PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

Print Friendly and PDF

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PADA PEMBELAJARAN BAHASA JAWA

Oleh: Suci Wahyuni, S.Pd

Guru Bahasa Jawa SMA Negeri 1 Sidoharjo Wonogiri Jawa Tengah 

Suci Wahyuni, S.Pd


       Pada pelaksanaan pembelajaran di kelas guru akan berhadapan dengan beragam peserta didik dengan latar belakang keluarga, lingkungan, bakat, minat, kemampuan dalam penerimaan pembelajaran serta gaya belajar yang berbeda pula. Memang bukan hal yang mudah untuk melayani kebutuhan peserta didik dengan berbagai keragamannya. Namun inilah tantangan bagi guru untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

       Dalam kurikulum merdeka harapannya perbedaan kemampuan dan potensi setiap murid dapat difasilitasi dengan baik agar murid mendapatkan hak belajarnya dengan baik sebagai pembelajar sepanjang hayat dengan adanya pembelajaran terdeferensiasi. Guru harus menyiapkan perencanaan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan murid saat ini.  Di dalam pembelajaran guru membantu murid menemukan dan menumbuhkan motivasi internal agar dapat melalui pembelajaran di kelas dengan baik. Unsur kedekatan kenyamanan murid terhadap sosok guru merupakan modal utama dalam mewujudkan pembelajaran yang kondusif. 

       Pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat aspek  yaitu konten, proses, produk, dan lingkungan belajar di kelas. Konten adalah materi apa yang akan dipelajari oleh siswa di kelas. Diferensiasi konten, yaitu apa yang diajarkan pada peserta didik sebagai tanggapan dari kesiapan belajar peserta didik, minat atau model belajarnya atau bahkan bisa kombinasi dari ketiga aspek tersebut. Diferensiasi proses, yaitu proses yang dialami murid baik secara kelompok maupun individu sebagai kegiatan yang bermakna bagi murid sebagai pengalaman belajarnya di kelas. Diferensiasi produk,  berupa hasil akhir yang kita harapkan dari proses pembelajaran, dengan memberikan tantangan atau keragaman variasi serta memilih produk apa yang diminatinya. 

       Dalam pembelajaran bahasa Jawa, guru harus bisa menyajikan materi dengan menarik menyenangkan dengan harapan menumbuhkan motivasi, menumbuhkan rasa memiliki dan menyadarkan bahwa murid berkembang dalam konteks budaya di sekitarnya. Membangun kesadaran bahwa setiap individu akan menghadapi konteks budaya dan kebiasaan dimana berada. Apalagi penggunaan ragam bahasa krama itu sangat penting dalam komunitas masyarakat Jawa karena bahasa Jawa sebagai identitas jatidiri orang Jawa. Kecakapan penggunaan ragam bahasa Jawa menjadi kebutuhan murid untuk menguasainya.  

       Dalam pembelajaran bahasa Jawa terintegrasi juga dengan pendidikan karakter yang sangat kuat. Materi unggah-ungguh bahasa Jawa yang isinya pembelajaran bagaimana setiap individu dapat berkomunikasi dengan siapa saja sesuai dengan penggunaan bahasa yang tepat dengan memperhatikan dengan siapa bicara (hubungan kekerabatan, kedudukan, umur, keakraban dan hubungan sosial lainnya) disertai dengan pemahaman bagaimana setiap individu untuk menghargai menghormati orang lain dan menempatkan diri dengan baik. Dengan pemahaman tentang materi tersebut maka akan menguatkan kecakapan murid secara sosial dan emosional. Materi unggah-ungguh bahasa Jawa ini memberikan penguatan karakter dalam penerapan etika pergaulan yang dilandasi sopan santun, rasa menghargai atau menghormati orang lain, rasa rendah hati, serta berkomunikasi yang selaras dengan situasi yang dihadapi. 

       Pembelajaran berdeferensiasi juga diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jawa. Mengingat meskipun hampir semua siswa dari keluarga Jawa namun pada kenyataannya pemahaman tentang unggah-ungguh bahasa Jawa masih sangat kurang, itu terlihat ketika guru mengadakan tes diagnostik. Murid mengalami kesulitan dalam penggunaan ragam bahasa krama secara benar karena tiap keluarga dan lingkungan tempat tinggal berbeda kualitas jika dijadikan sumber belajar dalam penggunaan bahasa krama. Maka dalam pembelajaran bisa dibuat kelompok sesuai dengan tingkat pemahamannya. Tiap kelompok dapat mengungkapkan penggunaan bahasa di lingkungannya. Menumbuhkan motivasi untuk belajar dan menggunakan ragam bahasa Jawa krama dimulai dari lingkungan sekolah, di rumah dan masyarakat. Membuat kelompok untuk bermain peran dalam penggunaan bahasa Jawa yang baik dengan tema yang sesuai dengan situasi yang ada di lingkungannya. Media audio video juga bisa dijadikan sebagai penyampai substansi materi yang lebih nyata dalam menampilkan contoh penggunaan ragam bahasa di situasi tertentu. Menganalisis isi video tentang penerapan ragam bahasa Jawa, membuat pemaparan dan kesimpulan untuk membantu pembelajaran siswa yang bermakna. Diakhir pembelajaran siswa diberikan tugas untuk membuat produk yang berisi tentang pemahaman dan penerapan unggah-ungguh bahasa Jawa.

       Hasil dari pembelajaran ini bisa berupa teks skenario percakapan, teks berupa komik, video bermain peran ataupun siswa tampil di depan teman temannya. Guru memberikan keleluasaan sesuai dengan kemampuan murid. Dengan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan pengaruh positif bagi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. 



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top