MENGAJARKAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR

Print Friendly and PDF

MENGAJARKAN PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR

Oleh: Suci Istiana Sari, S.Pd.

SD Negeri Tulis 01, Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang Jawa Tengah 


Suci Istiana Sari, S.Pd.


       Banyak penilaian atau pandangan yang keliru terhadap tugas guru pendidikan jasmani di sekolah baik ditingkat sekolah dasar (SD) hingga tingkat sekolah menengah atas (SMA) dimana sebagian masyarakat bahkan termasuk guru pendidikan jasmani itu sendiri menganggap tugasnya sebagai pelatih cabang olahraga yang diajarkan di sekolah seperti: bulutangkis, sepakbola, bola voli, bola basket dan cabang olahraga lainnya. Hal ini tentunya sudah keluar dari konsep Guru Pendidikan Jasmani itu sendiri, karena sesuai dengan tugas utamanya guru Pendidikan Jasmani adalah menyelenggarakan pendidikan melalui aktifitas fisik. Jadi tugas utama guru pendidikan jasmani bukanlah untuk meningkatkan atau meraih prestasi melainkan memberikan pengalaman gerak melalui proses pembelajaran sehingga peserta didik kaya akan simpanan motorik. Melalui pembelajaran PJOK siswa diharapkan memiliki kemampuan motorik, pengetahuan (kognitif) dan tingkah laku (afektif) yang baik. Jadi tugas utama guru penjas adalah memberikan pembelajaran bukan memberikan latihan.

       Dibeberapa negara di dunia, para guru olahraga mengajarkan anak-anak bagaimana cara bekerja sama supaya tidak gampang atau tidak mudah terpengaruh dalam konflik. Generasi penerus bangsa sudah dididik sejak dini untuk tidak terlibat dalam konflik yang bisa merusak kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selain itu, hal tersebut bertujuan agar pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) yang disajikan bisa menciptakan suasana belajar yang bersifat menyenangkan dan menarik badi anak-anak tentunya.

       Menurut Sukintaka (2000: 2), PJOK merupakan bagian integral dari pendidikan total yang mencoba mencapai tujuan mengembangkan kebugaran jasmani, mental, sosial, serta emosional bagi masyarakat dengan wahana aktivitas jasmani. Pendapat lain dari Wawan S. Suherman (2004: 23) PJOK adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, dan sikap sportif, kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

       Dalam paradigma baru, pendidikan olahraga terdapat lebih banyak praktik untuk mengingatkan dan mengajak anak-anak agar selalu merefleksikan nilai-nilai luhur dalam olahraga. Di samping itu, perlunya guru untuk selalu melakukan inovasi dalam pembelajaran agar bisa menarik bagi anak-anak. Untuk itu, penulis mencoba menyampaikan bagaimana strategi, tips, serta hal-hal yang perlu diperhatikan agar guru PJOK ketika mengajar anak SD dapat berjalan dengan baik dan menarik tentunya bagi anak-anak.

       Bekal utama yang harus kita miliki tidak lain dan tidak bukan adalah harus mengenali seluruh siswa. Minimal kita tahu siapa nama anak tersebut. Bila kita sudah tahu nama anak tersebut, tentunya kita akan mudah dalam mengidentifikasi, memberi perlakuan pada saat memberi materi di saat proses kegiatan belajar mengajar yang sedang berjalan.

       Cara yang kedua yaitu harus bisa masuk ke dunia mereka. Dunia anak di sini sangat identik dengan dunia bermain. Jadi kita harus siap untuk bermain dengan mereka. Sebagai guru PJOK, kita harus bijak, yaitu kita harus pandai-pandai untuk mengintegrasikan materi pelajaran kita dengan beberapa permainan yang sekiranya bisa dikombinasikan dengan proporsional.

       Tentunya kita juga sering mendapati anak-anak yang suka mengadu, meskipun menurut kita itu adalah hal yang sepele. Bila kita sebagai guru tidak segera merespons anak didik kita, maka anak kita akan menilai kita sebagai guru yang tidak perhatian. Maka dari itu kita harus pandai-pandai serta selalu siap dan waspada bila mana ada anak kita yang membutuhkan kita.

       Guru juga harus bisa berlaku adil kepada siswa. Berlaku adil di sini adalah memberikan perlakuan yang sama rata kepada seluruh peserta didik. Anak SD secara umum memiliki sifat yang sangat sensitif. Apalagi siswa kelas 1 dan kelas 2 SD. Mereka masih dalam tahapan untuk berlaku bijak kepada sesama. Jadi bila kita memberikan perlakuan yang kurang adil bagi mereka, maka mereka akan merasa sangat kurang diperhatikan, dan hasilnya adalah anak didik tersebut menjadi malas untuk mengikuti arahan guru.

       Anak didik kita terutama pada usia SD akan sangat senang sekali apabila mendapatkan penghargaan dari gurunya. Sekecil apa pun bentuk penghargaan kita kepada anak didik kita, pasti akan menambah semangat mereka dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya. Apalagi manakala siswa kita jika ada yang mendapatkan juara dalam even-even lomba, maka sudah barang tentu selayaknya kita memberikan reward khusus baik dari sekolah kita/ lembaga ataupun mungkin dari pribadi kita sebagai guru PJOK.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top