Ratulisa sebagai Upaya untuk Pengembangan Hardskill dan Softskill bagi Multigenerasi NKRI Abad XXI

Print Friendly and PDF

Ratulisa sebagai Upaya untuk Pengembangan Hardskill dan Softskill bagi Multigenerasi NKRI Abad XXI


Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M. Hum. 

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, dan Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email:rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M. Hum. 


"Kawan, mimpi dan imajinasi lebih kuat dari pengetahuan kita untuk membuka ruang cakrawala kerinduan semesta kala senja mulai menuju ke peraduannya"


       Manusia lahir ke bumi sudah diberikan akal dan pikiran yang sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Hal ini menjadi salah satu kesadaran yang harus diketahui dan disyukuri oleh setiap manusia. Kompetensi yang diberikan pemilik semesta kepada setiap manusia antara lain kompetensi hardskill dan softskill. Pengembangan dan penguatan kompetensi hardskill dan softskill itu harus terus dilatih dan dikuatkan dengan terus berliterasi Ratulisa (rajin menulis dan membaca) di istana Arfuzh Ratulisa tercinta. Upaya untuk terus berliterasi dengan Ratulisa ini harus dikenalkan dan dilakukan sejak dini untuk anak-anak jejang TK, SD, SMP, SMA, SMK, Vokasi, dan Perguruan Tinggi. Dengan kompetensi hardskill dan softskill yang dimiliki tentu akan dapat berdampak positif sebagai modal dasar untuk peningkatan kemampuan berpikir aras tinggi bagi multigenerasi NKRI abad XXI dengan ketrampilan abad XXI. 

      Ketrampilan abad XXI harus dimiliki oleh multigenerasi NKRI sebagai bekal generasi milenial dan zilenial untuk dapat melengkapi kompetensi hardskill dengan kompetensi softskill. Empat ketrampilan abad xii yang terdiri atas: (1) berpikir kritis, (2) berpikir kreatif, (3) berkolaborasi, dan (4) komunikatif. Kompetensi softskill harus terus dilatih dan dikuatkan khususnya untuk berpikir kritis. Kekritisan berpikir dan berpikir kritis ini harus dipantik dan dilatih untuk multigenerasi NKRI. Hal ini wujud pelatihan dan pengembangan bagi multigenerasi NKRI dalam berbagai bidang, baik pendidikan, ekonomi, sosial, politik, hukum, agama, seni, budaya, dan aneka bidang lainnya. 

Ketrampilan  abad XXI yang lain, yakni berpikir kreatif harus terus dilatihkan kepada multigenerasi NKRI. Hal ini dapat dilakukan dengan pembiasaan berliterasi dengan Ratulisa. Berlatih membaca untuk anak-anak SD kelas 4 sampai dengan 6 menjadi salah satu upaya keberlanjutan dari anak-anak TK dan SD kelas 1-3 yang dibacakan oleh kedua orang tuanya. Semangat untuk membacakan, menceritakan, mendongengkan, dan mengidentifikasi pesan terbaik yang tersirat dan tersurat menjadi upaya untuk memantik semangat multigenerasi NKRI untuk terus berpikir kritis dan kreatif dalam berbagai konteks kehidupan. Peran ibu, bapak, kakak, adik di beranda tercinta di ujung senja dan selepas magrib akan sangat bermanfaat  sepanjang hayat. Selepas dan selaras dengan itu, multigenerasi NKRI pada jenjang SMP sampai perguruan tinggi harus juga digelorakan dan dipantik untuk terus berliterasi dengan Ratulisa setiap waktu dengan berbagai konteks yang relevan dengan usia dan kebutuhan multigenerasi NKRI. 

       Penyediaan fasilitas sumber literasi dengan Ratulisa dengan aneka topik dan tema akan menjadi semangat tersendiri bagi multigenerasi NKRI. Peran pemerintah untuk berkolaborasi menyukseskan gerakan literasi Ratulisa yang dimulai dari ranah keluarga, sekolah, masyarakat, dan semua aspek yang mendukung peningkatab dan penguatan kompetensi hardskill dan softskill. Peran kakak-kakak senior yang menguasai kompetensi enam literasi dasar, khususnya literasi Ratulisa (menulis dan membaca) dan literasi digital harus terus berbagi  cerita, pengalaman, dan juga berusaha untuk menyebarluaskan virus-virus positif untuk peningkatan kompetensi hardskill dan softskill bagi multigenerasi NKRI. Dengan kesiapsiagaan multigenerasi NKRI dengan berbagai ketangguhan hati, pikiran, kompetensi hardskill, dan softskill akan dapat menjadi pemantik keberhasilan dan kesuksesan mereka dalam berbagai konteks kehidupan. 

       Kompetensi hardskill dan sofskill bagi multigenerasi NKRI juga akan semakin lengkap ketika dilengkapi dengan kemampuan dan ketrampilan untuk berkolaborasi dan berkomunikasi. Hal sangat menarik abad xxi sebagai era digital yakni komitmen untuk membangun supertim bukan superman harus terus diajarkan dan dilatih. Selain itu juga kemampuan dan ketrampilan untuk berkomunikasi dengan bahasa daerah, bahasa Indonesia, dan bahasa asing. Dengan menguasai tiga bahasa tersebut akan memantik dan melengkapi kompetensi hardskill dan sofskill multigenerasi NKRI semakin lengkap dan tangguh dalam menghadapi tantangan zaman. Kemauan dan kemampuan multigenerasi abad xxi untuk terus berbagi dan bercerita dengan segala kompetensi  tentu akan menjadi penentu daya saing dan daya sanding multigenerasi NKRI. 

       Bersemangat untuk belajar dan membelajarkan diri dengan terus berliterasi Ratulisa bagi multigenerasi NKRI harus terus disosialisasikan. Hal ini sebagai upaya untuk terus memantik semangat multigenerasi NKRI sejak dini mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK, Vokasi, dan Perguruan Tinggi agar dapat memiliki kompetensi hardskill dan softskill secara komprehensif. 

       Peran penting industri kreatif, dunia usaha, dan industri kreatif harus bersinergi dan berkolaborasi secara berkelanjutan. Berbagai model pengembangan dan penguatan kompetensi hardskill dan softskill ini harus menjadi perhatian semua pihak di NKRI. Hal ini dikarenakan peningkatan dan penguatan SDM NKRI ini sangat diperlukan dan akan menjadi kekuatan SDM NKRI untuk dapat bersaing, bertahan, dan mempertahankan NKRI dari berbagai gempuran dan tantangan zaman digital. Selamat ikut berpartisipasi dan mengambil peran untuk ikut menyiapkan SDM NKRI yang tangguh, berkarakter, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif. 

       Multigenerasi NKRI dengan terus belajar dengan berliterasi Ratulisa di istana Arfuzh Ratulisa. Istana Arfuzh Ratulisa yang bermahkota menulis dan membaca dengan  bertahta buku dan sumber literasi cetak & digital dalam berbagai konteks kehidupan akan dapat meningkatkan kompetensi hardskill dan softskill multigenerasi NKRI. 

"Bahagia itu bukan diberikan oleh orang lain tetapi bahagia harus diciptakan oleh hati dan pikiran kita sendiri sebagai wujud rasa syukur kita pada sang pemilik semesta"

Karawang, 9 Januari 2024


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top