GIVE RADIO IKOM UNIVET
Redaksi / Pemasangan Iklan
Total Tayangan Halaman
EDUKASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK
EDUKASI ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN ANAK
Oleh : Ana Murwanti, S.Pd.
SD Negeri Danggolo, Gebangharjo, Pracimantoro Wonogiri Jawa Tengah
Ana Murwanti, S.Pd. |
Seperti yang kita ketahui bahwa di tahun 2019 terdapat 4.3 juta anak di Indonesia tidak dapat melanjutkan Pendidikan. Salah satu penyebabnya adalah karena kemiskinan masyarakat Indonesia dan biaya Pendidikan yang cenderung cukup tinggi, penyebab lainnya adalah karena kurangnya edukasi terhadap para orangtua bahwa Pendidikan bagi anak anak mereka sangatlah penting, sehingga orang tua di Indonesia cenderung mengabaikan pentingnya Pendidikan bagi anak anak mereka.
Kurangnya edukasi tentang pentingnya Pendidikan masyarakat juga disertai dengan kurangnya edukasi atas fungsi dari pendidikan sendiri. Yang selama ini di pahami oleh Sebagian besar orangtua Pendidikan hanyalah tentang nilai yang tertulis dalam sebuah ijazah, bukan tentang pengetahuan yang di dapat oleh anak anak mereka. Hal tersebut menyebabkan Sebagian orangtua memberikan tekanan kepada anak anak mereka agar selalu memperoleh nilai yang sempurna dan mengabaikan pengetahuan yang sebenarnya.
Padahal sejatinya bakat dan kemampuan setiap anak tidak bisa disamarakatan dengan hanya melihat tinggi atau rendahnya nilai ijazah. Sistem pembelajaran di Indonesia adalah sistem yang mewajibkan seorang siswa menguasai seluruh mata pelajaran. Padahal seorang anak bisa saja berbakat di bidang Pendidikan matematika namun tidak berbakat dalam bidang Pendidikan Bahasa begitupun sebaliknya, sehingga bakat dan kemampuan seorang anak tidak bisa di tentukan dari nilai ijazah mereka,
Dalam beberapa kasus banyak anak yang justru merasa tertekan oleh kedua orangtuanya sendiri, hal tersebut menyebabkan anak anak kehilangan semangat dan kemauannya untuk belajar atau mendapatkan Pendidikan, karena tuntutan besar yang di berikan kedua orangtuanya, bahkan hal tersebut dimungkinkan menyebabkan seorang anak dapat terjerumus kedalam pergaulan bebas,
Beberapa Orangtua di Indonesia bahkan memutuskan untuk menghentikan Pendidikan anaknya jika anak-anak mereka tidak mendapatkan nilai yang sempurna atau tidak sesuai dengan standar yang mereka miliki, hal ini juga menjadi salah satu penyebab mengapa banyak anak yang tidak melanjutkan Pendidikan. Karena orangtua mereka tidak mendukung mereka untuk mendapatkan Pendidikan yang lebih baik.
Hak pendidikan dan hak jadi terdidik adalah hak setiap anak bangsa, sehingga pendidikan mesti menbentuk masyarakat berkarakter. Terlihat jamak bahwa anak didik selalu dianggap objek pendidikan, padahal karakter pendidikan itu sendiri mewujudkan masyarakat yang percaya diri bahwa dia memiliki dirinya sendiri dengan pengalaman dan pembelajaran yang selama ini didapatkannya di dunia pendidikannya.
Miris memang melihat warna pendidikan saat ini yang hanya mengedepankan kemampuan berpikir tanpa melihat nilai sosial dan karakter dasar seorang anak manusia. Mungkinkan kacamata pendidikan saat ini hanya melihat seorang peserta didik dari kacamata aliran behaviorisme yang beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk dalam kategori belajar. Mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Aliran ini berpegang pada realitas dengan mata telanjang dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya, sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut.
Mesti dipahami, bahwa guru itu ibaratkan teman atau kakak yang mendorong peserta didik bisa menemukan potensi dirinya sebagaimana slogan Tut Wuri Handayani. Dengan semboyan Tut Wuri Handayani ini diharapakan seorang pendidik harus bisa menjadi tauladan, di tengah murid, pendidik harus bisa memberikan ide, dan di belakang, seorang pendidik harus bisa memberikan dorongan.
Penting bagi orangtua membantu anak anak mereka dalam menemukan bakat dan kemampuannya, dukungan moral maupun material sangat lah dibutuhkan dalam proses pencarian dan pengembangan bakat dan minat seorang anak. Sangatlah besar peran orangtua dalam proses tersebut. sehingga orangtua juga diharuskan memiliki pengetahuan yang tepat tentang Pendidikan seorang anak. maka penting bagi orangtua untuk mengetahui fungsi dan tujuan dari sebuah Pendidikan.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT MEMBACA SISWA Oleh : Apriyati SDN Penyarang 04, Sidareja, Cilacap Jawa Tengah Apriyati Membaca merupakan keg...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
PENTINGNYA PENGGUNAAN BAHASA JAWA KRAMA DIKALANGAN REMAJA PADA ABAD 21 Oleh : Kunaniyah, S.Pd Guru Bahasa Jawa SMP Islam Al Bayan Wiradesa,...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: