PRAKTIK PEMBELAJARAN ABAD 21

Print Friendly and PDF

PRAKTIK PEMBELAJARAN ABAD 21

Oleh : Nugrah Armenia Khawa, S.Pd

SD Negeri Cangkringrembang, Karanganyar, Demak Jawa Tengah

Nugrah Armenia Khawa, S.Pd


       Guru sebagai learning agent (agen pembelajaran) yaitu guru berperan sebagai fasilitator, pemacu, motivator, pemberi inspirasi, dan perekayasa pembelajaran bagi peserta didik. Oleh karena itu guru juga harus memiliki empat kompetensi dasar sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.

       Revolusi industri 4.0 juga menuntut dunia pendidikan melakukan penyesuain menuju pendidikan 4.0. Dunia pendidikan harus mulai mengkonstruksi ulang kemampuan berpikir kritis, kreativitas, penguasaan teknologi dan skill literasi digital. Ekosistem industri 4.0 menuntut pengembangan pada keterampilan abad 21. Untuk menunjang hal tersebut, konsep STEM mulai diperkenalkan. Peran guru dalam pembelajaran abad 21 sangat krusial untuk bisa menjalankan pendekatan STEM pada pembelajaran. Maka dari itu, guru abad 21 harus bisa lebih kreatif dan juga inovatif dalam mengembangkan suatu metode belajar.

       Metode-metode berikut ini kemudian banyak digunakan oleh guru pada praktik pembelajaran:

Student Centered

       Pembelajaran dipusatkan pada peserta didik. Pembelajaran akan mengikuti karakter peserta didik, baik itu minat maupun kemampuan belajar peserta didik. Guru cenderung berperan sebagai fasilitator.

Discovery Learning

       Discovery learning adalah suatu metode pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk bisa menemukan pengetahuan secara mandiri. Peserta didik akan diarahkan untuk bisa belajar secara aktif dan mandiri (self learning). Memanfaatkan source yang ada untuk menggali, menyelidiki, hingga akhirnya menemukan suatu konsep pengetahuan. Metode ini juga berguna untuk merangsang critical thinking dan problem solving. Peserta didik juga akan terdorong untuk bisa menjalankan life-long learning.

Flipped Classroom

       Ide dasar dari metode ini adalah membalik pendekatan pada suatu kegiatan pembelajaran. Peserta didik akan diberikan suatu akses terhadap materi pembelajaran. Materi tersebut bisa diakses di rumah yang kemudian bisa dipelajari para siswa sebelum pertemuan di kelas. Kemudian, ruang kelas berperan sebagai wahana diskusi untuk mengatasi masalah, mengembangkan suatu konsep, dan juga wadah untuk kolaborasi.

Project Based Learning

       Metode ini “menceburkan” peserta didik pada suatu proyek. Melalui proyek tersebut, peserta didik bisa leluasa melakukan eksplorasi hingga akhirnya bisa menemukan suatu hasil pembelajaran. Metode ini bisa mendorong peserta didik untuk lebih kreatif.

Collaborative Learning

       Salah satu ciri industri 4.0 yaitu menekankan budaya kerja yang kolaboratif. Metode ini akan mempersiapkan peserta didik supaya terbiasa menjalankan budaya kerja kolaboratif. Metode ini juga bisa merangsang kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial.

Blended Learning

      Blended learning mengkolaborasikan metode pembelajaran online dan tatap muka. Metode ini bisa mengatasi keterbatasan jarak dalam pembelajaran. Dengan mengkolaborasikan 2 metode pembelajaran, pencapaian pembelajaran bisa dioptimalkan.

       Agar kita memiliki keutamaan sebagai guru, bagi kita yang menjadi guru, jadilah guru profesional dengan memenuhi beberapa kriteria, diantaranya mempunyai akhlak dan budi pekerti yang luhur sehingga mampu memberikan contoh yang baik pada anak didik, mempunyai kemampuan untuk mendidik dan mengajar anak didik dengan baik, menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkan dalam interaksi belajar mengajar, memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas, menguasai berbagai adminitrasi kependidikan (RPP, Silabus, Kurikulum, KKM, dan sebagainya), mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk mengabdikan ilmu yang dimiliki pada peserta didik, tidak pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan kemampuannya, mengikuti diklat dan pelatihan untuk menambah wawasan dan pengalaman, aktif, kreatif, dan inovatif untuk mengembangkan pembelajaran dan selalu up to date terhadap informasi atau masalah yang terjadi di sekitar, menguasai IPTEK, gemar membaca sebagai upaya untuk menggali dan menambah wawasan, mampu berinteraksi dan bersosialisasi dengan orangtua murid, teman sejawat dan lingkungan sekitar dengan baik, mempunyai sikap cinta kasih, tulus dan ikhlas dalam mengajar.

       Semoga kita para guru bisa menemukan keberkahan hidup karena mengajar itu tidak hanya sekadar menjadi “ladang uang”, namun juga bisa menjadi “ladang amal” untuk kita. Aamiin



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top