GURU PELITA BANGSA

Print Friendly and PDF

GURU PELITA BANGSA

Oleh : Nirmawati Saleh, S.Pd 

SDN No. 51 Dumbo Raya Kota Gorontalo

Nirmawati Saleh, S.Pd


       Pendidik merupakan pelita segala zaman, tanpa pendidik, niscaya manusia seperti binatang, sebab pendidikan adalah upaya mengeluarkan manusia dari sifat kebinatangan. Kedudukan guru sangatlah penting dalam pendidikan, tidak adanya guru, maka tak mungkin ada pendidikan. Karena itu, berbahagialah Anda yang berprofesi sebagai pendidik.

       Guru merupakan seorang profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak jalur pendidikan formal. Profesi guru dihubungkan dengan kualitas manusia yang dibentuknya. Dengan demikian, kepiawaian guru menjadi hal yang utama dalam menentukan kualitasnya. Namun, dewasa ini guru hanyalah sebagai formalitas pekerjaan saja karena ada banyak guru di Nusantara ini yang tidak profesional. Menjadi tantangan bagi saya untuk bisa menjaga kualitas diri dalam mengajar dengan terus meningkatkan diri dalam wawasan maupun teknologi.

       Guru sebagai pendidik menjadi tokoh panutan bagi para peserta didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan wibawa, guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Kedisiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten atas kesadaran profesional karena guru bertugas untuk mendisiplinkan peserta didik di dalam sekolah, terutama pada saat pembelajaran. Karena itu, menanamkan disiplin guru harus memulai dari diri sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.

       Peranan guru sebagai pengajar, setiap guru harus memberikan pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman lain diluar fungsi sekolah seperti perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang berupa tingkah laku pribadi, spiritual, dan memilih pekerjaan dimasyarakat, hasil belajar yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial serta tingkah laku sosial anak. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.

       Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari mengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran walaupun dalam suasana COVID-19 namun kita sebagai guru masih, menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak informasi tersedia dalam berbagai media, terus bimbing peserta didik kita baik dengan Aplikasi e-learning Mardrasah maupun Pembelajaran Berbasis Online lainnya. Karena itu dalam pembelajaran agar berlangsung dengan baik terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran, sebagai berikut: membuat ilustrasi, mendefinisikan, menganalisis, mensintesis, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyediakan media untuk mengkaji materi standar, menyesuaikan metode pembelajaran.

       Selain itu, proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan ketrampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Pelatihan yang dilakukan, disamping harus memperhatikan kompetensi dasar dan materi standar, juga harus memperhatikan perbedaan individual peserta didik dan lingkungannya.

       Guru juga sebagai agen pembaharuan yang mempengaruhi keputusan inovasi para peserta didik (sasaran) ke arah yang diharapkan. Dengan demikian sebagai agen pembaharuan, ia harus memperhatikan tiga tahapan yaitu tahap pertama invention (penemuan) yang meliputi penemuan hal-hal baru dalam aspek tertentu dalam pendidikan, tahap kedua development (pengembangan) meliputi saran alternatif pemecahan masalah, percobaan, penelitian, percobaan kembali, dan penilaian. Tahap ketiga adalah diffusion (penyebaran), mencakup penyebaran ide-ide baru kepada sasaran penerimanya.

       Peran guru sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka dapat menjadi contoh atau model baginya. Tingkah laku pendidik harus sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa, dan negara. Guru tidak hanya bicara saja, tetapi juga harus melakukann hal yang diujarkannya sehingga tidak ada istilah OD (omomg doang) atau NATO (no action, talk only). Seorang guru harus bisa berkedudukan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga mereka akan merasa lebih nyaman, tetapi tidak kurang ajar, tetap bisa menempatkan dirinya sebagai murid. Seorang guru tak hanya berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik saja, tetapi dia juga berinteraksi dengan teman sejawatnya yang juga guru. Tentunya, sebagai seorang rekan sejawat, teman seprofesi, dan kawan seperjuangan diharapkan dapat membantu kawannya yang memerlukan bantuan dalam mengembangkan kemampuannya. Bantuan dapat secara langsung melalui pertemuan-pertemuan resmi maupun pertemuan insidental.

       Hari Guru yang diperingati setiap tanggal 25 November setiap tahunnya dapat dijadikan indikator betapa pentingnya peran guru dalam abad global dan era reformasi saat ini. Itu berarti, komunitas dunia secara global mengakui kontribusi guru terhadap pembentukan sikap, perilaku, serta ketercapaian transfer of learning pada para peserta didik baik secara individu maupun kelompok.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top