MEMBENTUK KARAKTER ANAK MELALUI DONGENG BAHASA JAWA

Print Friendly and PDF

MEMBENTUK KARAKTER ANAK MELALUI DONGENG BAHASA JAWA

Oleh: Moh. Firman Nugroho, S.Pd.

Guru SMP Negeri 1 Bangsri, Jepara, Jawa Tengah


Moh. Firman Nugroho, S.Pd.


       Dongeng adalah salah satu bentuk narasi yang telah ada sejak zaman dahulu. Setiap budaya memiliki dongengnya sendiri yang menjadi bagian tak terpisahkan dari warisan budaya mereka. Salah satu contoh yang menarik adalah dongeng dalam Bahasa Jawa. Dalam artikel ini, kita akan membahas berbagai aspek tentang dongeng dalam Bahasa Jawa dan betapa pentingnya dalam memperkaya warisan budaya Indonesia.

       Dalam perkembangan anak, membangun karakter yang kuat dan moral yang baik merupakan hal yang sangat penting. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai tujuan ini adalah melalui dongeng. Dongeng telah menjadi bagian dari budaya kita selama berabad-abad, dan dalam konteks budaya Jawa, dongeng bahasa Jawa memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak. Dongeng bahasa Jawa bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sarana untuk mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan kebijaksanaan kepada generasi muda. Dalam hal ini Dongeng Bahasa Jawa dapat mengajarkan anak tentang kosakata Bahasa Jawa, selain itu lewat dongeng, anak juga belajar banyak nilai-nilai kebaikan yang bisa dijadikan bekal kehidupan saat dewasa, selain itu daya pikir anak akan menjadi terlatih serta bisa mengembangkan kreativitas.

       Berikut ini adalah beberapa jenis dongeng di bahasa Jawa yang populer:

1. Dongeng Rakyat

       Dongeng rakyat, juga dikenal sebagai dongeng legenda atau dongeng tradisional, adalah jenis dongeng yang berasal dari masyarakat. Cerita-cerita ini sering kali berhubungan dengan mitologi dan kepercayaan tradisional masyarakat Jawa. Contohnya adalah dongeng tentang Nyi Roro Kidul, legenda tentang Roro Jonggrang, atau kisah tentang Jaka Tarub dan Nawang Wulan.

2. Dongeng Binatang

       Dongeng binatang adalah jenis dongeng di mana tokoh utamanya adalah hewan. Dalam cerita-cerita ini, hewan-hewan tersebut berperilaku seperti manusia dan memiliki sifat-sifat manusiawi. Dongeng binatang sering kali mengajarkan pelajaran moral kepada pembacanya. Contoh dongeng binatang dalam bahasa Jawa adalah Dongeng Kancil lan Buaya atau Dongeng Jurig.

3. Dongeng Jenaka

        Dongeng jenaka adalah jenis dongeng yang bertujuan untuk menghibur dan membuat orang tertawa. Cerita-cerita ini biasanya mengandung lelucon, humor, dan kejadian-kejadian yang lucu. Dongeng jenaka dalam bahasa Jawa sering kali menggunakan bahasa yang kocak dan bermain dengan kata-kata. Contoh dongeng jenaka dalam bahasa Jawa adalah Dongeng Petruk lan Gareng atau Dongeng Timun Mas.

4. Dongeng Sihir

       Dongeng sihir adalah jenis dongeng yang melibatkan unsur-unsur magis atau gaib. Cerita-cerita ini sering kali mengisahkan tentang kekuatan sihir, makhluk-makhluk supernatural, atau perjalanan ke dunia lain. Dongeng sihir dalam bahasa Jawa sering kali dihubungkan dengan kepercayaan tradisional seperti kekuatan dukun atau perjanjian dengan jin. Contoh dongeng sihir dalam bahasa Jawa adalah Dongeng Bawang Merah Bawang Putih atau Dongeng Lutung Kasarung.

5. Dongeng Pendidikan

       Dongeng pendidikan adalah jenis dongeng yang ditujukan untuk memberikan pelajaran dan nilai-nilai moral kepada anak-anak. Cerita-cerita ini sering kali mengajarkan tentang kebaikan, kejujuran, kerja keras, dan mengatasi rintangan. Dongeng Pendidikan.

       Disini penulis mencontohkan salah satu dongeng Bahasa Jawa mengenai bawang abang bawang putih dimana makna yang terkandung di dalam dongeng bisa diambil sebagai teladan dalam kepribadian anak. Berikut adalah ringkasan isi dongeng mengenai bawang abang bawang putih :

       Berikut adalah ringkasan isi dongeng "Bawang Abang Bawang Putih" dalam bahasa Jawa:

Dhalem (Raja) lan Dewi (Ratu) duweni putri sing ayu sulistyawati jejuluk  Bawang Putih. Wong tuane nresnani banget marang putrine iki mau. Ananging, sayangne, Dewi wafat, lan Dhalem nikahi salah siji randa kang duweni putri sing ayu sulistyawati uga, nanging duweni sifat sombong lan jahat jejuluk Bawang Abang. Ibune Bawang Abang uga melu manggon ing istana.

