TANTANGAN DIGITALISASI EKONOMI DI INDONESIA

Print Friendly and PDF

TANTANGAN DIGITALISASI EKONOMI DI INDONESIA

Oleh: Budi Atiningsih, S.E

Guru Ekonomi/ Akuntansi SMA Negeri 1 Boyolali, Jawa Tengah

Budi Atiningsih, S.E



       Transformasi teknologi terus terjadi di berbagai sektor kehidupan, salah satunya yaitu ekonomi. Ekonomi digital merupakan suatu konsep perekonomian yang menggunakan teknologi digital seperti perangkat lunak, perangkat keras, jaringan, aplikasi dan lain sebagainya pada setiap kegiatan ekonomi. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan negara Indonesia dalam proses digitalisasi ekonomi. Indonesia merupakan salah satu negara yang sangat terbuka dengan adanya tranformasi teknologi dalam perekonomian negara. Digitalisasi ekonomi dapat membantu Indonesia untuk meningkatkan pendapatan negara, produktivitas masyarakat dan kemudahan dalam berbagai kegiatan ekonomi. Namun, ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan negara Indonesia dalam digitalisasi ekonomi yaitu, keamanan siber, pembangunan sumber daya masyarakat, peningkatan infrastruktur dan regulasi yang efektif. Indonesia harus selalu terbuka dengan kemajuan teknologi, tetapi hal tersebut tidak boleh merusak nilai-nilai kebangsaan dan etika budaya bangsa.

       Teknologi digital terbukti memainkan peran strategis dalam menyediakan barang dan jasa dengan cara yang nyaman, praktis, lebih murah, lebih cepat, hemat waktu dan padat karya. Hal ini dibuktikan melalui banyaknya aplikasi belanja online atua yang sering dikenal dengan sebutan E-Commerce dan Market place. Ketersediaan layanan perbankan yang menggunakan teknologi digital yang saat ini sering dikenal dengan sebutan perusahaan Fintech dan E-Bangking sangat diapresiasi oleh masyarakat, baik individu maupun pelaku bisnis, termasuk UMKM. Perekonomian berbasis digital akan menjadi salah satu pendorong perekonomian pertumbuhan dan pendapatan per kapita Indonesia di tengah-tengah ekonomi global lesu karena perang perdagangan, termasuk dalam merealisasikan pendapatan pemerataan, peningkatan pendapatan per kapita, peningkatan keuangan inklusi dan akses keuangan. 

       Gerakan abad ke-21 menuju teknologi canggih teknologi, informasi, dan inovasi memunculkan konsep teknologi digital dan ekonomi digital (Tsyganov dan Apalkova, 2016). Digital ekonomi adalah ekonomi yang didasarkan pada teknologi digital dan penggunaan utama teknologi informasi perangkat keras, perangkat lunak, aplikasi dan telekomunikasi di semua bidang ekonomi, termasuk kegiatan internal dan eksternal organisasi (Domazet dan Lazić, 2017; Sutherland dan Jarrahi, 2018). Digital ekonomi mengacu pada ekonomi yang didasarkan pada pengetahuan profesional dan pasar, kreativitas, dan masyarakat inovasi. Ekonomi digital juga dapat dikatakan sebagai paradigma global masyarakat informasi yang berpusat pada platform teknologi, seperti Internet, perangkat seluler atau elektronik lainnya, digunakan untuk memproduksi, mendistribusikan, menukar, dan mengkonsumsi barang / jasa di pasar global (Tsyganov dan Apalkova, 2016; Balcerzak dan Pietrzak, 2017).

       Ekonomi digital muncul pada berbagai aktivitas ekonomi yang menggunakan informasi dan pengetahuan digital sebagai faktor utama produksi. Internet, big data, dan teknologi digital baru lainnya digunakan untuk mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan berbagi informasi secara digital dan mengubah interaksi sosial. Digitalisasi ekonomi menciptakan manfaat dan efisiensi karena teknologi digital mendorong inovasi dan mendorong peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi. Ekonomi digital juga merembes ke semua aspek masyarakat, mempengaruhi cara orang berinteraksi dan membawa perubahan sosiologis yang luas.

