cinta dan kasih sayang kepada-Nya. Dengan demikian, rasa rindu, cinta, dan kasih sayang itu akan menyatu dalam setiap lantunan doa suci untuk-Nya sepanjang masa. Dengan demikian, kapan pun, di mana pun, rajutan silaturahmi, rasa rindu, cinta, dan kasih sayang itu akan selalu terjaga sepanjang masa untuk terus ikut serta menyinari dunia, seperti bintang, bulan, dan matahari yang menyinari bumi sepanjang hari, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia. 


“Merajut mimpi dan imajinasi untuk terus berliterasi dengan ratulisa (rajin menulis dan membaca)  di istana Arfuzh Ratulisa menjadi upaya untuk terus merawat rajutan silaturahmi, kerinduan, cinta dan kasih sayang kepada bintang, bulan, matahari, dan penghuni semesta sepanjang masa” 

Suatu Pagi di Beranda Sekolah Menulis Arfuzh Ratulisa (SEMAR), 13 April 2024


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top