GIVE RADIO IKOM UNIVET













Redaksi / Pemasangan Iklan






Total Tayangan Halaman

MENGASAH KREATIVITAS SISWA KELAS IV DENGAN DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK MELALUI PROJECT BASED LEARNING
MENGASAH KREATIVITAS SISWA KELAS IV DENGAN DAUR ULANG LIMBAH PLASTIK MELALUI PROJECT BASED LEARNING
Oleh: Devy Mardiati, S.Pd
Guru MIM Jatisalam Wuryantoro, Wonogiri Jawa Tengah
![]() |
Devy Mardiati, S.Pd |
Sampah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan. Sampah adalah sisa buangan dari suatu produk atau barang yang sudah tidak diperlukan namun dapat menjadi barang bernilai bila didaur ulang (Dian Mawarni, 2022:2).
Setiap hari, kita melihat sampah plastik berserakan di sekitar kita, di sekolah, di rumah, bahkan di jalanan. Sampah plastik yang sulit terurai ini menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia. Jika tidak dikelola dengan baik, plastik bisa mencemari tanah, air, dan membahayakan makhluk hidup. Sayangnya, banyak orang masih belum sadar akan dampaknya.
Penulis selaku guru mata pelajaran IPAS kelas IV memberikan pembelajaran kepada siswa tentang pengelolaan sampah terutama sampah plastik menjadi karya bernilai serta mampu menumbuhkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilihat anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan imajinasi yang luar biasa. Jika diberikan kesempatan, mereka bisa menciptakan sesuatu yang unik dan bermanfaat dari benda-benda yang ada di sekitar mereka, termasuk limbah plastik.
Metode pembelajaran yang digunakan yaitu metode Project Based Learning (PjBL) menjadi pendekatan yang tepat untuk mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga lingkungan sambil mengembangkan kreativitas mereka. Menurut Ibnu Mahtumi (2022:28) bahwa pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Penerapan metode Project Based Learning (PjBL) dengan membuat proyek berbasis daur ulang sampah plastik. Siswa tidak hanya belajar teori tetapi juga terlibat langsung dalam proses pembuatan sesuatu yang nyata dan bermanfaat.
Tujuan dengan proyek ini, diharapkan siswa dapat mengolah limbah plastik menjadi barang yang berguna dan menarik. Belajar secara aktif dengan menerapkan metode Project Based Learning. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini.
Adapun langkah-Langkah yang dilakukan yaitu 1. Diskusi dan Perencanaan. Guru mengajak siswa berdiskusi tentang sampah plastik dan dampaknya terhadap lingkungan. Siswa diminta mengamati lingkungan sekitar dan mencatat jenis limbah plastik yang paling sering ditemukan. Guru dan siswa bersama-sama menentukan proyek yang akan dibuat, seperti tempat pensil dari botol plastik, hiasan dari tutup botol, atau vas bunga dari plastik bekas.
2. Pengumpulan dan Pemilahan Bahan. Siswa diminta membawa sampah plastik dari rumah. Limbah yang terkumpul dibersihkan dan dipilah berdasarkan jenis dan ukurannya. Guru memberikan panduan tentang cara menyiapkan bahan agar aman digunakan.
3. Proses Pembuatan Produk. Siswa bekerja dalam kelompok dan mulai merancang desain produk mereka. Dengan bimbingan guru, siswa menggunakan alat sederhana seperti gunting, lem, dan cat untuk mengubah limbah plastik menjadi produk kreatif. Siswa mengeksplorasi berbagai teknik agar hasil karyanya lebih menarik dan berguna.
4. Presentasi dan Evaluasi. Setiap kelompok mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas. Teman-teman dan guru memberikan apresiasi serta saran untuk perbaikan. Guru mengadakan sesi refleksi untuk mengevaluasi proses pembelajaran dan pengalaman siswa.
Setelah diterapkan metode Project Based Learning (PjBL) kepada siswa dapat diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Kreativitas siswa semakin terasah. Siswa berhasil membuat berbagai produk unik dari limbah plastik. Ada yang membuat tempat pensil dari sedotan, pot tanaman dan hiasan dinding dari tutup botol warna-warni, bunga dari plastik bekas dan lain-lain. Mereka belajar bagaimana memadukan warna, bentuk, dan fungsi agar hasilnya menarik.
