PENERAPAN METODE DRTA BERBANTU VIDEO EDUKASI PADA MATERI TEKS PROSEDUR MAMPU MENGASAH PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR

Print Friendly and PDF

PENERAPAN METODE DRTA BERBANTU VIDEO EDUKASI PADA MATERI TEKS PROSEDUR MAMPU MENGASAH  PENGETAHUAN, PEMAHAMAN, KETERAMPILAN DAN HASIL BELAJAR

Oleh: Endang Wijiastuti, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 5 Klaten Jawa Tengah


Endang Wijiastuti, S.Pd.


       Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kemampuan berfikir seseorang khususnya generasi-generasi muda sebagai penerus bangsa. Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu memiliki dan mencerahkan  problem pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan yang berkualitas ditopang oleh empat pilar yaitu 1) Learning to know. 2) Learning to do. 3) Learning to live togerher. 4) Learning be. 

       Dalam unsur-unsur pendidikan terdapat interaksi yang tidak dapat dipisahkan yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik melalui proses pembelajaran di sekolah. Siswa merupakan subyek yang memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Oleh sebab itu dalam proses pembelajaran siswa harus diberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan pengetahuannya. Sedangkan peran guru saat pembelajaran di kelas tak kalah penting, karena melalui ilmu yang dimiliki, seorang guru harus mampu mentransfer ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan tepat agar siswa mendapatkan bekal ilmu yang diharapkan salah satunya pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

       Di lingkungan sekolah bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peran penting dalam dunia pendidikan. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Mata pelajaran ini wajib diberikan kepada siswa tak terkecuali pada jenjang SMP. Salah satu tujuan pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan siswa agar mampu berkomunikasi dalam bahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis (Depdiknas, 2003: 1).

       Guru sebagai pekerja profesional harus mampu berperan sebagai desainer (perencana), implementor (pelaksana), dan evaluator (penilai). Di era globalisasi seperti sekarang ini menuntut setiap guru untuk mempersiapkan sumber daya yang handal terutama dalam pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai saran dalam menyampaikan materi ajarnya. Dalam hal ini guru sangat diperlukan dalam menguasai teknologi komunikasi maupun dalam berinteraksi secara langsung dengan peserta didiknya. Guru harus  mau melihat masalah, mengevaluasi pembelajaran serta cara mengatasinya melalui kreativitasnya. Kreativitas guru dalam menerapkan strategi, metode, model pembelajaran harus dapat memunculkan dan mengembangkan upaya menciptakan proses pembelajaran yang baik dan berkualitas. Menurut Sudjana metode adalah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya belajar, (Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses belajar Mengajar,Bandung sinar Baru Algesindo,1995).

       Penulis sebagai guru bahasa Indonesia kelas VII A semester genap tahun pelajaran 2022/2023 di SMP Negeri 5 Klaten dalam melaksanakan pembelajaran di kelas selalu berinovasi dan berkolaborasi serta memanfaatkan media berbasis informasi teknologi. Seperti pada saat penulis menyampaikan materi ”Teks Prosedur“ penulis memilih menerapkan metode DRTA dan memanfaatkan video edukasi dengan tujuan agar menarik perhatian, mudah dipelajari, mudah dipahami sehingga meningkatkan nilai hasil belajarnya. Alasan lain pemilihan strategi di atas karena pada penyampaian materi pada pertemuan pertama banyak kendala sehingga pembelajaran berjalan kurang maksimal dan berpengaruh pada motivasi belajar, daya serap pengetahuan, pemahaman, kedisiplinan  dan hasil belajar yang menurun. Penurunan pengetahuan terbukti saat  guru mencoba memberikan soal pertanyaan pada seluruh peserta didik kelas VII A berjumlah 32 anak hanya 70 % siswa yang aktif, paham dan mampu menjawab soal dengan mendapat nilai rata-rata 82, sedangkan 30% siswa belum belum menguasai dan memahami materi yang diajarkan sehingga nilainya di bawah kktp. Setelah melalui evaluasi ditemukan bahwa metode pembelajaran kurang tepat sehingga penyampaian materi kurang menarik. Untuk mengatasi permasalahan di atas pada pertemuan selanjutnya penulis berusaha lebih inovatif dalam memilih strategi dan mengawal proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

