MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF SISWA

Print Friendly and PDF

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF SISWA

Oleh : Ibnu Nadziir, S.Pd.

SMP Negeri 2 Karanggayam, Kebumen Jawa Tengah

Ibnu Nadziir, S.Pd.


       Akhir-akhir ini banyak remaja yang melakukan penyerangan kepada pihak lain, hal ini disebabkan karena masa remaja sering kali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung meledak, sulit mengendalikan perasaannya, dan berpikir tidak realistis. Hal ini yang  sering memunculkan perilaku agresif dikalangan siswa.

       Perilaku agresif  merupakan perilaku seseorang yang diwujudkan dalam tindakan penyerangan secara fisik langsung seperti memukul, mencakar, menendang, dan menggigit maupun verbal seperti menjerit, berteriak, membuat suara gaduh, dan marah yang meledak-ledak terhadap orang lain yang dapat membahayakan atau mencederai orang lain.

        Perilaku agresif dipengaruhi oleh sifat egosentris, yaitu masih sulitnya memahami apa yang dirasakan dan dipikirkan orang lain atau masih sulit berempati. Individu tidak dapat memahami jika ia memukul atau menghina orang lain, orang tersebut akan merasa sakit. Perilaku agresif yang terjadi di lingkungan sekolah jika tidak segera ditangani dapat menimbulkan gangguan proses belajar mengajar dan akan menyebabkan siswa cenderung beradaptasi terhadap kebiasaan buruk tersebut.

       Sebuah teknik yang memfasilitasi siswa untuk belajar keterampilan sosial, menyampaikan pendapat dengan santun, berempati dengan orang lain, dan mengurangi bahkan menghilangkan perilaku agresif adalah bimbingan kelompok dengan teknik permainan.

       Bimbingan kelompok teknik permainan  merupakan bimbingan yang dilaksanakan secara kelompok terhadap sejumlah individu dengan menggunakan permainan sebagai teknik dalam pelaksanaan bimbingan. Bimbingan kelompok teknik permainan  secara tajam berfokus pada meningkatkan kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan sebagai bentuk ekspresi emosi dan melatih siswa untuk mengukur kemampuan yang dimilikinya serta mampu meningkatkan kreativitas siswa.

       Adapun permainan yang diterapkan dalam  model layanan bimbingan kelompok teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif yaitu (1) See our feet, (2) Berdiri bersama, (3) Terjerat tali, (4) Bis parkir, (5) Lanjutkan ceritaku, (6) Kata berantai, (7) Our picture, (8) Kata bersambung. Dengan  menerapkan teknik permainan tersebut diharapkan dapat mengurangi perilaku agresif fisik maupun agresif verbal siswa.

       Adapun visi dan misi bimbingan kelompok teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa sebagai berikut:

Visi: terwujudnya pribadi siswa yang memiliki keterampilan sosial yang baik  melalui penerapan bimbingan kelompok teknik permainan.

Misi layanan bimbingan kelompok teknik permainan yaitu:

1. Memfasilitasi siswa dengan kegiatan kelompok agar dapat mengurangi bahkan menghilangkan  perilaku agresifnya.

2. Membantu siswa agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial.

3. Menemukan cara mengendalikan situasi yang dapat menimbulkan konflik.

       Model layanan bimbingan kelompok teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa memiliki tujuan umum dan tujuan khusus:

Tujuan umum bimbingan kelompok dengan teknik permainan adalah mengurangi perilaku agresif siswa.

Tujuan khusus bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik permainan yaitu:

1. Berkurangnya perilaku agresif fisik langsung seperti memukul, mencakar, menendang, dan menggigit.

2. Berkurangnya perilaku agresif verbal seperti menjerit, berteriak, membuat suara gaduh, dan marah yang meledak-ledak.

       Berdasarkan dari tujuan bimbingan kelompok dengan teknik permainan di atas dan kondisi riil tingkat agresif siswa serta pelaksanaan bimbingan kelompok, maka isi bimbingan kelompok dengan teknik permainan dalam hal ini terfokus pada:

Bidang pribadi

       Bimbingan kelompok dengan teknik permainan dimaksudkan untuk membantu siswa mengurangi perilaku agresif.

