PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Print Friendly and PDF

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Oleh : Linda Hastuti, S.Pd

Guru SDN 2 Gunungan, Manyaran, Wonogiri Jawa Tengah

Linda Hastuti, S.Pd


       Di dalam dunia pendidikan, karakter adalah salah satu hal yang harus diperhatikan oleh kita semua. Karakter adalah salah satu modal pembentuk pribadi yang baik, bijaksana, bertanggung jawab, jujur, dan dapat menghargai satu dengan yang lainnya. Agar dapat mengetahui lebih dalam terkait pendidikan karakter, lebih baiknya kita mengetahui arti dari pendidikan dan karakter terlebih dahulu. 

       Secara singkat, pendidikan adalah proses pembelajaran pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan dari diri manusia yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui proses sosialisasi. Karakter adalah sifat atau watak, akhlak ataupun kepribadian dari seseorang yang mereka pelajari dan lewat semasa mereka hidup. Keberadaan karakter berarti keberadaan fondasi dari soft skill yang justru lebih menunjang tingkat kesuksesan seseorang dalam hidupnya kelak. Hal ini adalah kemampuan yang harus dimiliki setiap manusia yang harus dibangun terus menerus.

       Pendidikan karakter secara formal adalah pendidikan yang sistematis dan terencana untuk mendidik, memberdayakan, dan mengembangkan peserta didik agar dapat maksimal dalam membangun karakter secara pribadi. Sehingga, individu dapat tumbuh menjadi individu yang bisa memberikan manfaat bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bangsa, dan negara. 

       Ki Hadjar Dewantara dalam bukunya “Karya Ki Hadjar Dewantara Bagian Ke-II A: Kebudajaan” menjelaskan lebih lanjut tentang bagaimana intisari dari pendidikan. Menurutnya, pendidikan adalah usaha kebudayaan yang ditujukan untuk memberi bimbingan dalam hidup, tumbuhnya jiwa raga anak agar bawaan lahiriah setiap individu dan pengaruh lingkungannya membuat pribadi mereka menuju adab kemanusiaan. Maksudnya adalah pendidikan diperuntukan untuk membentuk manusia agar menjadi beradab dan memanusiakan manusia.

       Penjelasan dari Ki Hadjar Dewantara di atas menegaskan bahwa pendidikan adalah sebuah tuntunan dalam hidup dan tumbuh kembang anak. Hal tersebut berarti bahwa hidup tumbuhnya anak terletak pada kecakapan atau kehendak dari pendidik. Setiap anak memiliki kekuatan dalam dirinya sendiri, memiliki pengalaman, dan kekayaan dalam diri setiap anaknya. Pendidik haruslah membimbing dan menguatkan apa yang di dalam diri setiap anak agar dapat memperbaiki tingkah lakunya, cara hidup, dan pertumbuhannya.

       Menurut Peraturan Presiden tentang penguatan pendidikan karakter (PPK) mengharuskan masyarakat untuk memperdalam dan nilai-nilai utama yakni, nasionalis, mandiri, religius, integritas, dan saling membantu atau gotong royong. Nilai-nilai yang dibawa tersebut diharapkan dapat diterapkan di setiap lini khususnya pada sistem pendidikan kita sekarang ini.

       Penguatan pendidikan karakter ini digalakkan karena perkembangan zaman serta teknologi yang semakin cepat. Sehingga, perlu penguatan dari dalam diri individu agar dapat terus berkembang juga tanpa adanya distorsi terhadap kebudayaan asli Indonesia. Pendidikan karakter juga menjaga agar pribadi bangsa tetap dalam karakter bangsa Indonesia.

       Pendidikan karakter seperti disebutkan di atas harus diterapkan pada setiap lini masyarakat. Sistem pembelajaran dalam pendidikan karakter ditekankan pada lembaga pendidikan agar dapat mempersiapkan peserta didik secara keilmuan mereka dan unggul dalam kepribadian. Lembaga pendidikan dituntut untuk menghasilkan peserta didik yang kuat dalam nilai-nilai moral, spiritual, dan tentunya dalam keilmuan mereka.

       Cara yang tepat untuk menumbuhkan pendidikan karakter diawali dengan kita paham bahwa masa depan anak ada di tangan pengajar. Maka dari itu apa yang kita lakukan akan ditiru dan dipelajari oleh mereka. Pembelajaran saling tolong menolong, akan diterapkan oleh anak dan menjadi kebiasaan mereka peduli kepada lingkungan sekitar. Hal ini bisa dilakukan dari hal paling terkecil seperti ketika ada pulpen teman jatuh, tolonglah ambilkan pulpen tersebut. Banyak hal kecil lagi yang dapat dimulai untuk membangun pendidikan karakter.

       Belajar saling menghargai dari hal terkecil juga dapat diterapkan kepada anak dengan cara mengapresiasi apa yang mereka dapat selesaikan, entah dalam hal pekerjaan, tugas, dsb. Hal di atas dapat menumbuhkan rasa toleransi dan menghargai perbedaan antara manusia.

      Bapak dan Ibu guru, salah satu mantan presiden Amerika Serikat Theodore Roosevelt memiliki pemikiran yang menarik terhadap adanya pendidikan karakter ini. Ia mengatakan bahwa "mendidik seseorang tanpa mendidik karakternya adalah cara mendidik yang menyebabkan ancaman terhadap lingkungan masyarakat". Artinya orang yang cerdas dan memiliki intelegensi yang tinggi, ketika memiliki moral dan karakter yang rendah, justru akan menyebabkan ancaman bagi lingkungan sekitarnya.

       Hal di atas disebabkan karena kurangnya moral dan rendahnya karakter individu. Ketika tingkat moral dan karakter individu rendah akan menyebabkan individu tersebut dapat berbuat kerusakan. Mereka akan melakukan apapun yang mereka mau tanpa memperdulikan lingkungan sekitar. Maka dari itu sangatlah penting bagi lingkungan sekolah untuk dapat menekankan pendidikan karakter dengan baik dan efisien. Sehingga menghasilkan lulusan yang cerdas, berkeilmuan tinggi, rendah hati, dan peduli dengan lingkungan.

       Secara umum, fungsi dari pendidikan karakter di sekolah adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian seseorang sehingga menjadi orang yang memiliki nilai moral yang tinggi, tinggi toleransi, berperilaku baik, dan berakhlak mulia. Kita selaku guru adalah penanggung jawab terbentuknya siswa yang akan menjadi manusia dewasa di kemudian hari.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top