MENERAPKAN DISIPLIN DI SEKOLAH

Print Friendly and PDF

MENERAPKAN DISIPLIN DI SEKOLAH

Oleh : Vinda Tri Astuti, S.Pd.

SDN 01 Banglarangan, Ampelgading, Pemalang Jawa Tengah

Vinda Tri Astuti, S.Pd.


       Pendidikan adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mencapai Indonesia yang adil dan makmur. Siswa sebagai sumber daya manusia masa depan bangsa perlu disiapkan untuk menjawab harapan-harapan tersebut. Tanpa adanya peraturan, tidak hanya siswa, tetapi guru juga dapat menampakkan perilaku yang tidak sejalan dengan norma-norma pendidikan dan pembelajaran. Karenanya disiplin sangat perlu dalam proses belajar mengajar, karena disiplin dapat membantu kegiatan belajar, dapat menimbulkan rasa senang untuk belajar dan meningkatkan hubungan sosial. Sekolah dapat membuat kebijakan tertentu dalam bentuk aturan. Salah satunya tata tertib sekolah, di mana siswa mempedomani tata tertib sekolah itu dalam rangka keberhasilan proses belajar mengajar, dan membentuk karakteristik siswa agar disiplin dan bertanggung jawab.

       Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh dalam melakukan pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau dengan kata lain suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam melaksanakan tanggung jawab sudah seharusnya dilakukan. Disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri. Tata tertib berarti seperangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu bisa disebut dengan disiplin siswa. 

       Penanganan siswa bermasalah melalui pendekatan disiplin merujuk pada aturan dan ketentuan (tata tertib) yang berlaku di sekolah beserta sanksinya memang perlu ditegakkan untuk mencegah sekaligus mengatasi terjadinya berbagai penyimpangan perilaku siswa. Kendati demikian, harus diingat sekolah bukan “lembaga hukum” yang harus mengobral sanksi kepada siswa yang mengalami gangguan penyimpangan perlaku. Sebagai lembaga pendidikan, justru kepentingan utamanya adalah bagaimana berusaha menyembuhkan segala penyimpangan perlaku yang terjadi pada para siswanya. Oleh karena itu, di sinilah pendekatan yang kedua perlu digunakan yaitu pendekatan melalui bimbingan dan konseling. Berbeda dengan pendekatan disiplin yang memungkinkan pemberian sanksi untuk menghasilkan efek jera, penangan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling justru lebih mengutamakan pada upaya penyembuhan dengan menggunakan berbagai layanan dan teknik yang ada. Penangan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling sama sekali tidak menggunakan bentuk sanksi apapun, tetapi lebih mengandalkan pada terjadinya kualitas hubungan interpersonal yang saling percaya di antara konselor dan siswa yang bermasalah, sehingga setahap demi setahap siswa tersebut dapat memahami dan menerima diri dan lingkungannya, serta dapat mengarahkan diri guna tercapainya penyesuaian diri yang lebih baik.

       Sedangkan peraturan, tata tertib dan berbagai ketentuan lainnya yang bertujuan mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Tata tertib sekolah menurut Nawawi dalam Hadianti, L. S. (2017) mencakup beberapa aspek, yaitu: 1) Tugas dan kewajiban, baik dalam kegiatan intra kulikuler maupun ekstra kurikuler; 2) Larangan-larangan bagi para siswa; 3) Sanksi-sanksi bagi para siswa. Tata tertib sekolah bukan hanya sekedar kelengkapan dari sekolah, tetapi merupakan kebutuhan yang harus mendapat perhatian dari semua pihak yang terkait, terutama dari pelajar atau siswa itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, maka sekolah pada umumnya menyusun pedoman tata tertib. Faktor-faktor yang memengaruhi tata tertib sekolah adalah: 1) Faktor lingkungan keluarga; 2) Faktor lingkungan sekolah; 3) Faktor lingkungan masyarakat. Tata tertib sekolah bertujuan agar semua siswa sekolah mengetahui apa tugas, hak, dan kewajiban serta melaksanakan dengan baik sehingga kegiatan sekolah dapat berjalan dengan lancar. 

       Menanamkan disiplin pada siswa melalui penerapan tata tertib di sekolah tidak dapat dilakukan dengan hanya mengandalkan kekuasaan kepala sekolah semata. Sebagai sebuah langkah stategis, maka diperlukan keterlibatan berbagai elemen yang terkait langsung dengan kepentingan sekolah. Karenanya strategi penerapan tata tertib sekolah dilakukan dengan melakukan sosialisasi pada orang tua siswa dan masyarakat, melibatkan organisasi siswa intra sekolah (OSIS), gerakan pramuka, serta kegiatan ekstrakulikuler yang lain. Dengan diterapankannya tata tertib merupakan langkah strategis yang mesti diambil oleh pihak sekolah sebagai panduan warga sekolah dalam berperilaku di lingkungan sekolah, karena berkaitan dengan berbagai aspek perkembangan peserta didik, seperti minat belajar, prestasi, dan kemampuan bermasyarakat.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top