Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Print Friendly and PDF

Peran Masyarakat dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan

Oleh: Kuswadi, S.Bio

Tenaga Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan di Taman Nasional Karimunjawa


Kuswadi, S.Bio


       Secara umum masyarakat di dalam kawasan konservasi perairan  masih banyak yang belum memahami dan menyadari arti penting dan peranannya. Baik disadari maupun tidak sebenarnya masyarakat mempunyai peranan penting dan ketergantungan terhadap sumberdaya alam di dalam kawasan konservasi baik langsung dan tidak langsung. Peran masyarakat di sekitar kawasan sebenarnya selain mempunyai peranan penting juga memiliki daya tawar yang tinggi selain pihak institusi pengelola kawasan. Sehingga diperlukan formulasi yang tepat serta berbagi peran dari instansi pengelola dan masyarakat sehingga tercipta kesejahteraan masyarakat berbasis kawasan aman dan lestari. 

       Studi kasus pengelolaan kawasan konservasi di kawasan Taman Nasional Karimunjawa (TNKJ). Kepulauan Karimunjawa terdiri dari gugusan pulau sebanyak 27 pulau yang mempunyai tipe ekosistem hutan tropis, hutan pantai, hutan mangrove, padang lamun dan terumbu karang. Secara administratif Karimunjawa adalah sebuah kecamatan kepulauan di laut utara pulau Jawa Kabupaten Jepara Provinsi Jawa Tengah. Terdiri dari 4 desa yaitu Karimunjawa, Kemujan, Parang, dan Nyamuk jumlah penduduk sekitar 12.000 kepala keluarga atau 50.000 jiwa penduduk.Sementara kawasan konservasi perairan dan daratan seluas 111.525 hektar.

       Pada tahun 2003 inisiasi pembentukan kelompok pelestari penyu oleh masyarakat yang difasilitasi dan didampingi oleh pengelola kawasan yaitu Kelompok Pelestari Penyu Karimunjawa dan Penetasan Semi Alami (PSA) Penyu TNKJ. Konsep pengelolaan spesies langka dan dilindungi adalah pelibatan langsung masyarakat dalam hal teknis penyelamatan, evakuasi dan penetasan semi alami. Selain pelibatan langsung, kepedulian dan kesadaran masyarakat juga ada sistem direct paymen berupa pemberian reward penemu sarang dan telur penyu berupa sejumlah uang ganti bahan bakar minyak (BBM) dari pulau penemuan sarang dan telur. 

       Sejak awal pembentukan kelompok diawali pendataan, penyuluhan dan pendampingan  kepada kelompok atau masyarakat yang diduga mengambil dan mengkonsumsi telur dan daging penyu serta penjual souvenir dari bahan baku penyu. Dari pendataan terkumpul 30 orang selain diberi penyuluhan kesadaran, pelatihan teknis konservasi penyu, pelatihan pembuatan souvenir bahan non penyu. Untuk pelatihan teknis konservasi penyu nelayan penemu sarang dan telur diajarkan secara baik dan benar sesuai standard operasional prosedure (SOP). Untuk evakuasi sarang dan telur mulai dari penggalian sarang, alat yang digunakan, pemindahan dan penyusunan sarang dan telur dalam ember, pengangkutan sarang dari pulau-pulau sampai menuju di PSA Penyu TNKJ. Setelah itu sarang dan penyu ditetaskan di dalam PSA hingga menetas, setelah menetas kemudian tukik anak penyu dirilis atau dilepasliarkan kembali di alam.

       Kolaborasi pengelolaan penyelamatan spesies dilindungi bersama kelompok masyarakat sampai sekarang masih berjalan aktif dan terus berlangsung. Ada 2 (dua) jenis spesies penyu yang dikelola yaitu penyu sisik (Eretmochelys imbricata) dan penyu hijau (Chelonia mydas). Dari 27 pulau di Karimunjawa 22 pulau merupakan pantai tempat pendaratan dan peneluran penyu. Kelompok masyarakat pelestari penyu mendapatkan reward berupa direct payment pengganti uang BBM dan institusi pengelola selain menyelamatkan satwa langka dilindungi juga mendapatkan data berupa jumlah populasi penyu, jumlah telur sebelum dan sesudah penetasan, lokasi sebaran penemuan sarang, predator pemangsa, tipe karakteristik habitat dan kajian populasi lainnya. Untuk data statistik time series 2003-2024 tersebut bisa diakses di iPendok dalam situs https://tnkarimunjawa.id. Demikian sedikit gambaran tentang kolaborasi pengelolaan spesies penyu di kawasan konservasi perairan bersama masyakat di kawasan konservasi perairan TNKJ.

       Selain contoh pengelolaan spesies di kawasan bersama masyarakat yang disebutkan diatas. Pelibatan langsung peran serta masyarakat dalam pengelolaan kawasan konservasi Taman Nasional Karimunjawa yang lainnya yaitu kelompok masyarakat nelayan yaitu ; Masyarakat Mitra Polhut (MMP) dengan kegiatan utama patroli bersama, ; kelompok masyarakat Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) Parang, Nyamuk, Kemujan dan Karimunjawa dengan kegiatan hasil produksi rumput laut, perikanan dan mangrove, ; forum kelompok wisata berkelanjutan dengan program andalan Buka Tutup Kawasan Perairan Maer, ; kelompok tani hutan dengan produk hasil dari kelapa, dan budidaya lebah madu. Secara umum kelompok tersebut sudah berjalan sesuai dengan kesepakatan antara masyarakat dan institusi pengelola. Sehingga dampak secara langsung maupun tidak langsung akan meningkatkan pendapatan usaha ekonomi masyarakat di dalam kawasan konservasi perairan. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top