MBKM Membangun Desa ISI Solo Sinergikan Potensi Komunitas di Karanganyar

Print Friendly and PDF

Mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) menginisiasi Forum Komunitas Kreatif dan Tematik. Bertempat di Pendopo Watu Gambir Park, Desa Karang, Karangpandan.


MBKM Membangun Desa ISI Solo Sinergikan Potensi Komunitas di Karanganyar

Solo- majalahlarise.com -13 mahasiswa Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Solo) menginisiasi Forum Komunitas Kreatif dan Tematik. Bertempat di Pendopo Watu Gambir Park, Desa Karang, Karangpandan pada hari Kamis 16 Mei 2024.

Kegiatan ini merupakan rangkaian awal dari program MBKM Membangun Desa yang dilaksanakan di desa dampingan laboratorium sosial perfilman tersebut. Hadir sebagai peserta kegiatan adalah komunitas komunitas dari berbagai bidang antara lain HIPMI Karanganyar, Komunitas Film (Kofika, Solo Documentary, Komunitas Video Karanganyar), Komunitas jeep wisata, Komunitas dokumentasi wisata, pokdarwis sekipan, komunitas Jaga Lawu, Relawan Karang, serta perwakilan dusun-dusun.

Adam Winter selaku Koordinator kegiatan Forum mengatakan tujuan dari kegiatan forum komunitas tersebut untuk memperkenalkan komunitas-komunitas di sekitar Desa Karang kepada Watu Gambir Park yang sedang dikembangkan pemerintah desa Karang selain sebagai destinasi wisata juga sebagai Creative Hub bagi komunitas-komunitas yang berada di Kabupaten Karanganyar. 

Baca juga: Pasar Tetuko Kepuhsari Manyaran Tingkatkan Perekonomian Masyarakat dan Lestarikan Budaya 

Kepala Desa Karang, Dwi Purwoto menyampaikan keberadaan Watu Gambir, diharapkan dapat menjadi ruang bertemunya berbagai komunitas kreatif dan tematik, sejalan program pemerintah desa membangun creatif hub yang terletak di sisi selatan danau Watu Gambir dan menghadap ke arah gunung Lawu.

Sebagai pemantik diskusi pada kegiatan tersebut Dirmawan Hatta, aktifis pendamping perfilman desa yang juga dikenal penulis skenario profesional, antara lain film Mei, Mangkujiwo dan Vina:Sebelum 7 hari, serta moderator Noor Aini P dari Lumbung Ilmu Pengetahuan.

Dalam kegiatan tersebut Dirmawan Hatta menggaris bawahi bahwa Film Desa memiliki gaya dan segmen tersendiri, sehingga dengan demikian memiliki bentuk yang dibangun dari perspektif masyarakat desa itu sendiri, yang diangkat dari persoalan-persoalan yang ada di desa itu sendiri. Film desa juga memiliki karakter kepenontonannya sendiri yang bersifat lebih komunal. Namun demikian bukan berarti film desa tidak dapat dikapitalisasi. Keberadaan Watu Gambir Park di desa Karang, merupakan aset yang mahal untuk dapat dikembangkan sebagai ruang menonton alternatif, misalnya penyelenggaraan festival atau jambore film yang saat ini banyak diminati masyarakat kota.

Titus Soepono Adji sebagai dosen pembimbing, menyampaikan Forum Komunitas ini adalah titik awal dari rangkaian kegiatan yang akan dikembangkan dalam bentuk Festival Film Ngarangka yang akan diselenggarakan pada bulan Juni 2024. Festival tersebut adalah sebuah simulasi festival film yang dapat dikembangkan sebagai model penyelenggaraan festival film desa yang melibatkan sinergi komunitas-komunitas desa yang akan dikembangkan pemerintah Desa Karang. (Sofyan)

Baca juga: SD Muhammadiyah PK Kottabarat Solo Juara Kompetisi Video Pendek di UGM


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top