2. Kesadaran lingkungan meningkat. Siswa mulai memahami bahwa sampah plastik bisa menjadi ancaman jika tidak dikelola dengan baik. Beberapa dari mereka bahkan mulai memilah sampah di rumah dan mengajak keluarga untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.
3. Belajar menyelesaikan masalah dengan kreatif. Saat membuat produk, siswa menghadapi berbagai tantangan, seperti bagaimana menyambungkan plastik atau mencari bahan tambahan agar lebih kokoh. Mereka belajar berpikir kreatif, mencoba berbagai solusi, dan bekerja sama dalam kelompok.
4. Lebih mandiri dan percaya diri. Banyak siswa yang awalnya pemalu, tetapi setelah bekerja dalam kelompok dan mempresentasikan hasil karya mereka, mereka menjadi lebih percaya diri. Mereka bangga bisa menunjukkan hasil kerja kerasnya di depan teman-teman.
5. Belajar jadi lebih menyenangkan. Proyek ini membuat siswa lebih antusias dalam belajar. Mereka merasa seperti sedang bermain sambil belajar, bukan sekadar mendengarkan penjelasan di kelas. Bahkan, banyak yang ingin mencoba proyek serupa dengan bahan daur ulang lainnya.
Dari proyek ini, terlihat bahwa pemanfaatan limbah plastik melalui metode Project Based Learning sangat efektif dalam meningkatkan kreativitas siswa. Dengan mengolah plastik bekas menjadi barang berguna, mereka tidak hanya belajar tentang daur ulang, tetapi juga mengasah keterampilan berpikir kreatif, kerja sama, dan problem solving.
Selain itu, proyek ini menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Siswa menjadi lebih peduli terhadap sampah di sekitar mereka dan mulai menerapkan kebiasaan baik seperti memilah sampah dan mendaur ulang barang yang masih bisa digunakan.
Pendekatan ini juga membuat pembelajaran lebih menarik dan bermakna. Siswa lebih aktif, mandiri, dan terlibat dalam proses belajar. Mereka tidak hanya menghafal teori, tetapi benar-benar mengalami dan memahami konsep yang dipelajari.
Dengan keberhasilan proyek ini, diharapkan guru dapat terus mengembangkan metode pembelajaran berbasis proyek untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan siswa dalam menghadapi tantangan dunia nyata.
Top 5 Popular of The Week
-
5 KOMPONEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Oleh: Novi Astutik, S.Pd.SD SD Negeri 4 Wonogiri, Wonogiri Jawa Tengah Novi Astutik, S.Pd.SD ...
-
FILSAFAT JAWA KIDUNGAN “ANA KIDUNG RUMEKSA ING WENGI” Oleh: Sri Suprapti Guru Bahasa Jawa di Surakarta Sri Suprapti Filsafat Jawa a...
-
Proses pembuatan jenang tradisional. Melihat Lebih Dekat Usaha Jenang Tradisional 'UD TEGUH' Kedung Gudel Kenep Sukoharjo- majala...
-
ICE BREAKING SALAM PANCASILA TINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MENGGALI IDE PENDIRI BANGSA TENTANG DASAR NEGARA Oleh : Suheti Priyani, S.Pd Guru M...
-
ALAT PERAGA ULAR TANGGA NORMA DAN KEADILAN SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PPKn Oleh: Sulistiani, S.Pd Guru SMP Negeri 3 Satu Atap Mijen, Demak J...
-
PEMANFAATAN APOTEK HIDUP DI LINGKUNGAN SEKOLAH Oleh : Rosi Al Inayah, S.Pd Guru SMK Farmasi Tunas Harapan Demak, Jawa Tengah Rosi Al Inayah...
-
TRADISI KROBONGAN Oleh: Aris Prihatin SMPN 1 Manyaran, Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah Aris Prihatin Masyarakat J...
-
PENDIDIKAN DI ERA GLOBALISASI Oleh : Wahyu Sri Ciptaningtyaswuri, S.Pd.SD Guru SDN Kaliayu, Cepiring, Kendal Jawa Tengah Wahyu Sri Ciptaning...
-
Kepala SMP Negeri 8 Surakarta, Triad Suparman, M.Pd beserta bapak ibu guru dan siswa foto bersama dengan karya tulisan kata-kata mutiara. ...
-
PERMAINAN OLAHRAGA DALAM PENJAS ADAPTIF BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Oleh : Agus Dwi Surahman, S.Pd Guru SLB BC YSBPD Wuryantoro, Wonogiri ...
Tidak ada komentar: