PENERAPAN METODE PJBL DAN PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN MAMPU MENINGKATKAN AKTIVITAS, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEJARAH BANI UMAYYAH

Print Friendly and PDF

PENERAPAN METODE PJBL DAN PEMANFAATAN VIDEO PEMBELAJARAN MAMPU MENINGKATKAN AKTIVITAS, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEJARAH BANI UMAYYAH

Oleh : Ninik Haryati, S.Pd.I

Guru Mapel PAI BP SMP Negeri 3 Pracimantoro Wonogiri Jawa Tengah


Ninik Haryati, S.Pd.I


        Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam peningkatan sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No,20 tahun 2003 tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan berbangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri, rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan, agar pendidikan yang menjadi hak warga negara dimiliki oleh seluruh rakyat sesuai dengan kemampuan masing-masing individu, (Sinar Grafika ; Undang-undang No, 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008 hal 6-7). 

       Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang di dalamnya melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi kepada masyarakat. Keberhasilan suatu pendidikan tidak lepas dari berbagai faktor yang saling mendukung diantaranya siswa, guru, kurikulum, metode, strategi maupun media pembelajaran.

       Guru merupakan faktor sentral dan penting karena sebagai ujung tombak keberhasilan bagi siswa. Untuk itulah seorang guru ketika melakukan proses pembelajaran di kelas, dituntut untuk mampu memilih strategi maupun metode pembelajaran dengan tepat sesuai dengan materi yang diajarkan agar proses pembelajaran berjalan dengan aktif, kreatif, menyenangkan menarik, menyenangkan, mudah dipahami serta tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran hakikatnya merupakan usaha sadar diri seorang guru untuk membelajarkan peserta didiknya (mengarahkan interaksi dengan sumber belajar lainnya), dalam rangka  mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran juga merupakan interaksi dua arah dari seorang  guru kepada peserta didiknya, dan terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju suatu target yang telah di tetapkan sebelumnya (Trianto,2009:17). Oleh karena itu kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik menjadi kompetensi sesuai yang diharapkan (Suryani dan  Agung, 2012:1) khususnya pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI BP).

       Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan kepada peserta didik. Pendidikan Agama Islam diberikan dengan dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia  menghasilkan manusia yang jujur, adil berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin harmonis dan produktif, baik personal atau individu. Pelajaran ini pada hakikatnya adalah upaya transfer nilai-nilai agama, pengetahuan dan budaya yang dilangsungkan secara berkesinambungan sehingga nilai-nilai itu dapat menjadi sumber motivasi dan aspirasi serta tolak ukur dalam perbuatan sikap maupun pola berfikir. Cakupan materi pendidikan agama islam di tingkat sekolah menengah cukup luas diantaranya sejarah, ibadah, akhlak, Alquran  hadits, tajwid, fiqih. Maka dari itu seorang guru PAI BP haruslah pandai dalam memilih strategi, model atau metode dalam menyampaikan materi pembelajaran agar supaya  siswa mampu menguasai materi, memahami, serta mampu mempraktikkan dengan benar agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

       Akan tetapi tidak sedikit masalah yang timbul dikelas ketika guru menyampaikan materi seperti masih sering dijumpai beberapa siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran sehingga mengurangi kualitas hasil pembelajaran. Hal ini juga dialami penulis sebagai guru PAI BP kelas VII A di SMPN 3 Pracimantoro semester gasal tahun pelajaran 2022/ 2023. Saat guru menyampaikan khusunya pada materi sejarah “Sejarah Bani Umayyah”, penulis masih menjumpai beberapa peserta didik yang terlihat jenuh dan kurang aktif sehingga pembelajaran kurang optimal. Selain itu nampak dan hasil hasil belajarnya kurang memuaskan, hal ini diketahui setelah penyampaian materi selesai di adakan tanya jawab dan mengerjakan soal. Dari keseluruhan 28 anak kelas VII A hanya 75% yang bisa mencapai nilai di atas KKTP, dan 25% sisanya mendapatkan nilai di bawah KKTP. Setelah dievaluasi penulis mengatasi permasalahan tersebut guru merubah metode mengajar pada pertemuan selanjutnya dengan menerapkan metode PJBL serta memanfaatkan video pembelajaran. Strategi ini dirasa tepat dan terukur karena mampu mengajak seluruh anak untuk aktif dalam belajar. Melalui video pembelajaran juga bisa menarik perhatian mereka dalam mengikuti pembelajaran serta langkah-langkah pembelajaran mampu meningkatkan keaktifan, pemahaman, pengetahuan, keterampilan sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

       Menurut Grant (2020), PJBL [project based learning] atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. PJBL menurut menurut Isriani dan Puspitasari (2015, hlm. 5) pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Pendapat ini secara implisit menyatakan bahwa  project based learning  merupakan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) yang menetapkan guru sebagai fasilitator. (Isriani & Puspitasari, D. (2015). Strategi Pembelajaran Terpadu: Teori, Konsep & Implementasi. Yogyakarta: Relasi Inti Media Group. Melalui PJBL peserta didik diajak untuk melakukan suatu aktivitas belajar yang meliputi memahami, menelaah dan menarik kesimpulan kemudian membuat proyek pembuatan gambar atau peta literatur tentang sejarah bani umayyah maupun rangkuman sesuai materi. Dengan peserta didik sebagai pusat belajar menggunakan metode PJBL ini tentunya meningkatkan motivasi, aktifitas, pemahaman maupun hasil belajar peserta didik. Sedangkan Video pembelajaran yang digunakan penulis merupakan video pembelajaran yang dibuat dan diambil dari berbagai sumber dengan menyesuaikan materi agar mudah dipelajari, dipahami kapan saja dan dimana saja. 

       Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam menerapkan metode tersebut yaitu: 1]. Guru membuka pelajaran, menyampaikan tujuan dan proses pembelajaran. 2]. Untuk menarik perhatian guru menayangkan video pembelajaran dilanjutkan pemaparan point materi kemudian membagi kelompok‐kelompok kecil untuk melaksanakan proyek nyata (connecting the problem). 3]. Masing‐masing kelompok diberikan penjelasan tentang tugas dan tanggung jawab (setting the structure) yang harus dilakukan secara berkelompok. 4]. Peserta didik di masing‐masing kelompok berusaha mengidentifikasikan masalah (visiting the problem) dan mencari cara untuk menyelesaikan masalah/tugas. 5]. Peserta didik di masing‐masing kelompok diajak ke ruang perpustakaan dan laboratorium komputer untuk mencari informasi dari berbagai sumber untuk mendapatkan pemahaman tentang masalah (re‐visiting the problem). 6]. (monitoring the students and progress of project), guru selalu memantau dan mengarahkan peserta didik untuk saling bekerjasama,berdiskusi dalam mengerjakan proyek (produce the product).7]. Masing‐masing kelompok mempresentasikan untuk mendapatkan masukan (evaluation) dari kelompok lainnya. 8]. Peserta didik melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah dikerjakan. 9]. Diakhir kegiatan guru mengevaluasi produk dan memberikan motivasi dan tugas di rumah.

       Langkah-langkah pembelajaran di atas mampu meningkatkan motivasi, aktifitas, pengetahuan, keterampilan, kerja sama, pemahaman dan nilai akademik serta karakter siswa. Pengetahuan, pemahaman serta nilai akademik diketahui meningkat menjadi 100% setelah guru mengadakan ulangan harian sesuai materi di atas. Dari keseluruhan siswa kelas VII A sejumlah 28 anak terlihat menguasai dan memahami materi sehingga nilainya rata-rata 90 melampaui batas KKTP. Peningkatan yang lain terlihat pada karakter, kedisiplinan beribadah maupun literasi. 


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top