PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Print Friendly and PDF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Oleh: Dharis Dwi Apriliyanti, S.Pd

SMP Negeri 1 Bangsri Kabupaten Jepara Jawa Tengah 


Dharis Dwi Apriliyanti, S.Pd


       Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang memberikan keleluasaan peserta didik untuk menciptakan pembelajaran berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar peserta didik. Kurikulum Merdeka Belajar adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler beragam disertai konten yang lebih optimal. Sehingga peserta didik punya cukup waktu untuk mendalami konsep serta menguatkan kompetensi. Guru juga lebih leluasa memilih berbagai perangkat ajar sesuai dengan kebutuhan belajar dan minat siswa. Keunggulan kurikulum Merdeka Belajar adalah lebih sederhana dan mendalam; interaktif; merdeka dan relevan.

       Kurikulum Merdeka memudahkan dan mendorong guru untuk berorientasi pada peserta didik, misalnya berfokus pada materi esensial, jadi materi tiap mata pelajaran lebih sedikit sehingga guru tidak perlu terburu-buru dalam mengajar. Guru bisa menggunakan metode dan model pembelajaran yang lebih interaktif, lebih mendalam, dan lebih menyenangkan. 

       Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pendekatan ruang kelas yang dinamis di mana diyakini bahwa siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam melalui eksplorasi aktif tantangan dan masalah dunia nyata. Salah satu model pembelajaran yang sangat sesuai dengan kurikulum merdeka adalah model pembelajaran Project Based Learning (PjBL).

       Project Based Learning merupakan metode pembelajaran yang menggunakan project sebagai media pembelajaran. Dimana model pembelajaran ini berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi atau penelitian yang mendalam terhadap suatu topik pembelajaran. Dengan metode ini siswa melakukan berbagai macam kegiatan seperti eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang baru saja diresmikan pada bulan Februari 2022, Project Based Learning menjadi salah satu model pembelajaran yang dianjurkan untuk diterapkan dalam pembelajaran di Kurikulum Merdeka.

       Project Based Learning juga dapat diartikan sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berangkat dari suatu latar belakang masalah untuk mengerjakan suatu project atau aktivitas nyata yang akan membuat siswa mengalami berbagai kendala kontekstual sehingga harus melakukan investigasi dan pemecahan masalah untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga dapat mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Tujuan penerapan Project Based Learning adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah berbasis project, memperoleh pengetahuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran, membuat siswa lebih aktif dalam memecahkan masalah project yang kompleks dengan hasil produk nyata, mengembangkan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola bahan atau alat untuk menyelesaikan tugas, dan meningkatkan kolaborasi siswa.

       Project Based Learning memiliki karakteristik yang membedakan dengan model lainnya, karakteristik tersebut adalah 

1. Centrality, dengan model ini project menjadi pusat dalam kegiatan pembelajaran.

2. Driving Question, berfokus pada pertanyaan atau masalah yang mengarah kepada siswa untuk dapat mencari solusi dengan konsep atau prinsip ilmu pengetahuan yang sesuai.

3. Constructive Investigation, dengan model ini siswa dapat membangun pengetahuan dengan melakukan investigasi secara mandiri dimana guru adalah sebagai fasilitator.

4. Autonomy, menuntut student centered dengan siswa sebagai problem solving dari masalah yang dibahas.

5. Realisme, kegiatan yang dilakukan oleh siswa berfokus pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya (otentik)

       Terdapat beberapa kelebihan dalam menggunakan model pembelajaran Project Based Learning yaitu sebagai berikut : Meningkatkan motivasi belajar siswa dan mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting dan juga perlu dihargai. Meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem kompleks. Meningkatkan kolaborasi pada siswa. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber belajar. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi project, serta membuat alokasi waktu dan sumber yang lainnya seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa dan guru menikmati proses pembelajaran.

       Penerapan model pembelajaran Project Based Learning dapat dilakukan dengan baik apabila sintaks sudah dipersiapkan dengan baik. Sintaks adalah pedoman dasar dalam menentukan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran berbasis project. Sintaks yang perlu dilakukan dalam menerapkan Project Based Learning adalah sebagai berikut :

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar

       Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan yang esensial yaitu dengan pertanyaan yang dapat memberikan penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.

2. Mendesain Perencanaan Project

       Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa maka dari itu siswa diharapkan akan merasa memiliki atas project tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawabkan pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian project.

3. Menyusun Jadwal

       Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan project. Aktivitas yang dilakukan dalam tahap ini adalah membuat timeline atau alokasi waktu untuk menyelesaikan project, membuat deadline atau batas waktu akhir penyelesaian project, membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan project, serta meminta siswa untuk membuat penjelasan tentang pemilihan.

4. Memonitor Siswa dan Kemajuan Project

       Guru memiliki tanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan project. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap prosesnya. Untuk mempermudah guru dalam melakukan monitoring maka dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.

5. Menguji Hasil

       Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar dan berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, serta memberikan umpan balik mengenai tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh siswa. Selain itu juga dapat membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran selanjutnya.

6. Mengevaluasi Pengalaman

       Tahap terakhir adalah guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil project yang sudah dijalankan, proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top