Bidang Belajar

       Bimbingan belajar adalah layanan bimbingan kelompok yang diberikan pada siswa untuk membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Bidang Sosial

       Dalam bidang bimbingan sosial, pelayanan bimbingan kelompok membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan rasa tanggung jawab.

Bimbingan Karier 

       Suatu usaha yang dilakukan untuk membantu individu (peserta didik) dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.

       Implementasi bimbingan kelompok dengan teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa meliputi: See our feet, Berdiri bersama, Terjerat tali, Bis parkir, Lanjutkan ceritaku, Kata berantai, Our picture, Kata bersambung.

        Implementasi bimbingan kelompok dengan teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa yakni mengangkat topik-topik yang berkaitan dengan perilaku agresif, meliputi: Indahnya persahabatan, Musyawarah menyelesaikan masalah, Kerjasama, Tanggung jawab, Komunkasi efektif, Toleransi, Pentingnya diskusi, Sopan santun.

       Pengembangan program meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis, dan tindak lanjut bimbingan kelompok. Pengembangan bimbingan kelompok teknik permainan meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:

       Perencanaan bimbingan kelompok di sekolah memperhatikan beberapa hal diantaranya meliputi: relevan dengan kebutuhan dan masalah di sekolah, sifat-sifat khas sekolah (tujuan sekolah, guru, siswa dan lingkungan sekolah), fasilitas (personil, ruangan, dana, dan peralatan), terperinci dan sistematis, pelayanan kepada semua siswa, tujuan yang ideal dan realistis dalam perencanaannya, keseimbangan lingkungan bimbingan dan konseling, terbuka dan luwes, kerjasama dengan semua pihak terkait dalam rangka memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan kelompok, penilaian dan tindak lanjut untuk penyempurnaan program pada khususnya, dan peningkatan keefektifan dan keefesian penyelenggaraan program.

       Pelaksanaan program bimbingan kelompok terfokus pada pengembangan pribadi, pencegahan, dan pengentasan masalah berkaitan dengan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Sehingga dengan demikian, tujuan dalam pengembangan model bimbingan kelompok teknik permainan ini adalah dapat mengurangi perilaku agresif siswa  melalui kegiatan bimbingan kelompok.

       Penilaian program meliputi penilaian proses dan penilaian hasil, analisis dan tindak lanjut.

      Penilaian proses, mengetahui sejauh mana keefektifan bimbingan kelompok dilihat dari segi proses.

     Penilaian hasil, untuk memperoleh informasi keefektifan layanan bimbingan kelompok dilihat dari segi hasil.

     Analisis dan tindak lanjut, hasil dari penilaian proses dan penilaian hasil kemudian ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkann program selanjutnya.

      Kompetensi konselor dalam mengimplementasikan model layanan bimbingan kelompok teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa sebagai berikut:

1. Berkualifikasi pendidikan S1 Bimbingan dan konseling

2. Sudah menjadi guru bimbingan dan konseling minimal 1 tahun

3. Memiliki pengetahuan dan atau memahami konsep tentang pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, teknik permainan dan perilaku agresif..

       Dalam peranannya sebagai pemimpin kelompok konselor harus memiliki ciri-ciri pribadi yang kompeten. Kualifikasi konselor bimbingan kelompok teknik permainan adalah memiliki kemampuan pengorganisasian, pengelolaan, dan ketatalaksanaan berkenaan dengan penyelengaraan bimbingan kelompok teknik permainan.

       Dalam penataan kebijakan pelaksanaan layanan bimbingan  kelompok di sekolah dengan seijin kepala sekolah bekerjasama dengan wakasek kurikulum, wakasek kesiswaan, TU, merumuskan tujuan, teknik, waktu dan tempat pelaksanaan layanan bimbingan kelompok.

       Adapun prosedur teknik pelaksanaan model bimbingan kelompok dengan teknik permainan untuk mengurangi perilaku agresif siswa adalah sebagai berikut:

Mengidentifikasi masalah dilapangan.

       Menentukan tujuan, konselor menentukan tujuan berdasarkan kebutuhan-kebutuhan siswa yang diidentifikasi kemudian akan dirumuskan menjadi tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan kelompok teknik permainan. 

       Perekrutan anggota kelompok, pemimpin kelompok membentuk  kelompok kecil yang terdiri dari 8 orang.