      DRTA (Directed Reading-Thinking Activity)  adalah strategi pembelajaran yang memandu peserta didik  melalui membaca, membuat prediksi, membaca ulang, dan mengkonfirmasikan atau menyesuaikan kembali prediksi. Strategi ini untuk membantu mereka dalam pengembangan pemahaman bacaan (teks narasi) dan kemampuan berpikir kritis (Wiesendanger, 2001). Strategi ini melibatkan para peserta didik dalam memprediksi apa isi cerita yang di pikirkan mereka. Strategi ini berupa kegiatan dalam siklus yang meliputi: memprediksi, membaca, dan membuktikan karena kegiatan membaca adalah kegiatan berpikir, yang melibatkan pembaca menggunakan pengalaman sendiri untuk merekonstruksi ide-ide penulis. Strategi ini dapat digunakan untuk setiap tingkat pembaca dalam kelompok atau individu, dengan teks narasi dan teks eksposisi. Agnew dan Kellerman (1996) mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Sedangkan Video Edukasi yang digunakan penulis merupakan video pembelajaran yang dibuat sendiri oleh penulis dengan mengambil dari berbagai sumber yang relevan kemudian isi tampilan dibuat lebih menarik agar memudahkan siswa dalam mempelajari materi, memahami, terampil dalam meniru sehingga tujuan pembelajaran tercapai. 

       Langkah-langkah penerapan pembelajarannya adalah 1] Guru mulai mengajar dengan berdoa, apersepsi dan menyampaikan tujuan serta proses pembelajaran yang akan berlangsung. 2] Untuk menarik perhatian, guru memutar video edukasi yang telah disiapkan di layar proyektor kemudian penulis memaparkan point materi. 3] Guru memberikan berupa salinan bacaan kemudian meminta peserta didik untuk mempelajari judul dan materi. Selanjutnya guru menyuruh mereka untuk mengerjakan tugas. 4] Guru meminta peserta didik untuk mengajukan kalimat atau kata- kata istilah yang sulit dan belum dipahami. 5] Guru mengarahkan mereka untuk membaca dalam hati  untuk mencari makna dan memeriksa prediksi mereka. Guru memastikan bahwa mereka membaca dan mengarahkan mereka yang membutuhkan bantuan pada kalimat atau soal yang mungkin sulit dipahami, kemudian melakukan pengulangan. 6] Guru mendorong  untuk menyaring ide-ide mereka dan untuk memprediksi-membaca-membuktikan. 7] Di akhir kegiatan guru memberikan tugas untuk membaca dan mengajak peserta didik untuk merangkum kemudian memberikan penguatan, motivasi dan apresiasi. 

       Penerapan metode DRTA dan pemanfaatan media berupa video Edukasi mampu menarik perhatian peserta didik sehingga memacu motivasi dan aktivitas dalam mengikuti pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini seluruh peserta didik diajak untuk berpartisipasi dalam mengeluarkan ide pendapatnya sehingga mampu mengasah dan melatih untuk berfikir kritis analitis. Kondisi di atas tentunya berdampak juga pada peningkatan daya serap pengetahuan, penguasaan materi, pemahaman, keterampilan maupun hasil belajarnya. Peningkatan hasil belajar diketahui setelah diadakan ulangan harian pada seluruh peserta didik kelas VIII A dengan jumlah 32 anak, semuanya telah meningkat menjadi 100% dengan mendapatkan nilai rata-rata 90 melampaui batas minimal kktp. Peningkatan yang lain terlihat pada kedisiplinan belajar dan aktif dalam literasi dengan memanfaatkan teknologi informasi.


Tidak ada komentar:

Write a Comment


Top