LILIN ANDARA INOVASI EDUKATIF PENCEGAHAN DBD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR

Print Friendly and PDF

LILIN ANDARA INOVASI EDUKATIF PENCEGAHAN DBD MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Fadhilah Puspitaningrum, S.Pd.; Meliawati, S.Pd.; Shelly Ervina Vionanzi, S.Pd.; Viki Marniatin, S.Pd.; Yesi Yunitasari, S.Pd 

Mahasiswa PPG Calon Guru Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo


Fadhilah Puspitaningrum, S.Pd


Meliawati, S.Pd


Shelly Ervina Vionanzi, S.Pd


Viki Marniatin, S.Pd


Yesi Yunitasari, S.Pd


       Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi penyakit menular yang banyak terjadi di Indonesia, dengan lebih dari 143.000 kasus dan 1.100 kematian pada tahun 2023 (Kemenkes RI, 2023). Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang berkembang biak di genangan air bersih. Di Kabupaten Rembang, termasuk wilayah sekitar SD Negeri 02 Bulu, peningkatan kasus DBD terjadi dalam sebulan terakhir, menyebabkan keresahan warga dan gangguan kegiatan belajar siswa. Meski masyarakat sudah menyadari bahaya DBD, sebagian besar belum memahami cara mencegahnya secara efektif. Pengetahuan tentang siklus hidup nyamuk dan penggunaan bahan alami sebagai pengusir nyamuk belum menyeluruh. Terlebih lagi, terdapat kesenjangan antara pengetahuan dan tindakan nyata di masyarakat—banyak ibu rumah tangga tahu pentingnya mencegah gigitan nyamuk, namun tidak tahu bagaimana caranya. Minimnya sosialisasi dan lemahnya integrasi edukasi kesehatan dalam pembelajaran sekolah memperparah situasi ini (Rohmawati, 2022). Dibutuhkan inovasi edukatif yang melibatkan siswa dan masyarakat untuk menjembatani kesenjangan ini.

       Sebagai upaya solutif, mahasiswa PPG Prajabatan Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet) menggagas proyek Lilin Andara (Anti Nyamuk dari Aroma Daun dan Rempah) bersama guru dan siswa SD Negeri 02 Bulu. Fokus kegiatan adalah pada siswa kelas 4 yang dibagi ke dalam tiga kelompok, masing-masing membuat dua lilin aroma terapi. Tiap kelompok dibimbing dalam proses produksi: mencampurkan parafin, memotong krayon sebagai pewarna alami, menyiapkan sumbu dengan tali yang diikatkan pada tusuk gigi, serta menuangkan campuran lilin panas ke dalam wadah berisi pewarna. Bahan alami seperti serai dan daun jeruk digunakan sebagai pengusir nyamuk karena mengandung senyawa citronellal dan limonene yang terbukti efektif (Utami & Sugiharto, 2021). Proses ini tidak hanya memberikan pengalaman praktik langsung, tetapi juga membangun keterampilan, tanggung jawab, dan kolaborasi antar siswa. Antusiasme peserta sangat tinggi, terlihat dari keterlibatan aktif dalam tiap tahapan pembuatan lilin.

       Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan experiential learning (Kolb, 1984), di mana siswa belajar dari pengalaman nyata. Proses dimulai dengan penyampaian materi tentang DBD, dilanjutkan praktik pembuatan lilin secara berkelompok. Mahasiswa PPG dan guru berperan sebagai fasilitator. Proyek juga terintegrasi dalam pembelajaran IPA dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Observasi, dokumentasi, dan refleksi siswa digunakan sebagai alat penilaian keberhasilan.

       Proyek Lilin Andara berhasil dilaksanakan di SD Negeri 02 Bulu dengan lancar dan berdampak positif. Kegiatan merupakan bagian dari program kepemimpinan mahasiswa PPG yang didampingi dosen pembimbing. Secara teknis, siswa mampu menyelesaikan produk lilin herbal dengan baik. Proses demonstrasi dan sosialisasi dilakukan kepada guru, orang tua, dan warga sekitar sekolah. Produk lilin kemudian dibawa pulang oleh siswa untuk digunakan di rumah sebagai bentuk tindak lanjut pemanfaatan. Kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis proyek tidak hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan DBD, tetapi juga memberdayakan siswa sebagai agen perubahan lingkungan.

       Proyek Lilin Andara menjadi contoh nyata integrasi pembelajaran kontekstual dengan isu kesehatan masyarakat. Melalui kegiatan ini, siswa belajar secara aktif, memahami persoalan lingkungan, serta terlibat langsung dalam solusi. Kolaborasi antara guru, mahasiswa, dan masyarakat menjadi kekuatan utama keberhasilan program ini. Diharapkan proyek ini dapat direplikasi di sekolah lain sebagai gerakan preventif DBD yang edukatif dan berkelanjutan. Pemerintah daerah dan sekolah disarankan mendukung inisiatif semacam ini melalui kebijakan dan dukungan sumber daya.


Daftar Pustaka:

Kementerian Kesehatan RI. (2023). Data Kasus Demam Berdarah di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi.

Utami, N., & Sugiharto, D. (2021). Efektivitas Minyak Atsiri Serai sebagai Repelan Nyamuk Aedes aegypti. Jurnal Biologi Tropis, 19(2), 112–118.

Putri, R. M., Nugroho, D. A., & Hidayat, F. (2020). Pemanfaatan Rempah dalam Produk Anti Nyamuk Alami. Jurnal Inovasi Teknologi Kesehatan, 8(1), 45–53.

Rohmawati, A. (2022). Kesadaran Masyarakat Terhadap Pencegahan DBD dan Tantangannya. Jurnal Sosial Kesehatan Masyarakat, 5(3), 67–74.

Kolb, D. A. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development. New Jersey: Prentice Hall.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top