Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan SMP Negeri 8 Surakarta

Print Friendly and PDF

Siswa dibimbing guru saat mendapatkan informasi tentang kependidikan.

Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan SMP Negeri 8 Surakarta

Solo- majalahlarise.com -Sekolah Siaga Kependudukan adalah sekolah yang mengintegrasikan pendidikan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga (PKKBPK) ke dalam beberapa mata pelajaran. Sekolah Siaga Kependudukan (SSK ) merupakan upaya memberikan wawasan kepada peserta didik agar mengetahui permasalahan kependudukan di sekitar lingkungan mereka.

Sedangkan tujuan Sekolah Siaga Kependudukan adalah memupuk kesadaran akan kondisi kependudukan di wilayah tempat tinggal masing-masing siswa. Menumbuhkan sikap bertanggungjawab dan perilaku adaptif dengan dinamika kependudukan. Mengembangkan sikap yang tepat dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah-masalah kependudukan kelak ketika mereka menjadi dewasa. 

Besarnya jumlah penduduk Indonesia tentu menimbulkan berbagai masalah, tidak saja masalah yang terkait dengan kuantitas penduduk yang akan berdampak langsung pada masalah ketersediaan pangan, perumahan, eksploitasi sumber daya alam, dan lain- lain, namun juga masalah yang terkait dengan kualitas penduduk, seperti masalah pendidikan, kesehatan, pendapatan, dan lain- lain.

Begitu banyaknya masalah kependudukan di Indonesia mengharuskan diupayakannya berbagai cara pengendalikannya, salah satunya adalah dengan hadirnya Sekolah Siaga Kependudukan (SSK), yaitu sekolah yang mengimplementasikan pendidikan kependudukan pada program-program pendidikan, baik dalam program Intrakurikuler maupun Ekstrakurikuler.

Dipilihnya sekolah, salah satu alasannya karena sekolah merupakan agen perubahan (agent of change). Dengan sasaran siswa, diharapkan tumbuh ‘sense kependudukan’ sejak dini. SSK ini terkait dengan ‘Genre’ yaitu gerakan berencana dan PIK- R yaitu Pusat Informasi dan Konseling Remaja yang sudah digulirkan lebih dulu.

Cara ini dikenal dengan Beyond family planning, yang tokohnya adalah Berelson. Bernard Berelson mengenalkan kebijakan ini mendasarkan pada dalil bahwa masalah kependudukan adalah sangat mendesak sehingga jika tidak diselesaikan akan menimbulkan akibat di berbagai bidang kehidupan termasuk kesejahteraan penduduk, oleh karenanya perlu aksi nyata yang lebih diperluas jangkauannya dari pada keluarga berencana. Gagasan ini ketika diterapkan harus memperhatikan berbagai aspek misal dana, kultur, etika dan sebagainya. Salah satu aksinya adalah lewat pendidikan kependudukan di sekolah, yang menjadi calon generasi penerus yang intelek dan sekaligus menjadi komponen pertumbuhan penduduk.

Pendidikan kependudukan sendiri merupakan upaya terencana dan sistematis dari dua atau lebih pemangku kepentingan untuk membantu masyarakat agar memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang kondisi kependudukan serta keterkaitan timbal balik antara perkembangan kependudukan yaitu kelahiran, kematian, perpindahan serta kualitas penduduk dengan kehidupan sosial, ekonomi, kemasyarakatan, dan lingkungan hidup sehingga mereka memiliki perilaku yang bertanggungjawab dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi sekarang dan mendatang. Berbasis pengetahuan, kemudian pemahaman maslah kependudukan secara menyeluruh, maka diharapkan akan punya sikap dan perilaku yang mendukung keberhasilan kependudukan.

