Mimpi dan Imajinasi sebagai Pemantik untuk Berliterasi dengan Ratulisa

Print Friendly and PDF

Mimpi dan Imajinasi  sebagai Pemantik untuk Berliterasi dengan Ratulisa 

     

Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.


"Kawan, mimpi dan imajinasi menjadi pemantik jiwa yang kaya dengan segala rasa, karsa, cipta, cerita, dan kenangan rindu di ujung senja dalam pelukan semesta"


       Semua orang pasti pernah bermimpi dan berimajinasi dalam segala konteks kehidupan. Hal ini menjadi salah satu pemantik untuk terus berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) bagi multigenerasi NKRI. Setiap mimpi akan menjadi tanda tanya dan rasa ingin tahu yang tinggi untuk mengetahui maksud dan jejak-jejaknya. Mimpi yang jelas dan nyata sering menjadi bayangan imajinasi nyata bagi para pemimpi yang sekadar menjadi halusinasi. Namun demikian tidak, bagi para pemimpi yang memiliki imajinasi tinggi dalam segala konteks semesta. Bagi mereka, mimpi dan imajinasi dapat menjadi pemantik untuk terus berliterasi dengan Ratulisa dan menghasilkan banyak karya literasi yang nyata, seperti opini, cerita pendek, cerita bersambung, naskah cerita, skenario film, novel, artikel jurnal, buku, modul, dan bahkan gagasan-gagasan besar lainnya untuk kemajuan dan kejayaan semesta sepanjang masa.

       Ada orang yang beranggapan bahwa mimpi dan imajinasi itu bunga tidur dan bualan semata. Manusia boleh memiliki keinginan, kemauan, kesungguhan, ketekunan, dan ketercapaian tujuan yang diimpikan dan diimajinasikan dalam segala konteks kesemestaan. Contohnya, seorang arsitek akan memanfaatkan reportoar model dan desainnya untuk dapat mengatur dan mengolah mimpi dan imajinasinya menjadi gambar yang memiliki inovasi, kreasi, kebaruan, hasil pengolahan ide, gagasan, pengalaman, masalah, kebhinekaan, dan segala mimpi imajinasi yang dialaminya untuk menemukan dan mewujudkan model kekinian yang diharapkan oleh pemesan gambarnya. Hasil mimpi dan imajinasi seorang arsitek akan berwujud gambar rumah, apartemen, gedung bertingkat, jembatan, dan aneka model lainnya dalam kebhinekaan semesta yang beraneka ragam. Dengan demikian, mimpi dan imajinasi akan tetap memiliki peran penting bagi setiap manusia untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya melalui proses literasi dengan Ratulisa dalam segala konteks kehidupan.

       Contoh lain, seorang guru dan dosen akan selalu bermimpi dan berimajinasi untuk dapat menjadi pemantik semangat peserta didiknya menjadi anak yang cerdas, baik budi pekertinya, dan terwujud cita-citanya dengan segala model dan karakteristiknya. Demikian juga, mimpi dan imajinasi orang tua kepada anak-anaknya, presiden kepada menteri-menterinya & rakyatnya, pemimpin kepada anak buahnya, sutradara kepada pemainnya, rector kepada dekannya, dekan kepada kaprodinya, kaprodi kepada dosennya, teman kepada sahabatnya, kakak kepada adiknya, dan aneka macam yang diciptakan sang pemilik semesta di dunia ini. Aneka mimpi dan imajinasi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Dengan aneka rasa, karsa, cipta yang berlandaskan niat yang tulus ikhlas untuk kemaslahatan maka akan lahir ide untuk terus berliterasi dengan Ratulisa dalam segala konteks kehidupan. Berliterasi bukan sekadar selebrasi untuk mengaktualisasikan diri dan reputasi dalam segala mimpi dan imajinasi yang menjadi ambisi untuk semesta. Mimpi dan imajinasi harus dikelola dan dikendalikan oleh diri sendiri sebagai pemilik dan pemegang kuasa atas mimpi dan imajinasi tersebut. Mimpi dan imajinasi yang dimaknai dan diperjuangkan dengan baik maka akan memberikan kebaikan dan kemaslahatan bagi umat sepanjang hayat. Wujudkan mimpi dan imajinasimu sebagai kekuatan dan keikhlasan dengan ikhtiar nyata dengan terus bersandar kepada-Nya tanpa putus asa.

