MENJADI GURU INSPIRATIF DAN DISENANGI SISWA

Print Friendly and PDF

MENJADI GURU INSPIRATIF DAN DISENANGI SISWA

Oleh : Surendro, S.Pd.SD

SDN Doplang 04 Kecamatan Adipala kabupaten Cilacap Jawa Tengah

Surendro, S.Pd.SD


       Setiap orang yang pernah mengenyam bangku pendidikan pasti memiliki kenangan dengan guru yang pernah mengajar. Ya, kenangan yang tidak bisa hilang dari ingatan sepanjang usia. Kenangan ini akan menorehkan jejak mendalam pada jalannya kehidupan.

       Kenangan itu tidak selalu indah. Kenangan itu warna-warni. Selain yang indah, kenangan yang kita ingat itu kadang menggelikan, kadang menyedihkan, atau juga memalukan. Bisa juga ingatan dalam jenis lain. Hal-hal semacam ini yang biasanya lekat dalam ingatan.

       Jika kita kuliah sampai level sarjana, ada ratusan guru yang telah mengajar kita. Hitung saja ada berapa guru yang telah mengajar kita mulai sekolah dasar sampai kuliah. Jelas sangat banyak.

       Dari sekian banyak guru-guru kita, ada berapa orang yang kita ingat sampai sekarang? Semua? Jelas tidak. Hanya sebagian yang terekam kuat dalam ingatan kita. Bisa jadi hanya sebagian kecil saja yang kita ingat, sementara sebagian besarnya sudah lupa.

       Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekedar dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan tauladan, tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Guru inspiratif bukanlah sekedar berkompeten sesuai dengan akademiknya, mampu mengajar didepan kelas, membuat soal-soal, dan menentukan kelulusan siswa. Guru inspiratif harus memiliki kepribadian yang menarik sehingga dapat menstimulasi siswa untuk mengembangkan potensi diri, menumbuhkan kesadaran siswa dalam meraih masa depannya, dan menjalin kehangatan interaksi antara guru dan siswa sehingga guru tidak lagi dianggap sebagai sosok angker yang menakutkan, tetapi dapat menjadi mitra belajar yang menyenangkan.

       Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru itu tidak harus dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan ,pengalamannya dan memberikan tauladan tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik.

       Guru inspiratif adalah guru yang terbuka dan membuka wawasan bagi muridnya maupun dirinya sendiri. Membuka wawasan bagi dirinya sendiri, guru yang terbuka dengan berbagai pemikiran baru dan cara-cara baru untuk mensukseskan tugasnya mengajar. Dan guru inspiratif juga membuka wawasan baru bagi muridnya dan secara sungguh-sungguh memfasilitasi kesuksesan siswanya dalam belajar.

       Lalu, bekal apakah yang harus kita miliki agar menjadi guru yang penuh inspirasi dan disenangi oleh siswa? Peningkatan kemampuan akademik dan skill mengajar merupakan modal dasar yang harus dimiliki. Akan tetapi tetapi tak boleh dikesampingkan pula bekal-bekal berikut ini : Berpandangan positif, Menjalin ikatan emosional, Membuat aturan main bersama, Membuat kegembiraan, Memberi pujian, Berani mengambil resiko, Menjadi teladan.

       Hal ini bermakna bahwa guru tidak sekadar mengajarkan ilmu tetapi juga perilaku. Guru yang mengajarkan ilmu sebagaimana tertera dalam kurikulum bisa diibaratkan sebagai membuka pintu. Aspek yang diajarkan bermetamorfosis menjadi keterampilan. Namun demikian aspek yang menentukan apakah pintu itu tetap terbuka atau tidak adalah attitude. Nah, guru yang bisa membuat para siswanya mengalami perubahan dalam kehidupannya itulah yang membukakan pintu dan merawat agar pintu itu tetap terbuka. 

       Namun demikian kuncinya tetap para siswa. Guru hanya memberikan modal. Jika siswa mampu merekonstruksi modal yang diberikan oleh guru-gurunya maka kehidupan setelah sekolah bisa bertransformasi menjadi lebih baik. Jika tidak, apa yang diberikan guru setidaknya telah memperkaya warna dan jalan kehidupan para siswanya.

       Niat menjadi guru teladan bukanlah sesuatu yang muluk, tetapi memang sebuah kewajiban. Niat tersebut akan menjadi penerang langkah hati kita dan pendorong semangat kita. Yakinkan dalam segala gerak langkah kita bahwa kita akan menjadi teladan bagi siswa dan lingkungan kerja. Menjadi teladan memang bukan hal mudah karena secara manusiawi kita pasti memiliki kekhilafan. Akan tetapi yang penting kita lakukan adalah kejujuran untuk mengakui kesalahan kita dan berupaya untuk memperbaikinya. Dengan cara semacam ini kita akan tampil secara wajar dan orang lain pun akan melihatnya secara utuh.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top