BLENDED LEARNING PEMBELAJARAN MASA DEPAN

Print Friendly and PDF

BLENDED LEARNING PEMBELAJARAN MASA DEPAN

Oleh : Rinny Nursintiya

SD Negeri 2 Ngroto, Kismantoro, Wonogiri

Rinny Nursintiya


       Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi banyak bidang kehidupan, salah satunya adalah pendidikan. Setelah dua tahun dibiasakan belajar daring, kegiatan pembelajaran tatap muka telah dimulai kembali meskipun masih terbatas seiring dengan meredanya situasi pandemi Covid-19. Meski demikian, kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap infeksi virus Covid-19 yang saat ini memiliki banyak varian. Oleh karena itu, himbauan pemerintah terkait pedoman bagaimana menyelenggarakan kegiatan pembelajaran tatap muka harus diikuti oleh semua pihak. Bentuk peraturan rambu tersebut meliputi beberapa hal, antara lain: Protokol kesehatan yang harus mengikuti SOP jika terjadi sesuatu yang berkaitan dengan virus Covid-19 di sekolah mulai dari pelajaran tatap muka terbatas.

       Pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) berbeda dengan pembelajaran tatap muka sebelum pandemi. Dalam PTM terbatas satuan pendidikan boleh mengatur satu kelas hanya diisi oleh 25% hingga 50% murid dan kegiatan pembelajaran hanya dua jam serta satu minggu hanya dua kali pertemuan. Dalam melaksanakan PTMT, saat ini hampir semua institusi pendidikan menerapkan pembelajaran blended learning karena dianggap solusi terbaik di masa pemulihan pasca pandemi dan tidak menutup kemungkinan blended learning akan terus dipakai untuk masa depan. Sebagaimana pernyataan Nadiem Anwar Makarim selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Indonesia, “Hal ini tentu dapat dipahami, mengingat metode pembelajaran tatap muka adalah cara yang paling efektif karena melibatkan semua indera. Komunikasi dua arah akan terjalin sempurna sehingga penyampaian dan penerimaan pesan menjadi lebih efektif daripada melalui digital saja. Tetapi kita juga tidak boleh menutup mata dengan pentingnya kehadiran teknologi untuk kemajuan pendidikan, sehingga kombinasi keduanya adalah yang paling pas untuk diterapkan.”

       Blended learning diartikan sebagai pembelajaran campuran, merupakan perpaduan antara pembelajaran langsung (Synchronous) dan pembelajaran tidak langsung yang dapat dilakukan kapan saja secara mandiri (Asynchronous). Dalam pembelajaran Blended learning seorang guru tidak hanya dituntut mampu mengintegrasikan antara teknologi dengan pedagogi (metode ajar yang baik), tetapi harus mampu mengintegrasikan pengetahuan teknologi, pedagogi, dan konten (dan hubungannya satu sama lain) ke dalam praktik pengajaran. Sedangkan siswa dapat melakukan eksplorasi diri dimana saja, kapan saja dan dengan sumber belajar apa saja selama proses pembelajaran.

       Beberapa kelebihan blended learning adalah 1) lebih fleksibel, dalam arti guru dan siswa tidak harus datang ke kelas setiap hari karena dapat membuat kesepakatan terkait porsi pembelajaran, durasi pembelajaran, dan kesepakatan synchronous atau asynchronous. 2) siswa bebas untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online, 3) siswa dapat melakukan diskusi dan percakapan dengan guru atau siswa lain di mode luar tatap muka, 4) kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa di luar mode tatap muka dapat dikelola dan dikendalikan dengan baik oleh guru, 5) guru dapat meminta siswa untuk membaca materi atau mengikuti tes sebelum pembelajaran, 6) guru dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas learning management system (LMS), 7) guru dapat mengatur kuis, memberi balikan dan memanfaatkan hasil tes secara efektif, 8) siswa saling berbagi file dengan siswa lainnya. Dalam konteks ini blended learning merupakan pembelajaran yang paling signifikan disaat masa pasca pandemi seperti sekarang. 

       Di masa pandemi yang belum sepenuhnya berakhir, diperlukan inovasi di semua bidang agar bisa berjalan lancar meskipun tidak lagi sebebas dulu. Demikian pula dengan blended learning diharapkan dapat menjadi solusi yang tepat bagi dunia pendidikan. Penggunaan pembelajaran blended learning bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman yang bermakna dan mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa. Oleh karena itu, blended learning dipercaya sebagai solusi terbaik pembelajaran di masa pasca pandemi.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top