Optimalisasi Laboratorium Keilmuan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai Pusat Sumber Belajar dan Literasi Ratulisa

Print Friendly and PDF

Optimalisasi Laboratorium Keilmuan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai Pusat Sumber Belajar dan Literasi Ratulisa


Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, & Penggiat LIterasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M. Rohmadi Ratulisa


Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum.


"Kawan, membacalah untuk mengenal kesemestaan yang indah memesona dan menulislah untuk mengabadikan ide dan gagasan sepanjang hayat sebagai ilmu dan amal jariah yang bermanfaat untuk umat sepanjang hayat dengan terus bersilaturahmi dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis & membaca) sepanjang masa"


      Laboratorium keilmuan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia (LKPBSI) dan Laboratorium Keilmuan Sastra Indonesia (LKSI) sudah seharusnya dimiliki oleh Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi khususunya pada Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) dan Sastra Indonesia (SI). Kepemilikan LKPBSI dan LKSI ini menjadi salah satu pendukung dan penguatan untuk mewujudkan capaian pembelajaran bagi peserta didik dan mahasiswa program studi PBSI/SI. Apabila semua lembaga memiliki laboratorium keilmuan untuk pengajaran bahasa dan sastra Indonesia yang dioptimalkan penggunaannya untuk membekali kompetensi hardskill dan softskill tentu akan sangat menyenangkan. Fakta yang terjadi di kampus, ada yang sudah memiliki LKPBSI atau LKSI tetapi belum digunakan secara optimal sebagai pusat sumber belajar dan literasi dengan ratulisa secara produktif. Namun demikian ada juga yang belum memiliki LKPBSI dan LKSI sama sekali sehingga dalam pembelajaran tidak menggunakan laboratorium bahasa dan sastra Indoensia sebagai media pembelajaran praktiknya. 

Pertanyaanya sekarang, sudahkan tempat Anda sudah memiliki LKPBSI dan LKSI? Apabila sudah memiliki, sudahkah digunakan secara optimal dengan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak lanjut sebagai pusat sumber belajar dan literasi dengan ratulisa. Hal inilah yang menjadi pekerjaan rumah kita secara bersama bagi guru dan dosen bahasa dan sastra Indoensia di seluruh wilayah NKRI. Oleh karena itu, terkait optimaliasi LKPBSI dan LKSI ini juga perlu dibahasa dalam forum-forum nasional, seperti IKAPROBSI, ADOBSI, HISKI, MLI, dan Asosiasi Prodi Sastra Indonesia untuk dapat menemukan solusi terbaik. Hal terbaik sekarang yang dapat dilakukan adalah melakukan 5M: mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti secara berkelanjutan. Mari bersama-sama mulai mengidentifikasi pada program studi masing-masing. Sudah selayaknya dan saatnya dibentuk Forum Komunikasi Laboratorium Keilmuan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (FKLKPBSI dan LKSI) di seluruh Indonesia. Dengan adanya forum komunikasi tersebut nantinya dapat menjadi media berbagi dan belajar bersama bagaimana mengembangkan dan mengoptimalkan LKPBSI dan LKSI di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai bentuk kepedulian bagai dosen-dosen PBSI abad XXI memberikan bekal ketrampilan abad XXI dan enam literasi dasar bagi multigenerasi NKRI abad XXI.