Bawang Putih duweni sifat sing bijak lan lembah manah, suwalike Bawang Abang iri marang deweke lan kanthi duweni rencana jahat, Bawang Abang lumantar ibune nduweni upaya nglarani Bawang Putih lan rencana ngusir saka istana. Deweke kasil nggawe Dhalem percaya dene Bawang Putih kang duweni rencana jahat iki mau lan nyebabake Bawang Putih Diusirs aka istana, amarga difitnah dening Bawang Abang lan ibune.

Bawang Putih sedih lan ngumpet ing salah sijine gua lan urip bareng dukun sepuh sing sae kang nresnani koyok anake dhewe. Si Bawang Putih iki mau banjur nylamurake identitas asline kanthi dadi pengemis jejuluk "Bawang Ireng."

Ing lumakune wektu, ana pangeran kang ganteng asring nglewati gua sing dipanggoni dening Bawang Putih iki mau. Deweke kepincut karo si Bawang Ireng mau, amarga sifate kang apik banget lan kepengin ngerteni sapa sejatine si Bawang Ireng iki. Akhire, Pangeran mau kasil nemokake sapa sejatine “Bawang Ireng” iki mau, lan ndadekake Pangeran Tresna marang deweke.

Ing liya dina, Pangeran nganakake pesta ing istanane lan lan ngundang kabeh Wanita kang sulistya ora ketinggalan uga Bawang Abang lan Bawang Putih. Bawang Abang sombong lan golek perhatiane marang Pangeran supaya Pangeran kepincut, nanging Pangeran luwih seneng marang Bawang Putih amarga sifate kang becik.

Pangeran akhire nglamar lan ngepek Bawang Putih dadi bojone, Pangeran lan Bawang Putih urip kanti seneng lan bahagia bareng, suwalike Bawang Abang lan ibune nampa ukuman amarga kejahatane kang uwis memitnah Bawang Putih.”

       Dari dongeng ini, kita belajar tentang pentingnya memiliki hati yang baik, keberanian dalam menghadapi kesulitan, dan bahwa kebaikan selalu mendapat balasan baik. Juga, pesan tentang bahaya sombong dan iri hati yang dapat membawa malapetaka.

      Sedangkan untuk makna yang terkandung dalam dongeng di atas bisa meliputi berbagai hal seperti:

1. Nilai kebaikan hati dan sikap tulus: Cerita ini menyoroti pentingnya memiliki hati yang baik dan sikap tulus terhadap orang lain. Bawang Putih, meskipun telah menderita karena kekejaman Bawang Merah dan ibunya, tetap menunjukkan ketulusan dan kesediaan untuk membantu mereka ketika mereka membutuhkan pertolongan.

2. Keberanian dan keadilan: Bawang Putih dalam cerita ini juga menunjukkan keberanian dan sikap adil ketika menghadapi situasi yang sulit. Dia berani membela ibu tirinya, meskipun dia telah menderita di tangan mereka. Selain itu, keadilan diwujudkan ketika Bawang Putih menolak untuk membunuh Bawang Merah, menunjukkan bahwa dendam dan balas dendam bukanlah jalan yang benar untuk menyelesaikan masalah.

3. Penghargaan terhadap jasa dan bakti: Meskipun Bawang Merah dan ibunya berbuat jahat terhadap Bawang Putih, ketika mereka dalam kesulitan, Bawang Putih masih membantu mereka. Ini mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai jasa dan bakti orang lain, meskipun mereka telah berbuat buruk di masa lalu.

4. Bahaya sombong dan angkuh: Karakter Bawang Merah yang sombong dan angkuh akhirnya mendapatkan hukuman atas perbuatannya. Dongeng ini mengingatkan kita tentang bahaya sikap sombong dan angkuh, yang pada akhirnya dapat membawa akibat buruk bagi diri sendiri.

5. Kebaikan selalu mendapat balasan baik: Cerita ini menunjukkan bahwa kebaikan selalu mendapat balasan baik. Meskipun Bawang Putih telah menderita, pada akhirnya dia mendapatkan kebahagiaan dan keberuntungan karena sikap baik dan tulusnya.

       Dongeng "Bawang Abang Bawang Putih" bukan hanya sekedar cerita fantasi, tetapi juga sarat dengan pesan-pesan moral yang berharga untuk dipetik dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

       Dongeng Bahasa Jawa memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk karakter anak. Melalui nilai-nilai moral, peningkatan imajinasi dan kreativitas, pengembangan empati dan toleransi, penguatan keterampilan pemecahan masalah, serta pengenalan pada warisan budaya, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab, berempati, kreatif, dan kuat dalam menghadapi tantangan kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk memperkenalkan dongeng Bahasa Jawa kepada anak-anak sebagai bagian dari pendidikan mereka, sehingga mereka dapat mewarisi nilai-nilai budaya dan moral yang kuat sejak usia dini.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top