Baca juga: Pesan Damai dengan “Mawayang Hayu Bhuwana Macarita Jayabhaya” di Hari Wayang Dunia IX

Sekolah Siaga Kependudukan SMP Negeri 8 Surakarta dibawah pimpinan Triad Suparman, M.Pd. berdiri sekitar bulan September Tahun 2023. Sejak adanya undangan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), untuk penandatanganan komitmen bersama dan mengikuti workshop Sekolah Siaga Kependudukan  bagi Kepala Sekolah dan pendamping SSK se Kota Surakarta. 

Selanjutnya Kepala Sekolah, Triad Suparman, M.Pd. dalam Sosialisasi Sekolah Siaga Kependudukan, Kamis, 2 November 2023 di Ruang Guru menyampaikan agar sekolah membuat pojok Sekolah Siaga Kependudukan. Sejak saat itulah dengan dukungan Kepala Sekolah, Guru/ Pendidik merealisasikan Pojok Sekolah Siaga Kependudukan yang akan dipakai untuk memberikan wawasan kepada peserta didik dan merupakan salah satu sumber belajar/ sarana bagi peserta didik dalam membentuk generasi keluarga berencana serta memahami permasalahan kependudukan.

SMP Negeri 8 Surakarta merupakan salah satu SMP di kota Surakarta yang baru saja menerima piagam Sekolah Adiwiyata Mandiri dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan pada tahun 2023 ini. Dalam perjalanan kedepannya, SSK Depanska akan bermitra dengan Perwakilan BKKBN kota Surakarta.

Implementasi pendidikan kependudukan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain Integrasi Pendidikan Kependudukan dalam mata pelajaran. Materi Kependudukan yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sudah direncanakan dalam Silabus, kemudian di break down dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sampai dimasukkan dalam instrumen penilaian.

Guru mencermati masalah kependudukan apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya pelajaran Biologi pada saat menyampaikan materi reproduksi, dapat mengintegrasikan masalah reproduksi sehat remaja. Dari penyisipan topik tersebut diharap siswa mempunyai pengetahuan tentang reproduksi yang sehat bagi remaja sehingga diharapkan mereka tidak akan melakukan hal- hal yang merugikan dirinya, juga resiko terhadap masalah kependudukan, seperti pergaulan bebas yang dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan/ KTD, pernikahan dini, dan lain- lain. 

Harapannya mereka akan memiliki sikap yang baik dalam merencanakan pembentukan keluarga, pada saat yang tepat, ketika usianya sudah matang, ketika sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sehingga secara fisik, mental maupun finansial mampu menjaga keberlangsungan keluarga yang dibina sehingga anak yang dilahirkan akan memiliki kualitas yang baik. 

Pelajaran di SMP yang sarat dengan permasalahan kependudukan adalah Pelajaran Geografi, tanpa menyisipkan, ada materi dalam pelajaran geografi yang membahas masalah kependudukan, seperti masalah kelahiran, kematian, perpindahan/ migrasi penduduk dibahas secara mendalam. Juga masalah kualitas penduduk yang terkait dengan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan penduduk. 

Masalah- masalah lain yang penting dalam kependudukan lainnya, seperti bonus demografi, harapan hidup, angka ketergantungan, komposisi penduduk, dan masih banyak lainnya. Untuk mata pelajaran yang lain, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Agama, Sosiologi, Sejarah , PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Seni Budaya sampai Muatan Lokal (Bahasa Jawa)  harus mencari materi kependudukan yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Hal ini menuntut kejelian dari guru yang bersangkutan.

Dan untuk mendukung program sekolah siaga kependudukan ini, nantinya akan diadakan semacam workshop untuk meningkatkan kemampuan guru SMP Negeri 8 Surakarta dalam mengintegrasikan masalah kependudukan dalam semua mata pelajaran. Integrasi masalah Kependudukan ke dalam kegiatan Ekstrakurikuler, seperti pada Ekstrakurikuler Pramuka, PMR, Kader SSK, dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yang bisa disisipi materi kependudukan.

