PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Print Friendly and PDF

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH

Oleh: Gleni Takahegesang

SDN 04 Air Upas, Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat


Gleni Takahegesang


       Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, kerja keras dan sebagainya. (Thomas Lickona, 1991).

      Tema peringatan Hari pendidikan nasional tahun 2010 yang baru lalu dicanangkan oleh Mendiknas Muhammad Nuh adalah ”Pendidikan karakter untuk membangun Peradaban Bangsa”. Beliau mengatakan Pembangunan Karakter dan Pendidikan Karakter menjadi keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas, pendidikan juga untuk membangun budi pekerti dan sopan santun dalam kehidupan. Untuk merealisasikan tema tersebut lebih lanjut mendiknas mengemukakan pendidikan karakter akan diterapkan pada semua jenjang pendidikan mulai jenjang pendidikan SD sampai Perguruan Tinggi, namun porsinya akan lebih besar diberikan pada Sekolah Dasar (SD). Pendidikan karakter harus dimulai sejak dini yakni SD porsinya mencapai 60% dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya. Hal ini agar mudah diajarkan dan melekat di jiwa anak-anak itu hingga kelak ia dewasa. Lebih jauh Mendiknas menyatakan pada saat menjadi pembicara pada seminar Nasional “Pendidikan Karakter bangsa“ pada rapat pimpinan Program Pasca Sarjana LPTK seluruh Indonesia di Universitas negeri Medan “Pendidikan karakter harus dimulai dari SD karena jika karakter tidak terbentuk sejak dini maka akan susah untuk merubah karakter seseorang”.

       Dunia pendidikan diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi pembangunan karakter, sebab apa-apa yang terjadi dimasyarakat kita sebenarnya menyangkut masalah karakter, seperti kekerasan, korupsi, manipulasi, kebohongan-kebohongan dan perilaku menyimpang lainnya ,berangkat dari pendidikan. Oleh sebab itu melalui pendidikan pula karakter bangsa dapat diperbaiki dan dibentuk terutama Pembangunan karakter dan pendidikan mulai dari usia dini. Pembangunan karakter dan pendidikan karakter menjadi suatu keharusan karena pendidikan tidak hanya menjadikan peserta didik cerdas, juga mempunyai budi pekerti dan sopan santun sehingga keberadaannya sebagai anggota masyarakat menjadi bermakna baik bagi dirinya maupun orang lain.

      Pelaksanaan Pendidikan karakter di sekolah yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan karakter dikemukakan berbagai cara atau metode adalah bahwa Pertama, menggunakan metode pembidanan. Socrates dalam Ratna Megawangi mengemukakan perlunya formula 4 M dalam pendidikan karakter, yaitu: Mengetahui (knowing the good), mencintai (loving the good), menginginkan (desiring the good), dan mengerjakan (acting the good) kebaikan secara simultan dan berkesinambungan. Cara ini menunjukkan bahwa karakter adalah sesuatu yang dikerjakan berdasarkan kesadaran yang utuh. Sedangkan kesadaran utuh itu adalah sesuatu yang diketahui secara sadar, dicintainya, dan diinginkan. Dari kesadaran utuh ini, barulah tindakan dapat menghasilkan karakter yang utuh pula. Proses pengajaran yang bermula dari memberikan pengetahuan peserta didik tentang kebaikan, menggiring atau mengkondisikan agar peserta didik mencintai kebaikan tersebut, kemudian membangkitkan peserta didik agar menginginkan karakter yang diajarkan, dan terakhir mengondisikan peserta didik agar mengerjakan kebaikan secara sukarela, simultan dan berkesinambungan. Kedua, metode atau dengan cara pembiasaan. Pembiasaan merupakan alat pendidikan. Dalam pembiasaan peserta didik dipancing untuk menyadari karakter tertentu yang telah ditentukan, baru kemudian karakter yang telah disadari dan diinginkan itu dibiasakan dalam keseharian. Pembiasaan dimulai dengan menetapkan sikap atau tingkah laku atau karakter yang baik kemudian dilatihkan dan dibiasakan kepada peserta didik. Secara berproses, latihan-latihan yang dilakukan apabila diikuti dengan kesadaran dan mawas diri, lama kelamaan akan menyatu dalam kepribadian peserta didik dan itu menjadi karakter. Kebiasaan tersebut harus dilestarikan sehingga mempribadi atau menyatu dalam kehidupan peserta didik. 

       Pentingnya pendidikan karakter di sekolah sebagai tempat mendidik generasi penerus bangsa, hal ini berangkat dari kondisi objektif dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini telah terjadi penyimpangan-penyimpangan seperti kekerasan, korupsi, manipulasi, kebohongan-kebohongan, tidak adanya panutan dan keteladanan dikalangan para pemimpin, kepalsuan, pelanggaran dan pemutar balikan hukum, dan sebagainya. Hal ini mendorong dunia pendidikan untuk membentuk dari awal peserta didik sebagai manusia yang masih bersih untuk diberikan pendidikan karakter, walaupun sudah terlambat, tetapi lebih baik daripada tidak dimulai. Adapun pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah dilakukan dengan berbagai metode yang dapat dilakukan oleh guru atau lembaga pendidikan yaitu: Metode pembidangan yang diformulasikan melalui 4M, yaitu Mengetahui kebaikan (knowing the good), Mencintai kebaikan (loving the good), Menginginkan kebaikan (de siring the good), dan Mengerjakan kebaikan (acting the good). Selain metode tersebut, metode pendidikan karakter dilakukan melalui metode: Mengajarkan, Keteladanan, Menentukan prioritas, Praksis Prioritas, Metode Dialog Partisipatif dan Eksperimen serta Metode Naratif.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top