       Kekuatan mimpi dan imajinasi harus terus diperjuangkan karena mimpi dan imajinasi akan terus menjadi investasi diri yang nyata untuk mewujudkan cita-cita sejati dalam berbagai model literasi dengan Ratulisa dan kesemestaannya bagi multigenerasi NKRI. Setiap anak manusia wajar ketika memiliki mimpi dan imajinasi setelah remaja, setelah sekolah, setelah kuliah, setelah lulus, setelah berumah tangga, setelah memiliki anak, setelah memiliki cucu, dan akhirnya kembali ke pelukan pemilik semesta. Itulah wujud nyata mimpi dan imajinasi manusia sang pemeluk semesta dengan segala cerita dan kenangan rindu di ujung senja. Kesadaran diri untuk tahu dan lebih banyak tahu akan mimpi dan imajinasi dari yang tidak ada, menjadi ada, dan tidak ada lagi harus terus dijadikan sebagai pemantik hidup dalam kehidupan dengan segala cerita dan aneka permasalahannya. Kehadiran mimpi dan imajinasi sebagai pemantik berliterasi dengan Ratulisa harus dapat dikendalikan dan diwujudkan dengan segala arah dengan delapan di- dalam pengembaraannya, yaitu: dilihat, didengar, dirasakan, dikenal, diceritakan, diimpikan, diimajinasikan, dan dikenang sepanjang masa dalam kerinduan di ujung senja.

       Keceriaan manusia saat menemukan bahagianya, kesedihan saat menemukan deritanya, dan kegalauan saat menemukan kerinduannya menjadi bukti nyata bahwa manusia memiliki kelebihan dan kekurangan dengan segala mimpi dan imajinasinya. Tidak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah milik sang penguasa semesta. Tugas manusia sebagai dai di bumi dalam kesemestaan yang memilki aneka cerita dan kenangan yang berbeda-beda tentu harus menjadi kesadaran tersendiri untuk dapat diwujudkan sebagai jejak-jejak keteladanan bagi multigenerasi NKRI. Setiap masa ada orang yang diunggulkan, direndahkan, dan dinistakan dengan segala situasi dan kondisinya atas kehendak sang pemilik semesta. Namun demikian segala cerita mimpi dan imajinasi harus dapat menjadi guru terbaik setelah ayah dan ibunya tercinta bagi setiap manusia sebagai teladan nyata yang diberikan pikiran dan akal sempurna dibandingkan makhluk lainnya di bumi. Mimpi dan imajinasi akan selalu hadir dalam segala konteks kehidupan dan boleh dimiliki siapa saja, di mana saja, dan kapan saja tanpa memandang pendidikan, pangkat, gelar, jabatan, kasta,  ketenaran dalam dunia maya dan nyata. Hidup sekali harus berarti, bermakna, dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat sepanjang hayat dalam kerinduan di ujung senja. 

       Sadar atau tidak sadar mimpi dan imajinasi itu akan pergi dengan jejak-jejaknya yang ditemukan oleh sejarawan, sastrawan, wisatawan, dermawan, jurnalis, dan penggiat literasi dengan Ratulisa dalam pelukan semesta. Segala ide yang menjulang tinggi sebagai perwujudan mimpi dan imajinasi juga akan sirna ditelan angin senja apabila tidak dapat diwujudkan dengan nilai kemaslahatan bagi umat sepanjang hayat secara nyata. Oleh karena itu, mimpi dan imajinasi yang dimiliki oleh setiap manusia harus dapat menjadi pemantik berliterasi dengan Ratulisa sepanjang masa dengan segala cerita, kenangan, dan jejak-jejak kemaslahatan yang nyata kala rindu di ujung senja saat duduk di tepian teluk Bima. Jauh memandang semesta yang muncul hanyalah mimpi dan imajinasi anak manusia yang harus tunduk dan taat pada pemilik semesta. Akhirnya, mimpi dan imajinasi itu menjelma dalam jejak-jejak nyata sebagai nasihat diri untuk terus bersilaturahmi, berliterasi dengan Ratulisa, dan berbagi ilmu sepanjang masa. Kawan, jadilah seperti bintang, bulan, dan matahari yang selalu menyinari bumi sepanjang hari, baik tampak maupun tidak tampak oleh manusia sepanjang masa kala rindu di ujung senja telah tiba.

“Kala rindu di ujung senja telah tiba maka mimpi dan imajinasi hanyalah kenangan yang akan dibawa oleh semesta kala mentari menuju ke peraduannya”

Teluk Bima NTB, 6 Oktober 2023


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top