Menurut Waka Kesiswaan sekaligus Ketua SSK, Wahyu Prihatin Sayekti, S.Pd. menyampaikan langsung dalam sosialisasi bahwa adanya Pojok Kependudukan (population corner) yang saat ini masih meminjam ruang Perpustakaan Andala SMP Negeri 8 Surakarta. Sementara disinilah nantinya merupakan area yang disediakan sebagai upaya menyajikan berbagai informasi kependudukan dalam berbagai versi, seperti mading, poster, buku- buku kependudukan, majalah, buletin, leaflet, brosur, sampai alat permainan ‘ular tangga’ dengan topik- topik kependudukan, juga film yang berisi pesan- pesan terkait kependudukan. Pojok Kependudukan juga dijadikan sebagai area Kader SSK dalam berkegiatan, seperti rapat, diskusi, sampai konseling teman sebaya seputar permasalahan remaja.

Perlu diketahui bahwa Sekolah Siaga Kependudukan merupakan sekolah yang dalam proses pembelajarannya mengintegrasikan pendidikan kependudukan ke dalam semua mata pelajaran. Perlu kita sadari bahwa kita sebagai manusia sebagai pelaku utama dalam kehidupan di dunia ini selalu mempunyai berbagai persoalan baik yang bersifat individu maupun kelompok. Dalam rangka membekali peserta didik untuk menyelesaikan permasalah-permasalah tersebut terkait dengan kehidupan manusia yang merupakan bagian dari permasalah kependudukan makanya diperlukan informasi-informasi yang mendukung berbagai kehidupan manusia untuk menjadi dasar dalam manusia melakukan aktifitas di kehidupan dunia ini.

Pojok Kependudukan bagian yang tidak terpisahkan dari Sekolah Siaga Kependudukan. Pojok kependudukan merupakan sarana dan prasarana peserta didik untuk membaca atau berliterasi tentang materi-materi terkait dengan pendidikan kependudukan serta permasalahan-permasalahan kependudukan. Ada kalanya pojok kependudukan sebagai tempat untuk sharing atau berdiskusi antar peserta didik satu dengan yang lain atau bisa juga hanya sebagai tempat ngobrol untuk menentukan kegiatan PIK R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja) yang ada.

Fenomena kependudukan bonus demografi tersebut harus disiapkan dan diantisipasi dari mulai sekarang, diantaranya dengan membentuk generasi SMP Negeri 8 Surakarta yang berkualitas, supaya mampu bersaing di berbagai bidang dan membawa keberkahan, bukan menjadi bencana bagi lingkungan.

Disamping itu, juga dapat mendorong generasi muda dan peserta didik SMP Negeri 8 Surakarta, untuk senantiasa berupaya optimal menumbuhkan dan mengembangkan potensi dirinya masing-masing. Maksud dan tujuannya supaya dapat menjadi generasi penerus yang berkualitas, serta memiliki pemahaman, sikap dan perilaku yang baik, serta pengetahuan dan wawasan tentang kependudukan dan KB, termasuk permukiman dan sanitasi, serta waktu atau usia menikah.

Diharapkan setelah memiliki pengetahuan tentang hal- hal tersebut di atas, siswa dapat bertindak yang benar, sehingga tidak melakukan hal- hal yang tidak diinginkan. Disamping itu, sedini mungkin mereka dibekali dengan penguatan masalah kependudukan, agar bisa membantu pemerintah dalam kontribusinya menyelesaikan berbagai permasalahan kependudukan pada suatu saat nanti.

Semoga dengan kegiatan Sekolah Siaga Kependudukan dapat mengantarkan siswa-siswa SMP Negeri 8 Surakarta memiliki ‘sense of kependudukan’ sehingga mampu berpartisipasi dalam meminimalisir permasalahan kependudukan yang ada di lingkungannya pada khususnya dan di Indonesia pada umumnya, juga menyiapkan diri menyongsong generasi yang lebih berkualitas. (Sofyan)

Baca juga: Tim Pembedayaan Masyarakat oleh Mahasiswa Unisri Serahkan Bantuan Tractor bagi Desa Wonoharjo



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top