Membangun Karakter Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia Abad XXI: Berbudaya, Berdaya Saing, dan Berjiwa Entrepreneur untuk Mendukung Implementasi MBKM bagi Multigenerasi NKRI

Print Friendly and PDF

Membangun Karakter Pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia Abad XXI: Berbudaya, Berdaya Saing, dan Berjiwa Entrepreneur untuk Mendukung Implementasi MBKM bagi Multigenerasi NKRI

   

Oleh: Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum.

Dosen PBSI FKIP UNS, Ketua Umum ADOBSI, & Penggiat Literasi Arfuzh Ratulisa

Email: rohmadi_dbe@yahoo.com/Youtube: M Rohmadi Ratulisa


Dr. Muhammad Rohmadi, S.S., M.Hum


"Kawan, kala senja begitu indah memesona telah membuka cermin semesta dalam genggamannya maka segala cerita dan kenangan akan tersimpan dalam hati sepanjang masa"


       Pendidik bahasa dan sastra Indonesia, baik guru dan dosen abad XXI yang sedang berbagi ilmu pada jenjang SD, SMP, SMA,MA,SMK, dan perguruan tinggi harus selalu adaptif dengan perubahan teknologi abad XXI. Perkembangan teknologi yang terus membuka ruang kesemestaan untuk cakrawala pengetahuan multigenerasi NKRI  harus menjadi media pengembangan diri dan pengetahuan pendidik bahasa dan sastra Indonesia era kekinian. Hal ini sebagai perwujudan nyata bagi semua pendidik bahasa dan sastra Indonesia abad XXI untuk menjadi teladan bukan sekadar memberi teladan dan menjadi contoh bukan sekadar memberi contoh  untuk membangun karakter yang baik dalam berbagai konteks kehidupan. Semua keteladanan tersebut dapat dilakukan dengan pembiasaan secara berkelanjutan berbagai karakter, seperti: beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kejujuran, integritas, mandiri, gotong royong, dan bekerja keras.

       Multigenerasi NKRI memerlukan guru dan dosen abad xxi yang siap berubah dan beradaptasi dalam segala konteks perubahan yang terjadi era digital. Guru dan dosen abad XXI harus memiliki kepekaan untuk membuka ruang diskusi, cakrawala berpikir, dan keberagaman konteks pembelajaran bagi peserta didiknya yang beragam, baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah, atas, dan perguruan tinggi. Implementasi model pembelajaran project based learning, problem based learning, dan case method harus menjadi prioritas dalam implementasi pembelajaran sebagai bentuk implementasi kurikulum berbasis hasil. Dengan demikian, kolaborasi guru dan dosen abad XXI bersama mahasiswa harus terus dilaksanakan. Hal ini sebagai bentuk perwujudan implementasi karakter dalam pembelajaran berbasis proyek profil pelajar Pancasila pada jenjang sekolah dasar, menengah, atas  dan implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di perguruan tinggi bagi multigenerasi NKRI.

       Guru dan dosen abad XXI harus menjadi teladan berbudaya dalam berbagai konteks kehidupan. Perwujudan karakter santun dan berbudaya yang harus ditunjukkan sebagai teladan bagi guru dan dosen bahasa dan sastra Indonesia abad XXI yakni sehat dan santun berbahasa. Hal ini merupakan komitmen guru dan dosen abad XXI untuk mengurai polusi budaya yang saat ini sudah semakin menjadi virus-virus negatif yang meracuni multigenerasi NKRI.  Upaya untuk membuka tabir polusi budaya di negeri ini harus dilakukan dengan penanaman karakter dan budi pekerti kepada anak didik sejak dini. Penanaman karakter tersebut harus dimulai dengan keteladanan guru dan dosen abad XXI dalam berbagai konteks pembelajaran dan kehidupan. Semangat untuk melaksanakan 5B: bersilaturahmi, berkomunikasi, berkolaborasi, beraksi, dan berliterasi dengan Ratulisa (rajin menulis dan membaca) untuk multigenerasi NKRI di istana Arfuzh Ratulisa akan dapat mewujudkan sikap sehat dan santun berbahasa dan berbudaya bagi peserta didik, mahasiswa, guru, dan dosen abad xxi. Kunci sukses untuk mewujudkan karakter tersebut bagi peserta didik, mahasiswa, guru, dan dosen abad xxi yakni keteladanan tanpa batas untuk kemaslahatan umat sepanjang hayat.

       Guru dan dosen abad XXI harus memiliki daya saing tinggi era revolusi industri 4.0 dan society 5.0. Hal ini sebagai perwujudan penguasaan teknologi abad XXI yang begitu lengkap dan menjadi media pengembangan diri secara mudah dan cepat dalam pembelajaran multigenerasi abad XXI. Guru dan dosen abad XXI harus adaptif, kreatif, inovatif, produktif, dan inspiratif untuk terus bergerak dan menggerakkan potensi yang dimiliki dan peserta didiknya. Aneka produk unggulan harus dihasilkan oleh guru dan dosen abad XXI dengan segala potensi dan keunggulan yang dimilikinya sebagai daya saing era teknologi. Komitmen guru dan dosen abad XXI untuk terus berkolaborasi mewujudkan mimpi dan imajinasi  menjadi keniscayaan. Guru dan dosen abad XXI menerapkan aneka model pembelajaran inovatif tentu akan membuka ruang-ruang kesemestaan peserta didik yang memerlukan pendampingan dan pembimbingan guru dan dosen abad XXI. Kompetensi hardskill dan softskill yang dimiliki guru dan dosen abad XXI yang selalu adaptif, kreatif, inovatif, kritis, dan produktif akan menjadi kunci keberhasilan memasuki era industri 4.0 dan society 5.0 sepanjang zaman.

Merujuk kebutuhan masa depan masyarakat abad XXI dan indikator kinerja utama (IKU) PT tahun 2023 bahwa PT harus menghasilkan sarjana sebagai berikut: (1) memiliki pekerjaan, (2) studi lanjut ke jenjang berikutnya, (3) menjadi wiraswasta/entrepreneur. Berdasarkan target tersebut maka guru dan dosen abad XXI harus memiliki jiwa entrepreneur dan menularkan virus-virus wirausaha tersebut kepada peserta didiknya. Upaya untuk mewujudkan peserta didik dan mahasiswa memiliki jiwa entrepreneur ini harus dilakukan sejak dini, yakni; (1) latihan pengenalan dan observasi dunia usaha dan perdagangan bagi anak-anak TK dan SD, (2) Saat SMP/MTs sudah mulai dilibatkan dengan wirausaha kecil-kecilan dengan membuat kelompok-kelompok usaha di sekolah setiap hari sabtu, (3) peserta didik SMA/MA/SMK mulai dikenalkan dengan perencanaan menyiapkan usaha kecil yang dapat direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti dengan hasil yang mulai dapat dinikmati oleh kelompok wirausahanya, (4) saat mahasiswa dilakukan penguatan dengan ikut magang wirausaha ke berbagai dunia usaha dan industri untuk menambah wawasan dan ide-ide baru untuk membuka aneka jenis wirausaha baru abad xxi berbasis digital, dan (5) saat lulus para sarjana diberikan pelatihan wirausaha kecil dan menengah berbasis digital dan pemberian startup modal dan pendampingan berwirausaha. Dengan Langkah-langkah secara bertahap sejak dini yang dilakukan oleh guru dan dosen abad xxi akan dapat membukakan ruang-ruang kesemestaan untuk berwiraswasta bagi multigenerasi NKRI secara bertahap dan berkelanjutan.

Akhirnya, guru dan dosen abad XXI khususnya pendidikan bahasa dan sastra Indonesia harus selalu belajar dan membelajarkan diri sepanjang hayat untuk menjadi teladan sebagai upaya membangun karakter peserta didik agar tetap sehat mentalnya, tangguh semangatnya, berbudaya dalam tindakannya, santun dalam berbahasa dan perilakunya, berdaya saing dalam berbagi konteks zaman kekinian, dan memiliki jiwa entrepreneur untuk dapat bersaing dalam perkembangan teknologi abad XXI. Semua langkah praktis ini apabila terimplementasi secara bertahap dan terus-menerus maka dapat mendukung implementasi MBKM secara komprehensif pada semua perguruan tinggi bagi multigenerasi NKRI. Hal ini telah dilakukan oleh prodi Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Prima (UNPRI) Medan yang telah mengirimkan mahasiswanya magang ke berbagai PBSI FKIP UNS, Penerbit Yuma Pustaka, Lembaga Literasi Arfuzh Ratulisa, dan   dunia usaha & industry lainnya di Sumatera Utara dan sekitarnya sebagai upaya pembentukan karakter kemandirian, berbudaya, berdaya saing, dan berwirausaha secara mandiri bagi seluruh mahasiswa PBSI FKIP UNPRI.  Hal ini didukung dengan berbagai pelatihan, diskusi terpimpin, dan pembekalan bagi mahasiswa dan dosen PBSI FKIP UNPRI yang dikoordinir oleh Mbak Dian selaku Dekan FKIP, Mbak Tika selaku Kaprodi Sarjana PBSI, Mas Esra selaku sekretaris prodi magister PBSI, dan Mbak Emiya Tarigan sebagai tendik FKIP UNPRI.  Semua kegiatan didukung bersama keluarga besar dosen pBSI dan kemitraan yang terjalin secara berkelanjutan. Silaturahmi dan kolaborasi yang terus dilakukan sebagai pembekalan karakter dan entrepreneur secara berkelanjutan ini akan dapat menjadi model dan teladan bagi prodi-prodi lainnya di seluruh wilayah NKRI. Selamat berjuang untuk memperjuangkan dan membekali kompetensi hardskill dan softskill bagi multigenrasi NKRI.

“Keheningan jiwa terpantik kesunyian dini hari yang memeluk semesta dengan segala kenangan dan keindahan yang begitu memesona sepanjang masa”  

PBSI FKIP Universitas Prima Medan, 12-13 September 2023


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top