MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI DIGITAL PADA PESERTA DIDIK

Print Friendly and PDF

MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI DIGITAL PADA PESERTA DIDIK

Oleh : Dewi Nur Setyaningrum, S.Pd

Guru Mapel Sosiologi, SMA Negeri 1 Sumpiuh Banyumas Jawa Tengah

Dewi Nur Setyaningrum, S.Pd


       Literasi atau umumnya kita kenal dengan istilah membaca merupakan bagian terpenting dalam peningkatan kualitas pendidikan yang lebih baik lagi, meningkatnya minat baca tentu akan berpengaruh terhadap sumber daya manusia. Dengan membaca tentunya akan banyak informasi dan pengetahuan yang diperoleh untuk menambah wawasan. Selain untuk menambahkan wawasan dan pengetahuan, kegiatan membaca banyak sekali memberikan manfaat bagi pembacanya yaitu  dapat meningkatkan kemampuan kognitif, melatih komunikasi dan juga melatih daya pikir, daya tangkap dan daya ingat. Literasi menurut The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) adalah seperangkat keterampilan nyata, terutama keterampilan dalam membaca dan menulis yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.

       Kebiasaan membaca perlu dilatih bahkan sejak anak masih berusia dini. Membangun kebiasaan atau budaya membaca bagi setiap individiu hendaknya dimulai dari keluarga, tentunya hal itu dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah sebelum anak memasuki usia sekolah. Kurangnya peran orang tua dalam pengawasan dan penanaman kebiasaan membaca dan menulis pada anaknya juga salah satu faktor merosotnya budaya literasi. Padahal lingkungan keluarga terutama orang tualah yang dianggap mempunyai peran besar dalam membimbing anaknya untuk menanamkan budaya membaca dan menulis. Dan saat anak sudah mulai sekolah baik SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi maka para guru di sekolah lah yang bertanggung jawab untuk terus melatih kebiasaan membaca setiap peserta didik. Tanpa kebiasaan membaca, maka para peserta didik akan kesulitan dalam memahami dan menguasai ilmu pengetahuan yang notabennya terdapat di dalam buku. 

        Namun, kemampuan membaca pada diri seseorang bukan jaminan bagi terciptanya kebiasaaan membaca. Hal ini dikarenakan kebiasaan membaca juga dipengaruhi oleh faktor lainnya; salah satunya faktor eksternal seperti ketersediaan bahan bacaan pada lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan, dalam hal ini guru dan perpustakaan. Perpustakaan menjadi fokus sentral dalam hal akses ke bahan bacaan karena masyarakat menaruh harapan besar pada lembaga ini untuk menyediakan informasi yang mereka butuhkan. 

       Saat ini kebiasaan membaca dan penguasaan Iptek bagaikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Seperti yang kita ketahui, bahwa di masa pasca pandemi kemarin semua orang menjadi sangat bergantung dengan teknologi terutama gawai, pasalnya selama negara dilanda pandemi segala aktivitas baik belajar maupun berkerja dilaksanakan secara daring. Hal ini menjadi salah satu penyebab semakin turunnya minat dalam membaca. Ketika sebagian besar orang khususnya kaum milenial sangat berfokus pada penggunaan gawai atau yang lebih dikenal dengan HandPhone motivasi untuk membaca tentu akan menurun, karena dalam gawai banyak yang dapat dijadikan hiburan dan tidak membosankan contohnya seperti TikTok, Instagram, Twitter, Game, Whatsapp, Facebook dll.

       Pada era digital saat ini, literasi digital pun menjadi strategi yang sangat bagus untuk meningkatkan minat membaca. Karena pastinya setiap orang akan merasa lebih praktis dan tidak kerepotan jika harus membaca keperpustakaan atau membawa buku kemana-mana, sebab mereka bisa membaca kapan saja dan dimana saja tanpa harus membawa buku setiap saat hanya memalui gawai/ handphone saja. Literasi digital dapat diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis dalam bentuk digital. Salah satu bentuk literasi digital yang kita temui adalah ebook. Seiring perkembangan zaman, sekolahpun dapat menerapkan perpustakaan digital sebagai salah satu cara menumbuhkan minat dan budaya literasi pada peserta didik. 

       Saat ini literasi digital sudah semakin berkembang. Segala hal yang dikemas dalam bentuk digital, termasuk literasi digital. Seperti literasi komputer, literasi media, literasi sains, dan lain sebagainya. literasi digital yakni kemampuan dalam memahami informasi melalui perangkat teknologi seperti komputer, smartphone, dan lainnya. Kemampuan literasi digital dibutuhkan untuk belajar dan juga bekerja.

        Untuk meningkatkan kemampuan literasi ada beberapa cara yang perlu dilakukan, diantaranya adalah: Memanfaatkan internet untuk belajar. Memilih Informasi yang lebih akurat. Pahami kultur digital.

       Adapun kemampuan literasi digital memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah: 1. Literasi digital dapat mempermudah mendapatkan informasi secara up to date. 2. Jaringan pertemanan menjadi lebih luas, kita dapat dengan mudah menambah pertemanan baru dari berbagai daerah dan berbagai negara. 3. Literasi digital dapat memperkaya keterampilan, kita bisa dengan mudah belajar secara otodidak melalui berbagai sumber. 4. Dapat meningkatkan kemampuan berpikir secara kritis. 5. Melalui literasi digital, pelajar atau mahasiswa dapat dengan mudah memperoleh referensi. Internet menjadi perpustakaan terbesar yang dapat dimanfaatkan kapan saja dan dimana saja. 6. Belajar lebih mudah dilakukan, kita bisa mempelajari sesuatu melalui aplikasi atau situs-situs yang ada di internet.7. Menghemat waktu dan biaya saat mencari informasi.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top