PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-10 MELALUI MEDIA KANTONG BILANGAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 1 DI SLB NEGERI JEPARA

Print Friendly and PDF

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BILANGAN 1-10 MELALUI MEDIA KANTONG BILANGAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 1 DI SLB NEGERI JEPARA

Oleh : Ghina Safira, S.Pd.

Guru SLB Negeri Jepara, Jawa Tengah


Ghina Safira, S.Pd.


       Matematika merupakan pelajaran yang sangat penting yang diajarkan di sekolah dan wajib diberikan atau disampaikan kepada peserta didik baik kelas dasar, menengah maupun atas. Begitu juga di dalam Pendidikan khusus atau sekolah luar biasa (SLB) pembelajaran matematika sangat penting karena bekal untuk peserta didik berkebutuhan khusus dalam mengenal konsep bilangan. Pembelajaran pengenalan angka atau bilangan diajarkan di kelas dasar 1 yang merupakan pengenalan konsep awal untuk mendalami dan menelaah matematika secara mendalam.

       Berdasarkan pengamatan peneliti, prestasi belajar matematika anak  tunarungu kelas dasar 1 di SLB Negeri Jepara dengan jumlah 5 anak dengan hambatan pendengaran. Pembelajaran matematika di kelas dasar 1 masih menggunakan media yang konvensional, sehingga daya tarik anak tunarungu dalam belajar matematika sangat kurang sehingga  nilai yang diperoleh mengenal bilangan masih di bawah KKM.

       Penelitian ini dilakukan di SLB Negeri Jepara pada anak tunarungu kelas dasar 1. Menurut Sutjihati Sumantri (1996:74), tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya, ditambahkan lagi bahwa  bahwa anak tunarungu adalah anak yang kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing) maupun  seluruhnya (deaf) yang menyebabkan pendengaran tidak memiliki nilai fungsional dalam kehidupan sehari-hari sehingga pengalaman sekitar diperoleh melalui indera penglihatan. Berdasarkan pengertian di atas maka anak tunarungu adalah anak yang mengalami hambatan kehilangan pendengaran sehingga berdampak pada penerimaan informasi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sutjihati Soemantri (1996:77) “pada umumya intelegensi anak tunarungu secara potensial sama dengan anak normal tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat perkembangan bahasanya, keterbatasan informasi dan kiranya daya abstraksi anak sehingga berdampak pada pembelajarannya”.

       Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan rangsangan dalam kegiatan belajar mengajar.

       Media kantong bilangan adalah media pembelajan untuk anak diusia awal yaitu sekitar 7-8 tahun.. Kantong bilangan berbentuk kantong-kantong dengan keterangan angka disetiap kantomngnya, dan anak tunarungu akan diminta memasukkan benda kedalam kantong bilangan sesuai jumlah angka yang ada di kantong bilangan.

       Dalam penelitian ini peneliti merumuskan kerangka berfikir sebagai berikut prestasi belajar mengenal bilangan 1-10 kelas dasar 1 di SLB Negeri Jepara relatif rendah dikarenakan guru belum menggunakan media yang menarik perhatian anak tunarungu sehingga guru menggunakan media kantong bilangan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bilangan 1-10.

       Penelitian ini dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Januari tahun 2022. Kegiatan yang dilakukan yaitu melaksanakan kegiatan pra tindakan, kemudian siklus I sebanyak 3 kali pertemuan, kemudian siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Penelitian dilakukan diruang kelas dasar 1 di SLB Negeri Jepara. Subjek penelitian adalah 5 anak tunarungu yaitu subjek FT, AD, RB, KY, dan FR dan mengalami hambatan pendengaran. 

       Pada penelitian yang diperoleh subjek FT  mengalami peningkatan dari hasil pra tindakan 40 menjadi 70 pada pasca tindakan siklus I dan menjadi 80 pada pasca tindakan siklus II. Nilai yang diperoleh subjek AD dari hasil pra tindakan 50 menjadi 80 pada pasca tindakan siklus I dan menjadi 90 pada pasca tindakan siklus II. Nilai yang diperoleh subjek RB dari hasil pra tindakan 50 menjadi 70 pada pasca tindakan siklus I dan menjadi 90 pada pasca tindakan siklus II. Nilai yang diperoleh subjek KY dari hasil pra tindakan 50 menjadi 80 pada pasca tindakan siklus I dan menjadi 90 pada pasca tindakan siklus II. Nilai yang diperoleh subjek FR dari hasil pra tindakan 30 menjadi 60 pada pasca tindakan siklus I dan menjadi 80 pada pasca tindakan siklus II.

       Berdasarkan penelitian yang dilakukan anak tunarungu memiliki ketertarikan dan antusias yang besar ketika belajar mengenal angka 1-10 menggunakan media kantong bilangan. Hal tersebut dibuktikan dengan semangat, dan keaktifan anak tuanrungu dalam proses kegiatan belajar mengajar. Nilai yang dihasilkan 5 subjek anak tuanrungu kelas dasar 1 di SLB Negeri Jepara dalam mengenal bilangan 1-10 mengalami peningkatan.

       Adapun saran dari penelitian yang sudah dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Kepala sekolah lebih banyak memberikan motivasi kepada guru dalam kegiatan belajar mengajar, 2) Guru sebaiknya menggali inovasi dan kreatifitas dalam menciptakan media atau alat peraga dalam pembelajaran.



Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top