       Merancang kegiatan bimbingan kelompok, seperti mengatur kegiatan jadwal pelaksanaan, tempat, dan menyiapkan materi dan bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok teknik permainan.

       Mensosialisasikan rencana atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan dukungan dari wali kelas, guru, orang tua, dan pihak lain.

       Melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap awal, tahap peralihan, tahap kegiatan, dan tahap pengakhiran.

Evaluasi dan tindak lanjut.

Tahap-tahap Bimbingan Kelompok Teknik Permainan

Tahap awal

       Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan teknik permainan menggunakan  masalah yang dihadapi siswa sebagai langkah awal yang harus dipahami dan siswa harus mau terlibat langsung dalam pelaksanaan bimbingan kelompok agar anggota kelompok memahami serta timbulnya suasana kelompok yang kondusif,  langkah-langkah sebagai berikut:

1. Berdoa untuk mengawali kegiatan

2. Menampilkan diri secara utuh dan terbuka dan mengucapkan terima kasih

3. Menampilkan penghormatan kepada anggota, hangat, tulus bersedia membantu dan penuh empati

4. Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok

5. Menumbuhkan suasana kelompok

6. Menumbuhkan minat anggota untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok

7. Menumbuhkan saling mengenal, percaya, menerimah, dan membanntu diantara anggota kelompok

8. Menumbuhkan suasana bebas dan terbuka antar anggota kelompok

9. Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok

10. Menjelaskan asas-asas dan cara bimbingan kelompok (rahasia, sukarela, terbuka, aktif, kegiatan, normatif)

Kegiatan selingan (memperkenalkan, mengungkapkan diri, penghangatan/pengakraban)

Tahap transisi

1. Menjelaskan kegiatan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya

2.Menawarkan sambil mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

4. Memberi contoh topik-topik bahasan yang dikemukakan dan dibahas oleh kelompok

5. Meningkatkan  kemampuan keikutsertaan anggota. Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama (tahap pembentukan)

Tahap kegiatan 

       Pada tahap ini anggota berpartisipasi untuk menyadari bahwa merekalah yang bertanggungjawab terhadap kehidupan mereka. Siswa didorong untuk mengambil keputusan, memberi tanggapan mengenai topik yang dibahas dalam kelompok, dan belajar bagaimana menjadi bagian kelompok yang integral sekaligus memahami kepribadiannya sendiri dan juga dapat memahami orang lain serta dapat menyaring umpan balik yang diterima. 

Topik yang dibahas dalam tahap kegiatan meliputi: Indahnya persahabatan, Musyawarah menyelesaikan masalah, Kerjasama, Tanggung jawab, Komunkasi efektif, Toleransi, Pentingnya diskusi, Sopan santun.

       Permainan yang diterapkan pada setiap topik pembahasan adalah: See our feet, Berdiri bersama, Terjerat tali, Bis parkir, Lanjutkan ceritaku, Kata berantai, Our picture, Kata bersambung.

Tahap pengakhiran, Menjelaskan bahwa kegiatan kelompok akan segera diakhiri

Penilaian segera (UCA)

Mempertahankan suasana hangat, bebas dan terbuka, Membahas pada anggota tentang merencanakan kegiatan lanjutan, Ucapan terima kasih atas keikutsertaanya semua anggota, Doa penutup, Perpisahan sambil bersalaman, Pemimpin kelompok melaksanakan penilaian segera (Laiseg) dan pertanyaan atau wawancara untuk melihat tingkat penguasaan tentang topik yang diberikan. 

      Secara lebih rinci, evaluasi pelaksanaan bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan:

Evaluasi isi: evaluasi terhadap kedalaman pembahasan topik

Evaluasi dampak: evaluasi terhadap pemahaman dan dampak kegiatan terhadap anggota, dalam hal ini adalah adanya perubahan perilaku yang berkaitan dengan kecerdaskan interpersonal siswa.

Evaluasi proses: evaluasi terhadap keterlibatan anggota selama proses bimbingan kelompok berlangsung.

Untuk mengevaluasi keefektifan model, dilakukan tes skala kepercayaan diri sebagai post test setelah berakhirnya seluruh rangkaian bimbingan kelompok yang diiakukan. Kemudian membandingkan antara hasil pre-test dan post-test.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top