Pemberdayaan dan pengembangan LKPBSI dan LKSI sebagai pusat sumber belajar dan literasi dengan ratulisa harus dimulai dengan yang sederhana, menengah, dan unggulan secara periodik. Hal ini sebagai dasar pelaksanaan 5M tadi. Tahap pertama, mengidentifikasi. Tahap mengidentifikasi ini harus betul-betul dilakukan proses identifikasi secara lengkap terkait kepemilikan, kelengkapan, keberfungsian, dan kepengurusan. Tahap kedua, merencanakan. Tahap kedua ini perlu dilakukan perencanaan program kerja yang efektif dan efisien terkait mata kuliah apa saja yang dapat diberdayakan dan diintegrasikan pembelajarannya berbasis LKPBSI dan LKSI secara komprehensif. Kemudian tahap ketiga, melaksanakan. Tahap melaksanakan ini harus betul-betul direncanakan sesuai dengan program kerja satu semester dan satu tahun dengan target luaran yang jelas sebagai bentuk publikasi dan pembeda pembelajaran berbasis LKPBSI dan LKSI. Dengan demikian diupayakan pembelajaran berbasis LKPBSI dan LKSI harus berbasis studi kasus dan  atau proyek sehingga akan dapat diukur dengan luaran yang dihasilkan secara bertahap. Sebagai contoh pembelajaran berbasis LKPBSI dan LKSI ini dapat dilakukan pada mata kuliah linguistik foreinsik, pragmatik, psikopragmatik, syberpragmatik, sosiolinguistik, menulis kreatif, kritik sastra, apresiasi drama, apresiasi puisi, dan lain-lain.  Bukan hanya mata kuliah di atas, dosen-dosen  abad XXI dapat melakukan kreasi untuk kolaborasi dan integrasi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia kekinian abad XXI berbasis digital. 

Tahap keempat, mengevaluasi. Tahap mengevaluasi ini harus dilakukan sebagai upaya untuk kontrol dan kendali apakah sudah tercapai belum target atau tujuan LKPBSI dan LKSI yang digunakan sebagai pusat sumber belajar dan literasi dengan ratulisa bagai mahasiswa dan peserta didik. Dengan adanya tahap evaluasi ini dapat diketahui kelemahan dan keunggulannya sehingga dapat segera dilakukan perbaikan secara berkelanjutan. Dengan demikian upaya optimalisasi dan pengembangan LKPBSI dan LKSI dapat dilakukan secara komprehensif. Kendala-kendala yang sering dihadapi pengelola LKPBSI dan LKSI biasanya masalah pendanaan. Hal ini harus dilakukan dengan cara kreatif dan inovatif, yakni dengan melatih mahasiswa untuk merintis wirausaha literasi secara berkelanjutan. Dengan demikian dapat terwujud pendapatan sebagai latihan berwirausaha secara mandiri era digital.

Tahap kelima, menindaklanjuti. Tahap menindaklanjuti ini sebagai upaya menjaga, merawat, dan menindaklanjuti segala kekurangan dan kelemahan yang ditemukan pada tahap keempat, yakni mengevaluasi. Tahapan menindaklanjuti harus dilakukan berbasis temuan dan kelemahan agar betul-betul terwujud sinergisitas pembelajaran teori dan praktik secara komprehensif. Optimalisasi LKPBSI dan SI harus menjadi prioritas bagi para ketua/kepala LKPBSI dan LKSI agar dapat betul-betul berguna dan bermanfaat untuk meningkatkan kompetensi hardskill dan softskill bagi mahasiswa abad xxi secara berkelanjutan. Selain itu, keberadaan LKPBSI dan LKSI menjadi salah satu unggulan yang diprioritaskan oleh  Lembaga Akreditasi BAN PT dan Lembaga AKreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK). Dengan demikian, optimalisasi dan pengembangan LKPBSI dan LKSI sudah saatnya harus mulai dilakukan perbaikan dengan menerapkan 5M: mengidentifikasi, merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjuti secara komprehensif dan berkelanjutan untuk kemajuan dan kejayaan multigenerasi NKRI abad xxi. Selamat berkreasi dan berinovasi untuk kepala dan atau ketua LKPBSI dan LKSI di seluruh wilayah NKRI.


“Kebersamaan dalam kreativitas dan produktivitas yang tinggi akan dapat menghasilkan produk-produk unggulan yang dapat memotivasi dan menginspirasi multigenerasi NKRI secara berkelanjutan”


Istana Arfuzh Ratulisa, Surakarta, 3 April 2024



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top