MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DIALOG RAGAM BAHASA JAWA DENGAN METODE MIND MAP DAN MEDIA GAMBAR

Print Friendly and PDF

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DIALOG RAGAM BAHASA JAWA DENGAN METODE MIND MAP DAN MEDIA GAMBAR


Oleh: Linda Sefianti, S.Pd

Guru SMP Negeri 5 Kroya, Cilacap Jawa Tengah

Linda Sefianti, S.Pd


       Berkurangnya penggunaan Bahasa Jawa sebagai alat komunikasi, berpengaruh terhadap perbendaharaan kosa kata peserta didik. Diperparah lagi kurangnya peran serta orang tua sebagai unsur utama penanaman bahasa Jawa dalam keluarga. Anak terbiasa dilatih berbahasa ngoko dengan orang tua, sehingga tidak ada variasi unggah-ungguh basa dalam keluarga. Sebagian peserta didik juga beranggapan, Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran yang kurang berperan terhadap kelanjutan studi mereka, sehingga minat peserta didik untuk mempelajari Bahasa Jawa menjadi rendah. Minat baca terhadap berbagai karya sastra Jawa juga rendah, sehingga kemampuan memperkaya ide-ide kreatif menjadi berkurang. Beberapa fakta tersebut, tentu secara langsung atau pun tidak langsung berdampak pada kemampuan peserta didik menerima materi bahasa Jawa yang diajarkan guru di sekolah. Peserta didik dengan perbendaharaan kosa kata yang rendah, tidak dapat mengembangkan gagasannya dalam berbagai ragam bahasa dan dengan unggah-ungguh basa yang benar. Hal tersebut tampak terlihat dari kurangnya kemampuan peserta didik dalam mengungkapkan gagasan pada menulis teks dialog.

       Rendahnya prestasi belajar peserta didik dapat disebabkan sistem pembelajaran yang masih dominan menggunakan metode ceramah sehingga sebagian besar peserta didik masih pasif dan pembelajaran hanya berpusat pada guru, selain hal tersebut, tidak adanya media yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar juga mempengaruhi peserta didik sehingga peserta didik berperilaku pasif dan pembelajaran pun menjadi tidak menarik. Tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-komponen lainnya tidak diperlukan. Salah satunya adalah komponen metode dan media. Metode dan media adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode dan media secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. Metode dan media adalah pelicin jalan pengajaran menuju tujuan. Ketika tujuan dirumuskan agar anak didik memiliki keterampilan tertentu, maka metode dan media serta tujuan jangan bertolak belakang. Artinya, metode dan media harus menunjang pencapaian tujuan tersebut. 

     Guru perlu menciptakan metode dan media yang tepat untuk mengatasi kesulitan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran menulis teks dialog, khususnya dalam hal pengembangan gagasan peserta didik. Salah satu metode yang sesuai digunakan dalam pembelajaran menulis teks dialog bagi peserta didik adalah Mind Map atau peta pikiran dan diperjelas dengan media gambar. Kegiatan pembelajaran dengan metode Mind Map dan media gambar memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan konsep sendiri melalui observasi dengan daya nalar, daya pikir dan kreatifitas. Penggunaan metode Mind Map dan media gambar dapat mengembangkan berbagai kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui berbagai kegiatan. 

       Mind Map merupakan cara mencatat yang kreatif dengan menggunakan imajinasi peserta didik. Mencatat adalah salah satu sarana penting untuk membantu peserta didik dalam memahami dan mengingat kembali materi yang telah diajarkan. Dengan menggunakan metode Mind Map dan media gambar memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan gagasan dengan cepat dan tepat. Proses ini dilandaskan anggapan bahwa sekelompok peserta didik yang saling bekerjasama dengan koordinasi yang baik akan memunculkan lebih banyak ide. Ide-de tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk peta pikiran untuk dikembangkan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Semua gagasan yang berhubungan dengan tema dan ada dalam pikiran peserta didik dicatat, tidak ada yang dipilih-pilih, dikelompokkan berdasarkan sub tema. Tujuan Mind Map adalah untuk membuat kompilasi atau kumpulan gagasan, pendapat, informasi, dan pengalaman peserta didik yang sama atau berbeda, yang hasilnya dijadikan peta pikiran untuk dikembangkan sendiri oleh tiap peserta didik.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top