AJAK SISWA BERMAIN PERAN MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA MATERI CERITA WAYANG, PEMBELAJARAN MENJADI ASYIK, MENYENANGKAN, MOTIVASI DAN PENGETAHUAN SISWA MENINGKAT

Print Friendly and PDF

AJAK SISWA BERMAIN PERAN MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA MATERI CERITA WAYANG, PEMBELAJARAN MENJADI ASYIK, MENYENANGKAN, MOTIVASI DAN PENGETAHUAN SISWA MENINGKAT

Oleh : Heni Rahmawati, S.Pd.

Guru Bahasa Jawa SMP PGRI 7 Jatiroto Wonogiri Jawa Tengah


Heni Rahmawati, S.Pd.



       Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk meningkatkan dan menggali potensi yang ada dalam diri manusia, tidak hanya itu saja ada beberapa aspek yang dapat berkembang yaitu aspek kognitif, aspek psikomotorik dan aspek afektif. Menurut Kunandar (2007: 11). Dengan pendidikanlah seseorang dibekali dengan berbagai pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan tidak kalah pentingnya macam-macam tatanan hidup baik yang berupa norma-norma, aturan-aturan positif, dan sebagainya. 

       Pentingnya pendidikan bagi manusia dikarenakan pendidikan mampu memberikan ilmu pengetahuan yang luas. Manusia dapat berkembang menjadi apa yang dia inginkan. Ilmu juga dapat menjadikan manusia seperti apa yang di cita-citakan dan mampu bersaing dalam berbagai aspek kehidupan dengan manusia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang penting untuk meningkatkan sumber daya manusia.

       Sekolah yang merupakan penyelenggara pendidikan formal berguna mengembangkan sumber daya manusia. Dalam membentuk sumber daya manusia tersebut perlu adanya sebuah interaksi edukatif yakni terjadinya proses kegiatan belajar mengajar antara seorang guru dan siswa. Proses belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas tentu tak lepas dari adanya peran seorang guru, seorang guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugas mengajarnya apabila tujuan pembelajaran telah tercapai. Pendidikan menentukan terwujudnya keberhasilan peserta didik yang tidak lepas dari faktor penentu. Salah satu faktor penentu utamanya adalah kemampuan seorang guru dalam memilih dan menerapkan model, metode, strategi dan media pembelajaran dengan menyesuaikan materi dan kondisi siswa, sehingga tujuan pembelajaran tercapai termasuk pada mata pelajaran Bahasa Jawa.

       Bahasa Jawa merupakan salah satu dari berbagai bahasa daerah di Indonesia yang terus dilestarikan oleh pemerintah. Salah satu upaya pemerintah dalam melestarikan dengan mengajarkannya di lembaga pendidikan formal. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 37 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat muatan lokal (Mulyani, Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Daerah Dalam Kerangka Budaya. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008. Hal 18). Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan masing-masing daerah. Bahkan di propinsi Jawa Tengah menjadi mulok wajib bagi semua jenjang pendidikan. Oleh karena itu melalui pelajaran Bahasa Jawa yang telah diterapkan di sekolah  perlu kita dukung dan kita galakkan supaya budaya daerah tidak hilang ditelan oleh zaman. 

       Penulis sebagai guru kelas IX semester gasal tahun pelajaran 2022/2023 di SMP PGRI 7 Jatiroto Wonogiri, dalam menyampaikan materi selalu memperhatikan situasi dan kondisi siswa serta menyesuaikan materi yang di ajarkan guna mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Ketika menyampaikan materi ”Cerita Wayang”, khususnya pada pertemuan kedua penulis memilih menerapkan metode Role Playing. Metode ini diterapkan karena saat menyampaikan materi pada pertemuan pertama masih dijumpai beberapa siswa yang terlihat bosan jenuh dan kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran. Beberapa siswa terlihat kurang motivasi dan tidak aktif dalam belajar sehingga menurunkan pengetahuan, daya serap, pemahaman serta nilai hasil belajarnya. Penurunan akademik terlihat saat guru memberikan pertanyaan kepada seluruh siswa kelas IX sejumlah 11 anak terlihat hanya sekitar 76% yang mampu menguasai materi, menjawab dan mereka rata-rata mendapatkan nilai 80 di atas kktp. Sedang sisanya 24% anak belum mampu mendapatkan nilai kkm karena belum menguasai materi. Melihat kondisi di atas tentunya menjadikan keprihatinan bagi penulis. Setelah di evaluasi, usaha penulis dalam mengatasi masalah di atas yaitu mengganti metode sebelumnya dan menerapkan metode Role Playing pada pertemuan berikutnya,yang hasilnya ternyata mampu menciptakan situasi belajar menjadi asyik, menyenangkan dan materi mudah dipahami.

       Metode Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan,aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang  (Jill Hadfield,1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas. Selain itu role playing seringkali  dimasukkan sebagai suatu bentuk aktifitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain( Basri Syamsu,2000). Pada metode ini titik tekanannya terletak pada keterlibatan emosional dan pengamatan indera kedalam suatu situasi masalah yang secara nyata dihadapi, siswa diperlakukan sebagai subyek pembelajaran,secra aktif melakukan praktik-praktik.

       Adapun langkah-langkah pembelajaran yang telah diterapkan penulis yaitu: 1) Guru memotivasi siswa, menyampaikan tujuan dan proses pembelajaran. 2) Guru menyampaikan materi ajar kemudian mengidentifikasi masalah, menjelaskan, menafsirkan cerita,menjelaskan peran yang akan dimainkan. 3) Guru mendeskripsikan berbagai watak atau karakter siswa,apa yang mereka suka, bagaimana merasakan, dan apa yang harus dikerjakan, dan memberi kesempatan siswa untuk menjadi pemeran. 4) Guru menyusun tahap peran baru, pemeran menyusun garis-garis besar adegan yang akan dimainkan dengan berbicara yang sesuai materi. 5) Guru menyiapkan pengamat, pengamat ini harus dipersiapkan secara matang dan terlibat dalam cerita. 6) Pemeranan, siswa sudah mulai beraksi dan guru harus mengatur waktu dalam pemeranan. 7) Diskusi evaluasi, guru mengajak diskusi setelah diperankan dan memberi reward dan motivasi. 8) Guru memberi kesimpulan dan memberi penguatan dengan sesuai materi.

       Penerapan metode Role Playing pada materi di atas mampu menarik minat dan motivasi belajar siswa. Suasana pembelajaran yang asyik dan menyenangkan sangat memotivasi seluruh siswa untuk ikut terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran. Terlihat seluruh siswa menikmati pembelajaran sehingga pemahaman, pengetahuan, keterampilan serta hasil belajarnya menjadi meningkat. Saat diadakan ulangan harian seluruh siswa kelas IX sejumlah 11 anak mendapatkan nilai 90 melampaui batas minimal yang ditentukan. Peningkatan lain terlihat pada beberapa siswa yang mempunyai mental dan bakat dalam seni peran yang perlu diasah lagi.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top