MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL CTL

Print Friendly and PDF

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL CTL 

         

Oleh: 1) Mujoko 2) Triyono, 2) Rohmat Triyono

MIN 1 Boyolali, MTs Negeri 3 Sukoharjo, MTs Negeri 11 Boyolali


       Pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah (MTs) memerlukan pendekatan yang tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada keterampilan praktis yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani (Penjas) dan Prakarya menjadi kombinasi yang istimewa karena mendorong siswa untuk beraktivitas fisik dan kreatif dalam menciptakan karya. Model Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan salah satu metode efektif untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan pengalaman nyata siswa.

       CTL adalah pendekatan yang menekankan hubungan antara teori dan praktik dalam kehidupan sehari-hari. Model ini terdiri dari tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme, inkuiri, bertanya, komunitas belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik.

       Dalam konteks Pendidikan Jasmani (Penjas), penerapan CTL dapat dilakukan melalui: 1) Aktivitas Berbasis Masalah – Contohnya, siswa diminta untuk merancang program latihan kebugaran yang sesuai dengan kondisi fisik mereka; 2) Simulasi dan Permainan – Mengajak siswa terlibat dalam permainan olahraga yang mengajarkan nilai-nilai kerja sama, strategi, dan keterampilan gerak; 3) Kerja Tim – Siswa bekerja dalam kelompok untuk mempraktikkan teknik olahraga tertentu, seperti teknik passing dalam bola voli atau dribbling dalam sepak bola.

       Sedangkan dalam Prakarya, penerapan CTL dapat dilakukan dengan: 1) Proyek Berbasis Konteks Lokal – Siswa menciptakan produk dari bahan alami atau daur ulang yang ada di sekitar mereka; 2) Eksperimen dan Eksplorasi – Menggunakan bahan sederhana untuk menghasilkan karya inovatif, seperti kerajinan dari anyaman bambu atau pembuatan makanan khas daerah; 3) Refleksi dan Presentasi – Setelah proyek selesai, siswa menganalisis proses yang telah mereka jalani dan mempresentasikan hasil karya kepada teman-teman sekelas.

       Penerapan model CTL dalam Pendidikan Jasmani (Penjas) dan Prakarya memiliki berbagai manfaat, antara lain: 1) Meningkatkan Keterampilan Gerak – Siswa menjadi lebih aktif dan menyadari pentingnya olahraga melalui pengalaman langsung; 2) Meningkatkan Kreativitas – Siswa lebih inovatif dalam menciptakan produk dari berbagai bahan; 3) Meningkatkan Motivasi Belajar – Dengan pembelajaran yang lebih kontekstual, siswa menjadi lebih tertarik dan berpartisipasi aktif; 4) Membantu Pengembangan Karakter – CTL menanamkan nilai-nilai seperti kerja sama, tanggung jawab, dan kemandirian.

       Model CTL dalam pembelajaran Penjas dan Prakarya di tingkat MTs merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan keterampilan gerak dan kreativitas siswa. Dengan mengaitkan teori dengan pengalaman nyata, siswa dapat lebih memahami manfaat dari pembelajaran yang mereka jalani. Oleh karena itu, guru dianjurkan untuk terus mengembangkan metode ini agar pembelajaran menjadi lebih interaktif dan bermakna.


Daftar Pustaka

Depdiknas. (2020). Model Pembelajaran Kontekstual di Sekolah Menengah. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Johnson, E. B. (2021). Contextual Teaching and Learning: What It Is and Why It’s Here to Stay. California: Corwin Press.

Suherman, A. (2022). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Berbasis Kontekstual. Bandung: Alfabeta.

Widiastuti, S. (2023). Kreativitas dalam Pembelajaran Prakarya di Sekolah Menengah. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yulianto, B. (2024). Pembelajaran Aktif dan Kontekstual dalam Kurikulum Merdeka. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top