Posted by CB Magazine on Jumat, 20 Juni 2025 |
Pendidikan
 |
Mahasiswa dan dosen UNS berfoto bersama narasumber di depan Tempat Penyimpanan Koleksi Naskah, Rabu (18/6/2025). (Foto: Muhammad Anas Wifaqul Azmi) |
TILIK NASKAH, Mahasiswa UNS Studi Lapangan ke Masjid Agung Keraton Surakarta
Surakarta- majalahlarise.com -Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) melaksanakan studi lapangan ke Masjid Agung Keraton Surakarta pada Rabu, 18 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk melihat secara langsung koleksi naskah kuno yang disimpan di kompleks masjid tersebut.
Koleksi naskah kuno tidak tersimpan di perpustakaan umum, melainkan berada di Pendopo Pimpinan Daerah Masjid Agung Keraton Surakarta. Sementara itu, perpustakaan masjid hanya menyimpan koleksi bacaan umum seperti buku, novel, dan puisi. Salah satu koleksi menarik yang tersedia adalah Al-Qur’an Jawi pemberian Keraton Surakarta Hadiningrat. Al-Qur’an tersebut ditulis dengan aksara Arab Pegon dan dicetak pada tahun 2020.
Menurut Yan Abi Krisna, pustakawan sekaligus pengelola media sosial Masjid Agung, terdapat lebih dari 125 naskah kuno yang disimpan di pendopo. Naskah-naskah tersebut diperkirakan berasal dari abad ke-15 dan ditulis oleh para ulama sebagai bahan ajar di lembaga pendidikan tradisional, atau ambal ulum. Mayoritas naskah menggunakan bahasa Arab Pegon dan ditulis di atas kertas impor dari Eropa.
“Masjid Agung dipasrahi untuk merawat naskah-naskah ini sejak sekitar tahun 1900-an. Saat ini, sudah ada lebih dari 125 naskah yang kami rawat,” ujar Yan Abi.
Sejak tahun 2015, proses digitalisasi naskah dilakukan secara bertahap melalui proyek konservasi yang melibatkan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Kementerian Agama. Proyek ini telah memasuki tahap ketiga pada tahun 2024 dan dilaksanakan selama satu minggu.
Perawatan fisik dilakukan dalam proyek ini untuk naskah yang mengalami kerusakan akibat usia seperti robek atau terpapar gas asam. Proses konservasi mencakup perendaman dalam larutan penetral asam, pelapisan dengan tisu Jepang, laminasi, hingga penjilidan ulang.
“Dari total 125 naskah, sebanyak 107 sudah terdigitalisasi. Dulu kami pernah melakukan digitalisasi sendiri, tetapi karena keterbatasan alat, hasilnya kurang maksimal,” lanjutnya.
Naskah digital sebagian besar disimpan dalam format PDF, meskipun kualitas gambarnya akan pecah saat diperbesar. Namun, beberapa koleksi telah dikonversi ke format flipbook berkat bantuan Perpustakaan Nasional, sehingga hasilnya lebih optimal. Meski demikian, tidak semua naskah dapat diselamatkan karena kondisinya sudah sangat lapuk.
“Sebenarnya dengan flipbook, hanya sekitar 50 persen isi naskah yang bisa diselamatkan. Sejak 2023, kami kembali menggunakan PDF untuk mempermudah akses,” tambahnya.
Untuk menjaga kelestarian naskah, suhu ruang penyimpanan dijaga stabil antara 22 hingga 23 derajat Celsius. Penggunaan pelembap dan perawatan antirayap juga dilakukan secara berkala setiap empat hingga enam bulan agar naskah tetap terhindar dari jamur dan serangga.
Kunjungan mahasiswa diakhiri dengan sesi melihat naskah-naskah digital yang tersedia melalui komputer perpustakaan Masjid Agung Keraton Surakarta. Upaya digitalisasi ini diharapkan tidak hanya menjaga kelestarian naskah, tetapi juga memudahkan masyarakat dalam mengakses warisan intelektual masa lampau. (Febriyanti Tri Wahyuningtyas/ Sofyan)
Baca juga: Mahasiswa ISI Solo dan Warga Desa Girimulyo Produksi Film Pendek Promosikan Wisata Lokal
Tidak ada komentar: