Mahasiswa ISI Surakarta Sukses Ciptakan Konten Edukatif lewat Meme Ilustrasi Maskot Badak Lembaga Sensor Film, Tembus 12 Ribu Views di TikTok!
Posted by CB Magazine on Jumat, 20 Juni 2025 |
Pendidikan
 |
Moh. Rafi Akbar, mahasiswa Desain Komunikasi Visual dari ISI Surakarta yang saat ini tengah menjalani program magang di Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia. |
Mahasiswa ISI Surakarta Sukses Ciptakan Konten Edukatif lewat Meme Ilustrasi Maskot Badak Lembaga Sensor Film, Tembus 12 Ribu Views di TikTok!
Jakarta- majalahlarise.com -Keberhasilan membanggakan diraih oleh Moh. Rafi Akbar, mahasiswa Desain Komunikasi Visual dari ISI Surakarta yang saat ini tengah menjalani program magang di Lembaga Sensor Film (LSF) Republik Indonesia. Pada 19 Mei 2025, tim media sosial LSF mengunggah konten edukatif berbasis maskot LSF “Badak” dalam format meme ilustrasi ke akun TikTok resmi mereka. Tak disangka, konten ilustrasi meme karya Rafi tersebut mencuri perhatian publik dan berhasil meraih lebih dari 12 ribu views dalam waktu singkat.
Konten tersebut merupakan bagian dari kampanye Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri sebuah inisiatif untuk mengedukasi masyarakat agar lebih sadar terhadap klasifikasi usia dalam tontonan. Uniknya, pendekatan yang digunakan kali ini adalah edukasi visual dengan gaya humor melalui meme dan karakter maskot, yang dinilai lebih dekat dan mudah diterima oleh generasi muda.
“Awalnya ide ini muncul dari obrolan ringan. Karena Rafi juga anak desain grafis, kami coba kembangkan ilustrasi maskot LSF badak jadi konten meme edukatif. Ternyata, responnya luar biasa,” ungkap Talitha Rahma mentor magang LSF.
Momen unggahan konten ini bertepatan dengan rilisnya film “Penggepungan di Bukit Duri” karya Joko Anwar, yang mendapat klasifikasi usia 17+. Di saat yang sama, ramai perbincangan publik tentang banyaknya anak-anak yang menonton film tersebut di bioskop, yang seharusnya tidak diperbolehkan. Hal ini membuat konten edukatif LSF menjadi sangat relevan dan kontekstual.
“Kami ingin maskot LSF bisa digunakan lebih kreatif untuk menyampaikan pesan. Melalui meme, ilustrasi ini mengajak masyarakat untuk lebih peduli soal klasifikasi usia yang sesuai dalam menonton film,” ujar Talitha Rahma.
Menurut tim media sosial LSF, faktor yang mendukung tingginya engagement konten ini adalah kombinasi antara momentum yang tepat, pendekatan visual yang lucu dan ringan, serta pesan edukasi yang dibungkus secara kreatif dan mudah dipahami. (Sofyan)
Tidak ada komentar: