PENGUNAAN TALKING BOOK MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA

Print Friendly and PDF

PENGUNAAN TALKING BOOK MATEMATIKA PADA SISWA TUNANETRA

Oleh: Aditya Eko Nugroho, S.Pd

SLB Negeri Jepara Jawa Tengah


Aditya Eko Nugroho, S.Pd



       Penggunaan simbol matematika Braille yang unik memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa tunanetra. Penyediaan buku Braille matematika memerlukan keahlian khusus yaitu keahlian konsep matematika dan kode Braille. Kelangkaan kompetensi inilah sebagai penyebab terbatasnya buku Braille Matematika. Belajar matematika dengan buku Braille bagi siswa tunanetra memerlukan waktu yang cukup lama dibanding dengan siswa awas dengan huruf cetak. Dalam memperoleh informasi melalui buku, siswa tunanetra yang memiliki kecepatan membaca tidak lebih dari sepertiga jika dibandingkan dengan siswa awas.

      Oleh sebab itu penulis memberikan alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah memanfaatkan audio fixation dalam belajar yaitu dengan buku audio matematika yang dilengkapi dengan tactual fixation melalui suplemen taktual matematika. Hal ini sesuai dengan konsep perkembangan digital yang melaju keranah pendidikan, dengan dikembangkannya audio fixation dapat memupuk keahlian siswa dalam bersaing di dunia digital. Tujuan buku audio utamanya adalah untuk membantu siswa tunanetra dan perkembangan selanjutnya sekarang buku audio banyak dinikmati oleh orang awas. karena dengan mempunyai buku audio, masyarakat bisa membaca buku tanpa harus membaca, yaitu dengan mendengarkan melalui tape mobil, di rumah, ataupun dalam perjalanan. Alternatif solusi inovatif ini didasarkan  pada pertimbangan bahwa para penyandang tunanetra ini telah kehilangan kemampuan visualnya dan selama  ini  mereka hanya mengandalkan indera peraba untuk buku Braille. Dengan kondisi yang  demikian ini, alternatif yang ditempuh  adalah optimalisasi penggunaan indera  pendengaran, yang salah satu diantaranya adalah media audiobook atau Talking Book.

       Talking Book adalah buku yang dapat “berbicara” yang merupakan hasil rekaman audio dari buku-buku pelajaran yang  dikemas dalam bentuk CD atau file. Untuk  menggunakannya, para siswa penyandang  tunanetra cukup mendengarkan rekaman audio yang berisi materi pelajaran. Siswa  penyandang tunanetra memungkinkan  untuk mendengarkan rekaman di bab, halaman, atau paragraf tertentu, atau dapat mengulang sesuai dengan yang diinginkan, Talking Book sendiri sebenarnya merupakan penyempurnaan dari model perekaman analog yang menggunakan pita kaset. Perekaman dalam bentuk kaset dianggap sudah tidak memungkinkan lagi karena dalam satu judul buku misalnya, membutuhkan jumlah kaset yang lebih banyak. Penggunaan buku braille untuk matematik dianggap akan membuat kesulitan baru bagi siswa tunanetra sehingga penggunaan talking book atau audio-math dapat membantu siswa dalam memahami penggunaan rumus-rumus yang ada di dalam konsep matematika.

      Dengan memanfaatkan media talking book dalam pembelajaran matematika dapat menciptakan lingkungan untuk memberikan, memperkaya, menginformasikan, membimbing dan mengajar mata pelajaran sepenuhnya dengan menciptakan lingkungan belajar dan juga mengembangkan keterampilan belajar mandiri untuk memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan serta membahas berbagai topik terkait.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top