       Transformasi digital tidak hanya tentang big data dan platform digital tetapi juga bagaimana teknologi canggih tersebut dapat digunakan untuk memaksimalkan peluang inovasi, model dan proses bisnis baru, serta produk dan layanan pintar. Lebih lanjut, ekonomi digital memungkinkan bisnis regional untuk beralih dari lokal ke global, sejalan dengan tren jangka panjang menuju liberalisasi pasar dan pengurangan hambatan perdagangan. Indonesia harus terbuka terhadap transformasi digital, termasuk ekonomi digital. Digitalisasi ekonomi di Indonesia membantu dalam pengembangan usaha-usaha kecil, mikro  dan  menengah  (UKM)  melalui  pelayanan  perdagangan dalam jaringan dan perbankan elektronis. Adanya transaksi ekonomi digital juga mendorong perubahan pola pikir individu dan organisasi dalam pengambilan keputusan ekonomi dan transaksi yang  lebih efektif dan efisien.

       Keamanan siber menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya digitalisasi ekonomi di negara Indonesia. Indonesia memiliki arus transaksi online yang padat dam semakin meningkat setiap tahunnya. Hal tersebut akan menjadi celah baru bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan terhadap dunia siber. Indonesia bahkan pernah mendapat 1.225 milyar  serangan siber setiap hari. Salah satu bentuk serangan siber ini adalah ransomware yang dapat menyerang website yang bergerak dalam ekonomi digital. Pembobolan bank sentral Malaysia merupakan salah satu contoh berbahayanya serangan siber yang mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Banyaknya serangan siber tersebut dapat membahayakan konsumen, industri, dan juga pemerintah. Fakta tersebut memberikan gambaran akan kebutuhan sebuah sistem keamanan internet tingkat tinggi guna menjaga transaksi dan investasi ekonomi yang efektif dan efisien.

       Selain itu, pemerintah harus memastikan bahwa ekonomi digital harus dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Ekonomi digital harus dapat menjadi pondasi kuat yang memiliki manfaat bagi seluruh kalangan masyarakat, tidak hanya mendorong produktivitas dan pertumbuhan. Pemerintah juga harus memastikan digitalisasi ekonomi ini dapat mendorong permintaan domestik, meningkatkan perdagangan antar-kawasan, dan memberikan peluang terjadinya diversifikasi ekonomi. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kualitas infrastruktur digital dan sistem pendidikan yang sesuai untuk masa depan. 

       Persaingan yang ketat dengan berkembangnya e- commerce harus mendorong masyarakat menjadi lebih produktif dalam menghasilkan produk yang dapat bersaing dengan produk produk luar negeri yang dengan mudah masuk ke dalam negeri melalui e-commerece. Para produsen dalam negeri dan UMKM harus dapat menguasai tekhnologi untuk menghasilakan barang yang berkwalitas dan harus dapat merebut pasar dunia melalui digital ekonomi. Penguasaan teknologi digital adalah salah satu hal yang masih dapat dikatakan  belum maksimal di Indonesia. Hal inilah yang harus diantisipasi dan diselesaikan oleh pemerintah menjelang bonus demografi. Bonus demografi akan maksimal apabila penduduk usia produktif memiliki kesehatan yang layak, pendidikan, dan keterampilan yang memadai. Apabila kemajuan teknologi tidak diiringi dengan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi tersebut, maka Indonesia dikhawatirkan hanya akan menjadi penonton dan pangsa pasar produk asing.

       Kemandirian ekonomi merupakan suatu sikap bangsa yang selalu mengutamakan  kemampuan diri sendiri dalam berbagai hal, termasuk kebutuhan ekonomi, Indonesia harus mengurangi seminimal mungkin ketergantungan dari negara lain dengan menjadi negara produktif lebih cepat, lebih murah dan lebih efisien. Adanya digitalisasi ekonomi juga seharusnya menjadi    pendukung negara Indonesia dalam    meningkatkan produk dan jasa domestik  sehingga mendukung pula peningkatan   kualitas kemandirian ekonomi nasional. Indonesia harus terbuka terhadap kemajuan teknologi di setiap sektor kehidupan, namun teknologi  digital tidak  boleh merusak nilai-nilai kebangsaan, moral dan etika budaya bangsa.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top